Menkeu Ingatkan Perbankan dan IKNB Berkontribusi ke Ekonomi
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro mengingatkan industri perbankan dan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) agar tidak asik sendiri dengan industrinya tanpa melihat kontribusi terhadap ekonomi nasional.
Selama ini, kata Bambang, terkadang industri-industri tersebut terlalu terjebak asik dengan pembahasan perkembangan di intern mereka tanpa melihat kewajiban dari sisi masyarakat.
"Industri perbankan dan IKNB tetap penting. Tapi jangan sampai terjebak asik membahas bagaimana perkembangan industrinya tanpa melihat kontribusi pada perekonomian nasional. Kita sering asik pada profesi sendiri dan lupa kewajiban kita sebagai masyarakat untuk berkontribusi di perekonomian nasional," katanya di Jakarta, Kamis (3/3/2016).
Dia mengaku, sebagai seorang menkeu ingin berperan penuh dalam pemanfaatan peranan ekonomi syariah. "Misalnya salah satu instrumen pembiayaannya yakni syariah. Sukuk misalnya, kami sudah punya sukuk berdenominasi USD dan rupiah (SBSN setiap dua minggu sekali lelang), ritel yang menjangkau semua di sini. Nah sukuk dana haji bisa dimaksimalkan juga sehingga tidak lagi dikelola dengan pendekatan seadanya," kata Bambang.
Pihaknya juga mendorong sukuk proyek infrastruktur. Dengan banyak instrumen dan diharapkan suatu saat Indonesia bisa menjadi negara yang bisa memanfaatkan instrumen syariah paling besar.
"Dengan banyaknya instrumen tersebut, kami harap suatu saat, ketika ditanya 'negara mana yang paling bisa manfaatkan instrumen syariah untuk kepentingan negara', saya ingin orang langsung menjawab Indonesia. Ini ingin kami dorong di Kememkeu. Kami ingin pemerhati syariah secara umum bisa perhatikan ini," tutup dia.
Selama ini, kata Bambang, terkadang industri-industri tersebut terlalu terjebak asik dengan pembahasan perkembangan di intern mereka tanpa melihat kewajiban dari sisi masyarakat.
"Industri perbankan dan IKNB tetap penting. Tapi jangan sampai terjebak asik membahas bagaimana perkembangan industrinya tanpa melihat kontribusi pada perekonomian nasional. Kita sering asik pada profesi sendiri dan lupa kewajiban kita sebagai masyarakat untuk berkontribusi di perekonomian nasional," katanya di Jakarta, Kamis (3/3/2016).
Dia mengaku, sebagai seorang menkeu ingin berperan penuh dalam pemanfaatan peranan ekonomi syariah. "Misalnya salah satu instrumen pembiayaannya yakni syariah. Sukuk misalnya, kami sudah punya sukuk berdenominasi USD dan rupiah (SBSN setiap dua minggu sekali lelang), ritel yang menjangkau semua di sini. Nah sukuk dana haji bisa dimaksimalkan juga sehingga tidak lagi dikelola dengan pendekatan seadanya," kata Bambang.
Pihaknya juga mendorong sukuk proyek infrastruktur. Dengan banyak instrumen dan diharapkan suatu saat Indonesia bisa menjadi negara yang bisa memanfaatkan instrumen syariah paling besar.
"Dengan banyaknya instrumen tersebut, kami harap suatu saat, ketika ditanya 'negara mana yang paling bisa manfaatkan instrumen syariah untuk kepentingan negara', saya ingin orang langsung menjawab Indonesia. Ini ingin kami dorong di Kememkeu. Kami ingin pemerhati syariah secara umum bisa perhatikan ini," tutup dia.
(izz)