BPS Catat Februari 2016 Alami Deflasi 0,09%
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada Februari 2016 terjadi deflasi sebesar 0,09%. Deflasi ini yang kedua terjadi pada Februari sejak 2010, di mana pada Februari 2015 terjadi deflasi sebesar 0,36%.
Kepala BPS Suryamin menerangkan, untuk inflasi tahun kalender sebesar 0,42% dan secara tahun ke tahun (Februari 2016 ke Februari 2015) sebesar 4,42%. Sedangkan untuk inflasi komponen inti sebesar 0,31% dan inflasi inti tahun ke tahun mencapai 3,59%.
"Seperti diketahui, dari 82 kota IHK, ada 52 kota mengalami deflasi atau lebih dari setengahnya. Kemudian 30 kota mengalami inflasi dan ini menandakan bahwa pengendalian harga pada bulan tersebut baik," kata dia di Kantornya, Selasa (1/3/2016).
Untuk deflasi tertinggi terjadi di kota Merauke sebesar 2,95% dan terendah di Sibolga, Bogor, Sumenep, Makasar sebesar 0,02%. Sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 1,02%.
Sementara untuk kelompok pengeluaran, deflasi ini terjadi untuk bahan makanan sebesar 0,58% dan makanan jadi, minuman, rokok, masih inflasi 0,63%. Pendidikan, rekreasi, olahraga terjadi deflasi 0,06% dan transportasi, komunikasi, jasa keuangan deflasi 0,15% serta sandang mengalami deflasi 0,64%.
"Untuk perumahan, air, listrik, gas, bahan bagunan terjadi deflasi 0,45% ini karena ada penurunan tarif dasar listrik (TDL) yang turunnya tanggal 5 Januari 2016. Ini berdampak," pungkasnya.
Kepala BPS Suryamin menerangkan, untuk inflasi tahun kalender sebesar 0,42% dan secara tahun ke tahun (Februari 2016 ke Februari 2015) sebesar 4,42%. Sedangkan untuk inflasi komponen inti sebesar 0,31% dan inflasi inti tahun ke tahun mencapai 3,59%.
"Seperti diketahui, dari 82 kota IHK, ada 52 kota mengalami deflasi atau lebih dari setengahnya. Kemudian 30 kota mengalami inflasi dan ini menandakan bahwa pengendalian harga pada bulan tersebut baik," kata dia di Kantornya, Selasa (1/3/2016).
Untuk deflasi tertinggi terjadi di kota Merauke sebesar 2,95% dan terendah di Sibolga, Bogor, Sumenep, Makasar sebesar 0,02%. Sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 1,02%.
Sementara untuk kelompok pengeluaran, deflasi ini terjadi untuk bahan makanan sebesar 0,58% dan makanan jadi, minuman, rokok, masih inflasi 0,63%. Pendidikan, rekreasi, olahraga terjadi deflasi 0,06% dan transportasi, komunikasi, jasa keuangan deflasi 0,15% serta sandang mengalami deflasi 0,64%.
"Untuk perumahan, air, listrik, gas, bahan bagunan terjadi deflasi 0,45% ini karena ada penurunan tarif dasar listrik (TDL) yang turunnya tanggal 5 Januari 2016. Ini berdampak," pungkasnya.
(izz)