Tekan Impor BBM, Darmin Dorong Penggunaan Biodiesel
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Darmin Nasution menekankan pentingnya pemanfaatan kelapa sawit sebagai bahan utama biodiesel untuk ketahanan energi nasional. Pasalnya dengan mendorong penggunaan bahan bakar nabati dapat mengurangi impor Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga 6,9 juta kiloliter pertahun.
Dia menambahkan dalam amanat Undang-undang no 30 tahun 2007, tentang energi, pemerintah berkewajiban mendorong pemakaian bahan bakar nabati yang merupakan salah satu jenis energi terbarukan.
"Pemerintah telah terbitkan peraturan Kementerian ESDM no 12 tahun 2015. Ini merupakan peta jalan pemanfaatan biodiesel dan pada tahun 2016 ini diamanatkan jadi Biodisel 20% atau B20," jelasnya dalam pembukaan Pertemuan Nasional Sawit Indonesia 2016 di Gedung Dhanapala, Jakarta, Rabu (27/1/2016).
(Baca Juga: Pertamina Teken Kontrak dengan 11 Produsen Biodiesel)
"Pemanfaatan B20 ini juga akan turut menjaga stabilitas harga sawit nasional kita. Sedangkan untuk ketahanan energi nasional dapat menghemat impor BBM hingga 6,9 juta kiloliter dan akan dapat menyerap lebih banyak produksi CPO dalam negeri," tegasnya.
Menurutnya selain menjaga stabilitas harga sawit, langkah ini juga dapat meningkatkan nilai tambah dan memperluas lapangan kerja. Realisasi penyerapakan penyaluran biodiesel tahun tahun 2015, sekira 860 ribu kiloliter dan 2016 ini pemerintah berkomitmen untuk tetap melanjutkan program mandatory B20.
"Biodisel sebagai produk turunan sawit, memiliki manfaat ganda bahkan manfaat multiple. Baik untuk mendukung industri sawit itu sediri juga mendukung ketahanan energi nasional dan mengembangkan industri sampai ke hilir," tandasnya.
Dia menambahkan dalam amanat Undang-undang no 30 tahun 2007, tentang energi, pemerintah berkewajiban mendorong pemakaian bahan bakar nabati yang merupakan salah satu jenis energi terbarukan.
"Pemerintah telah terbitkan peraturan Kementerian ESDM no 12 tahun 2015. Ini merupakan peta jalan pemanfaatan biodiesel dan pada tahun 2016 ini diamanatkan jadi Biodisel 20% atau B20," jelasnya dalam pembukaan Pertemuan Nasional Sawit Indonesia 2016 di Gedung Dhanapala, Jakarta, Rabu (27/1/2016).
(Baca Juga: Pertamina Teken Kontrak dengan 11 Produsen Biodiesel)
"Pemanfaatan B20 ini juga akan turut menjaga stabilitas harga sawit nasional kita. Sedangkan untuk ketahanan energi nasional dapat menghemat impor BBM hingga 6,9 juta kiloliter dan akan dapat menyerap lebih banyak produksi CPO dalam negeri," tegasnya.
Menurutnya selain menjaga stabilitas harga sawit, langkah ini juga dapat meningkatkan nilai tambah dan memperluas lapangan kerja. Realisasi penyerapakan penyaluran biodiesel tahun tahun 2015, sekira 860 ribu kiloliter dan 2016 ini pemerintah berkomitmen untuk tetap melanjutkan program mandatory B20.
"Biodisel sebagai produk turunan sawit, memiliki manfaat ganda bahkan manfaat multiple. Baik untuk mendukung industri sawit itu sediri juga mendukung ketahanan energi nasional dan mengembangkan industri sampai ke hilir," tandasnya.
(akr)