Indonesia Kejar Ranking Kemudahan Usaha
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia tengah berusaha mengejar peringkat sebagai negara dengan kemudahan berusaha yang baik. Di mana kemudahan usaha dalam indikator Ease of Doing Business (EODB) diukur setiap tahun oleh Bank Dunia.
Pada laporan Doing Business 2016 yang baru dikeluarkan Bank Dunia pada Januari, Indonesia menempati urutan ke-109 dari 189 negara, naik dari urutan ke-120 pada tahun sebelumnya.
“Kita ingin memperbaiki berbagai peraturan sehingga investor, baik dalam negeri maupun asing, nyaman berinvestasi di Indonesia,” kata Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, dalam rapat koordinasi EODB, yang pertama dilaksanakan di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (17/2/2016)
Seiring dengan semangat deregulasi yang terus dikerjakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, diharapkan roda ekonomi dapat bergerak lebih cepat apabila investor tak menghadapi banyak kendala dalam berusaha, mulai dari mengurus perizinan saat akan mulai berusaha (starting a business), mendapatkan kredit (getting credit) hingga perlindungan terhadap investor minoritas (protecting minority investors).
Menko Perekonomian juga setuju untuk membuat lembaga atau menunjuk kementerian yang bertanggung jawab untuk perbaikan ranking kemudahan berusaha ini. “BKPM mungkin dirasa dapat menambahkan deputi untuk mengurus hal ini,” imbuh Darmin
Perlu diketahui, Bank Dunia mengukur kemudahan berusaha berdasarkan 10 indikator dengan bobot yang sama, yaitu starting a business, dealing with construction permit, registering property, paying taxes, getting credit, enforcing contract, getting electricity, trading across border, resolving insolvency dan protecting minority investors.
Sementara survei Bank Dunia, dilakukan di dua kota, Jakarta dan Surabaya dengan bobot penilaian di Jakarta 70% dan Surabaya 30%. Laporan yang dikeluarkan awal 2016, merupakan hasil survei pada 2015. Di mana survei dimulai pada Februari dan berakhir pada Juni 2016.
Sebagai perbandingan, negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara banyak yang peringkatnya jauh di atas Indonesia. Dalam laporan Bank Dunia tahun ini, Malaysia berada di peringkat ke-18, Thailand di peringkat ke-48 dan Vietnam di peringkat ke-90. Adapun Singapura, tetap bertengger seperti tahun sebelumnya, di urutan teratas alias nomor satu dalam hal kemudahan berbisnis.
Pada laporan Doing Business 2016 yang baru dikeluarkan Bank Dunia pada Januari, Indonesia menempati urutan ke-109 dari 189 negara, naik dari urutan ke-120 pada tahun sebelumnya.
“Kita ingin memperbaiki berbagai peraturan sehingga investor, baik dalam negeri maupun asing, nyaman berinvestasi di Indonesia,” kata Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, dalam rapat koordinasi EODB, yang pertama dilaksanakan di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (17/2/2016)
Seiring dengan semangat deregulasi yang terus dikerjakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, diharapkan roda ekonomi dapat bergerak lebih cepat apabila investor tak menghadapi banyak kendala dalam berusaha, mulai dari mengurus perizinan saat akan mulai berusaha (starting a business), mendapatkan kredit (getting credit) hingga perlindungan terhadap investor minoritas (protecting minority investors).
Menko Perekonomian juga setuju untuk membuat lembaga atau menunjuk kementerian yang bertanggung jawab untuk perbaikan ranking kemudahan berusaha ini. “BKPM mungkin dirasa dapat menambahkan deputi untuk mengurus hal ini,” imbuh Darmin
Perlu diketahui, Bank Dunia mengukur kemudahan berusaha berdasarkan 10 indikator dengan bobot yang sama, yaitu starting a business, dealing with construction permit, registering property, paying taxes, getting credit, enforcing contract, getting electricity, trading across border, resolving insolvency dan protecting minority investors.
Sementara survei Bank Dunia, dilakukan di dua kota, Jakarta dan Surabaya dengan bobot penilaian di Jakarta 70% dan Surabaya 30%. Laporan yang dikeluarkan awal 2016, merupakan hasil survei pada 2015. Di mana survei dimulai pada Februari dan berakhir pada Juni 2016.
Sebagai perbandingan, negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara banyak yang peringkatnya jauh di atas Indonesia. Dalam laporan Bank Dunia tahun ini, Malaysia berada di peringkat ke-18, Thailand di peringkat ke-48 dan Vietnam di peringkat ke-90. Adapun Singapura, tetap bertengger seperti tahun sebelumnya, di urutan teratas alias nomor satu dalam hal kemudahan berbisnis.
(dmd)