HT Ingin MNC Bank Jadi Leader Perbankan RI
A
A
A
JAKARTA - Chief Executive Officer (CEO) MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) berkeinginan agar PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) atau MNC Bank menjadi pemimpin (leader) dari industri perbankan di Tanah Air.
Dia mengatakan, MNC Bank harus tumbuh lebih cepat dari industri perbankan lain di Indonesia. Bahkan, jika industri perbankan lain mematok target pertumbuhan sebesar 5%, maka perseroan ditargetkan dapat tumbuh 30%. (Baca: Kinerja Melesat, MNC Bank Ingin Topang Ekonomi RI).
MNC Bank sendiri awalnya bernama PT Bank ICB Bumiputera Tbk, kemudian diakuisisi MNC Group pada 2014 dan berubah nama menjadi MNC Bank. Sejak diakuisisi, MNC Bank yang sebelumnya pertumbuhan labanya masih minus, kini telah mencatatkan pertumbuhan positif.
"Tentunya MNC Bank tumbuhnya harus bisa lebih cepat dari bank lain. Kita bukan bank besar, jadi kalau mau tumbuh besar harus lebih cepat dari bank lain. Saya selalu berpegang pada prinsip kalau kita kerja kita harus leading. Kalau orang tumbuhnya 5%, bagaimana kita bisa tumbuh 30%. Saya agresif tapi kalkulatif. Kalau enggak, kapan kita nyalipnya?" tutur HT dalam acara Rakernas MNC Bank 2016 di MNC Tower, Jakarta, Selasa (26/1/2016).
Meski saat ini pertumbuhan ekonomi masih memiliki ketidakpastian, MNC Bank masih dapat tetap bertahan karena menjadi industri yang menyasar basis konsumsi (consumption related industry) dan bergerak di pasar domestik (domestic driven).
Sebab, di tengah kondisi perekonomian yang masih belum cerah saat ini, Indonesia memiliki keuntungan karena jumlah penduduk yang besar, dan struktur penduduknya mayoritas di bawah 30 tahun.
"Jadi consumption related industry khususnya yang domestic driven mustinya bisa bertahan. Yang export oriented mungkin banyak kendala, comodity driven akan banyak kendala. Tapi consumer oriented driven mudah-mudahan masih baik," tandas HT.
Sekadar informasi, MNC Bank hingga kuartal III/2015 berhasil mengantongi laba tahun berjalan sebesar Rp7,6 miliar, setelah tahun sebelumnya menelan kerugian Rp19,6 miliar. Pendapatan bunga yang diraih emiten berkode BABP itu melonjak 35% menjadi Rp741,6 miliar hingga September 2015 dari Rp548,19 miliar periode sama tahun lalu.
Pada saat yang sama, beban bunga juga melonjak 43% menjadi Rp525,27 miliar dari Rp368,56 miliar year on year (yoy). Sehingga, pendapatan bunga bersih perseroan naik 20% secara yoy menjadi Rp216,36 miliar.
Sepanjang periode Januari-September 2015, dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dikumpulkan Bank MNC mencapai Rp9,03 triliun, naik 17% dari sebelumnya Rp7,73 triliun.
Peningkatan DPK tertinggi terjadi pada rekening giro mencapai 23% yoy menjadi Rp860 miliar dari Rp701 miliar. Sisanya, deposito naik 19% menjadi Rp7,56 triliun dan tabungan turun 10% menjadi Rp612 miliar.
Baca Juga:
MNC Bank Optimistis Capai Target Pertumbuhan 30% Tahun Depan
HT Komitmen Lebarkan Sayap Bisnis MNC Bank
Dia mengatakan, MNC Bank harus tumbuh lebih cepat dari industri perbankan lain di Indonesia. Bahkan, jika industri perbankan lain mematok target pertumbuhan sebesar 5%, maka perseroan ditargetkan dapat tumbuh 30%. (Baca: Kinerja Melesat, MNC Bank Ingin Topang Ekonomi RI).
MNC Bank sendiri awalnya bernama PT Bank ICB Bumiputera Tbk, kemudian diakuisisi MNC Group pada 2014 dan berubah nama menjadi MNC Bank. Sejak diakuisisi, MNC Bank yang sebelumnya pertumbuhan labanya masih minus, kini telah mencatatkan pertumbuhan positif.
"Tentunya MNC Bank tumbuhnya harus bisa lebih cepat dari bank lain. Kita bukan bank besar, jadi kalau mau tumbuh besar harus lebih cepat dari bank lain. Saya selalu berpegang pada prinsip kalau kita kerja kita harus leading. Kalau orang tumbuhnya 5%, bagaimana kita bisa tumbuh 30%. Saya agresif tapi kalkulatif. Kalau enggak, kapan kita nyalipnya?" tutur HT dalam acara Rakernas MNC Bank 2016 di MNC Tower, Jakarta, Selasa (26/1/2016).
Meski saat ini pertumbuhan ekonomi masih memiliki ketidakpastian, MNC Bank masih dapat tetap bertahan karena menjadi industri yang menyasar basis konsumsi (consumption related industry) dan bergerak di pasar domestik (domestic driven).
Sebab, di tengah kondisi perekonomian yang masih belum cerah saat ini, Indonesia memiliki keuntungan karena jumlah penduduk yang besar, dan struktur penduduknya mayoritas di bawah 30 tahun.
"Jadi consumption related industry khususnya yang domestic driven mustinya bisa bertahan. Yang export oriented mungkin banyak kendala, comodity driven akan banyak kendala. Tapi consumer oriented driven mudah-mudahan masih baik," tandas HT.
Sekadar informasi, MNC Bank hingga kuartal III/2015 berhasil mengantongi laba tahun berjalan sebesar Rp7,6 miliar, setelah tahun sebelumnya menelan kerugian Rp19,6 miliar. Pendapatan bunga yang diraih emiten berkode BABP itu melonjak 35% menjadi Rp741,6 miliar hingga September 2015 dari Rp548,19 miliar periode sama tahun lalu.
Pada saat yang sama, beban bunga juga melonjak 43% menjadi Rp525,27 miliar dari Rp368,56 miliar year on year (yoy). Sehingga, pendapatan bunga bersih perseroan naik 20% secara yoy menjadi Rp216,36 miliar.
Sepanjang periode Januari-September 2015, dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dikumpulkan Bank MNC mencapai Rp9,03 triliun, naik 17% dari sebelumnya Rp7,73 triliun.
Peningkatan DPK tertinggi terjadi pada rekening giro mencapai 23% yoy menjadi Rp860 miliar dari Rp701 miliar. Sisanya, deposito naik 19% menjadi Rp7,56 triliun dan tabungan turun 10% menjadi Rp612 miliar.
Baca Juga:
MNC Bank Optimistis Capai Target Pertumbuhan 30% Tahun Depan
HT Komitmen Lebarkan Sayap Bisnis MNC Bank
(izz)