Serikat Pekerja Ungkap Mitsubishi PHK Ratusan Karyawan
A
A
A
JAKARTA - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mengungkapkan, 200 karyawan PT Krama Yudha Ratu Motor Factory (KRM) selaku pabrik perakitan untuk truk Mitsubishi terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) awal tahun ini.
Alasannya akibat rasionalisasi serta menawarkan pensiun dini. Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, anak perusahaan Mitsubishi Group ini tidak menutup pabrik tapi melakukan PHK atau rasionalisasi. Menurutnya, hal ini sama saja seperti PHK.
"Terakhir kami terima yaitu Mitsubishi KRM. Ada pabrik mereka di Pulogadung tidak tutup tapi rasionalisasi dan tawarkan pensiun dini," ujarnya di Jakarta, Senin (15/2/2016).
Dia menjelaskan, dengan adanya rasionalisasi maka karyawan tetap kehilangan pekerjaanya. Sehingga, muncul pengangguran baru. "Masak dibilang enggak PHK, kehilangan pekerjaan 200 orang. Itu PHK juga menambah pengangguran," kata Said.
Selain itu, beberapa sebab adanya PHK lainnya yaitu mengundurkan diri. Selanjutnya, ada karyawan kontrak yang tidak diperpanjang.
Di sisi lain, turunnya kapasitas produksi juga diyakini menjadi salah satu sebab perusahaan memangkas karyawannya. Terkahir adalah tidak ada harmonisasi dengan buruh.
"Akibat menurunnya produksi kapasitas. Lalu disharmonis, pokoknya perusahaan enggak mau karyawan itu kerja lagi," pungkasnya.
Alasannya akibat rasionalisasi serta menawarkan pensiun dini. Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, anak perusahaan Mitsubishi Group ini tidak menutup pabrik tapi melakukan PHK atau rasionalisasi. Menurutnya, hal ini sama saja seperti PHK.
"Terakhir kami terima yaitu Mitsubishi KRM. Ada pabrik mereka di Pulogadung tidak tutup tapi rasionalisasi dan tawarkan pensiun dini," ujarnya di Jakarta, Senin (15/2/2016).
Dia menjelaskan, dengan adanya rasionalisasi maka karyawan tetap kehilangan pekerjaanya. Sehingga, muncul pengangguran baru. "Masak dibilang enggak PHK, kehilangan pekerjaan 200 orang. Itu PHK juga menambah pengangguran," kata Said.
Selain itu, beberapa sebab adanya PHK lainnya yaitu mengundurkan diri. Selanjutnya, ada karyawan kontrak yang tidak diperpanjang.
Di sisi lain, turunnya kapasitas produksi juga diyakini menjadi salah satu sebab perusahaan memangkas karyawannya. Terkahir adalah tidak ada harmonisasi dengan buruh.
"Akibat menurunnya produksi kapasitas. Lalu disharmonis, pokoknya perusahaan enggak mau karyawan itu kerja lagi," pungkasnya.
(izz)