Harga Minyak Anjlok, Target Pertumbuhan Ekonomi 5% Sulit Tercapai
A
A
A
JAKARTA - Harga minyak dunia yang masih belum beranjak dari level terendah sebesar USD30/barel, berefek pada sendi-sendi ekonomi di Tanah Air. Diprediksi target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5% pada 2016 sulit dicapai karena meleset dari asumsi APBN sebelumnya sebesar USD50/barel.
Pengamat Ekonomi Ichsanuddin Noorsy mengatakan, pemerintah sudah saatnya merevisi pertumbuhan ekonomi tahun ini setelah harga minyak anjlok karena akan ada perubahan pada postur APBN 2016.
Pasca anjloknya harga minyak, postur itu akan berubah lantaran penerimaan pajak dari migas akan semakin turun dari sebelumnya sebesar Rp41,4 triliun. "Jadi itu salah salah faktor yang membuat perubahan. Tidak bisa bicara asumsi harga minya dalam postur APBN 2016," ujarnya di Jakarta, Rabu (27/1/2016).
Menurut Ichsan, sudah jelas target pertumbuhan ekonomi 5,3% tahun ini sulit tercapai. Selain itu, juga merubah komponen PNBP di sektir minyak yang mencapai Rp60,8 triliun dan gas sebesar Rp18,33 triliun.
"Itu capaian PNBP yang turun dari sebelumnya. Bagaimana dengan anjloknya harga minyak? Jelas akan semakin turun tahun ini. Jadi kalau bicara pertumbuhan, pemerintah harus revisi pertumbuhan ekonomi hingga 5%," katanya.
Ichsan menambahkan, anjloknya harga minyak dunia juga membuat banyak kalangan pengusaha migas mulai melakukan efisiensi usaha. "Bahkan beberapa perusahan mulai malakukan pemutusan hubungan kerja (PHK)," pungkasnya.
Pengamat Ekonomi Ichsanuddin Noorsy mengatakan, pemerintah sudah saatnya merevisi pertumbuhan ekonomi tahun ini setelah harga minyak anjlok karena akan ada perubahan pada postur APBN 2016.
Pasca anjloknya harga minyak, postur itu akan berubah lantaran penerimaan pajak dari migas akan semakin turun dari sebelumnya sebesar Rp41,4 triliun. "Jadi itu salah salah faktor yang membuat perubahan. Tidak bisa bicara asumsi harga minya dalam postur APBN 2016," ujarnya di Jakarta, Rabu (27/1/2016).
Menurut Ichsan, sudah jelas target pertumbuhan ekonomi 5,3% tahun ini sulit tercapai. Selain itu, juga merubah komponen PNBP di sektir minyak yang mencapai Rp60,8 triliun dan gas sebesar Rp18,33 triliun.
"Itu capaian PNBP yang turun dari sebelumnya. Bagaimana dengan anjloknya harga minyak? Jelas akan semakin turun tahun ini. Jadi kalau bicara pertumbuhan, pemerintah harus revisi pertumbuhan ekonomi hingga 5%," katanya.
Ichsan menambahkan, anjloknya harga minyak dunia juga membuat banyak kalangan pengusaha migas mulai melakukan efisiensi usaha. "Bahkan beberapa perusahan mulai malakukan pemutusan hubungan kerja (PHK)," pungkasnya.
(dmd)