Peningkatan Kapasitas Pabrik Gula di Indonesia Mendesak

Senin, 08 Februari 2016 - 08:48 WIB
Peningkatan Kapasitas...
Peningkatan Kapasitas Pabrik Gula di Indonesia Mendesak
A A A
SEMARANG - Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mendesak dilakukan revitalisasi pabrik-pabrik gula milik PTPN di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan gula nasional. Revitalisasi difokuskan pada peningkatan kapasitas dan juga memperbesar rendeman tebu yang baru 10%.

Diketahui, produksi gula nasional hingga saat ini baru mencapai 2,5 juta ton per tahun. Angka tersebut belum mampu mencukupi kebutuhan gula dalam negeri yang mencapai 4,7 ton per tahun. Sebab itu, lahan tanaman tebu perlu diperluas, mengingat lahan pertanian di Indonesia baru mencapai 470 ribu hektare.

Ketua Dewan Pembina APRTI, Arum Sabil mengatakan, untuk bisa mencapai swasebada gula, Indonesia membutuhkan setidaknya 780 ribu hektare. Indonesia masih membutuhkan sekitar 280 hektare lahan tebu.

“Jika lahan tebu bisa mencapai 780 ribu hektare maka akan bisa memproduksi paling tidak 7,5 juta ton,” katanya, dalam saat Silaturahmi Nasional (Silatnas) petani Tebu di Semarang, akhir pekan.

Sebab itu, APTRI mendorong agar penambahan 280 hektare lahan tebu bisa terealisasi dalam 5 tahun ke depan, sehingga Indonesia sudah bisa swasembada gula, dan tidak perlu impor gula dari luar negeri. “Dari luas lahan tebu yang ada saat ini 270 ribu hektare di antaranya milik petani rakyat. Selebihnya milik perusahaan-perusahaan besar,” ujarnya.

Dia menambahkan, dengan sudah dibukanya keran pasar bebas ASEAN (MEA), menjadi potensi bagi Indonesia untuk terus meningkatkan produktivitas dan daya saing.

“Makanya kami bersama-sama mendorong produktivitas melalui berbagai peran. Perusahaan gula melakukan revitalisasi pabriknya, kemudian peran petani menanam tebu dengan varietas yang unggul. Kemudian peran dari perusahaan pupuk bagaimana menyediakan pupuk. Selain itu, juga dibutuhkan peran perbankan bagaimana mampu menyalurkan pinjaman yang tidak menyulitkan,” tandasnya.

Ketua Umum APTRI, Abdul Wahid menyatakan, selama ini petani tebu rakyat bermitra pabrik gula dengan sistem bagi hasil. “Selama ini rendemennya masih sangat kecil, yakni hanya sekitar 10%, ini yang perlu ditingkatkan untuk meningkatkan produktivitas gula di tanah air,” tegasnya.

Dia menyebutkan, ada beberapa cara dalam meningkatkan produktivitas untuk swasembada gula. Salah satunya adalah dengan perluasan lahan pertanian tebu.
Dia menjelaskan, dalam menutupi kekurangan lahan sekitar 280 ribu hektere bisa dipercepat dengan membagi kekurangan lahan tersebut kepada 65 pabrik gula yang ada.

"Menurut saya tidak sulit kalau pabrik gula mau bekerja sama. Kemudian dari sisi produktivitas yang selama ini hanya 75 ton per hektare ditingkatkan menjadi 100 ton per hektere, serta kapasitas pabrik ditingkatkan menjadi 500 ribu ton per hari,” pungkasnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7388 seconds (0.1#10.140)