Ini Penyebab Harga Minyak Mentah RI Melambung Tinggi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Peningkatan harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) disebabkan beberapa faktor, di antaranya adanya perubahan harga minyak Internasional . Dimana proyeksi permintaan minyak global, diyakini oleh IEA bahwa permintaan minyak global tahun 2021 naik 5,5 juta barel per hari menjadi 96,6 juta barel per hari dibandingkan tahun 2020.
"OPEC menyampaikan bahwa proyeksi permintaan minyak global tahun 2021 naik 5,9 juta barel per hari menjadi 95,9 juta barel per hari dibandingkan tahun 2020," kata Tim Harga dalam siaran pers yang diterima, Selasa (2/2/2021).
Berdasarkan perhitungan Formula ICP, harga ICP pada bulan Januari 2021 meningkat dibanding bulan Desember 2020 yaitu mencapai USD 53,17 per barel atau naik sebesar USD5,39 per barel dari USD47,78 per barel.
Laporan EIA bulan Januari 2021 yang menyatakan stok minyak mentah AS bulan Januari 2021 mengalami penurunan sebesar 16,8 Juta barel menjadi 476,7 juta barel dibandingkan stok minyak mentah bulan Desember 2020.
"Berdasarkan IMF World Economic Outlook bulan Januari 2021, pertumbuhan ekonomi global tahun 2021 diproyeksikan meningkat sebesar 5,5%, lebih tinggi 0,3% dari proyeksi bulan sebelumnya," lanjut Tim Harga.
Kenaikan harga minyak juga dipengaruhi optimisme pasar atas pelantikan Presiden AS dan harapan agar pemerintahan yang baru dibawah pimpinan Presiden Joe Bidden dapat memberikan tambahan stimulus ekonomi untuk meningkatkan perekonomian AS.
Sedangkan untuk kawasan Asia Pasifik, kenaikan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh pengurangan term supplies Arab Saudi ke Asia seiring keputusan tambahan pemotongan produksi secara sukarela dan peningkatan marjin kilang terutama untuk naphtha dan fuel oil di kawasan Asia.
"Penyebab lainnya, peningkatan permintaan minyak direct-burning oleh pembangkit listrik Jepang seiring cuaca dingin dan kurangnya pasokan LNG dan peningkatan permintaan minyak mentah di China dan Korea Selatan yang dilanda musim dingin ekstem," kata Tim Harga.
"OPEC menyampaikan bahwa proyeksi permintaan minyak global tahun 2021 naik 5,9 juta barel per hari menjadi 95,9 juta barel per hari dibandingkan tahun 2020," kata Tim Harga dalam siaran pers yang diterima, Selasa (2/2/2021).
Berdasarkan perhitungan Formula ICP, harga ICP pada bulan Januari 2021 meningkat dibanding bulan Desember 2020 yaitu mencapai USD 53,17 per barel atau naik sebesar USD5,39 per barel dari USD47,78 per barel.
Laporan EIA bulan Januari 2021 yang menyatakan stok minyak mentah AS bulan Januari 2021 mengalami penurunan sebesar 16,8 Juta barel menjadi 476,7 juta barel dibandingkan stok minyak mentah bulan Desember 2020.
"Berdasarkan IMF World Economic Outlook bulan Januari 2021, pertumbuhan ekonomi global tahun 2021 diproyeksikan meningkat sebesar 5,5%, lebih tinggi 0,3% dari proyeksi bulan sebelumnya," lanjut Tim Harga.
Kenaikan harga minyak juga dipengaruhi optimisme pasar atas pelantikan Presiden AS dan harapan agar pemerintahan yang baru dibawah pimpinan Presiden Joe Bidden dapat memberikan tambahan stimulus ekonomi untuk meningkatkan perekonomian AS.
Sedangkan untuk kawasan Asia Pasifik, kenaikan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh pengurangan term supplies Arab Saudi ke Asia seiring keputusan tambahan pemotongan produksi secara sukarela dan peningkatan marjin kilang terutama untuk naphtha dan fuel oil di kawasan Asia.
"Penyebab lainnya, peningkatan permintaan minyak direct-burning oleh pembangkit listrik Jepang seiring cuaca dingin dan kurangnya pasokan LNG dan peningkatan permintaan minyak mentah di China dan Korea Selatan yang dilanda musim dingin ekstem," kata Tim Harga.
(akr)