TLKM Kembali Raih Rating idAAA dari Pefindo
A
A
A
JAKARTA - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) atau Telkom kembali ditetapkan sebagai perusahaan dengan rating “idAAA” (Triple A) untuk Obligasi dan Obligasi Berkelanjutan 2015. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan rating tersebut karena posisi bisnis Telkom saat ini dinilai superior.
Pefindo melihat bisnis Telkom telah terdiversifikasi dengan jaringan yang luas, memiliki marjin profitabilitas yang kuat serta proteksi arus kas yang sangat kuat didukung oleh struktur permodalan yang konservatif.
Vice President Corporate Communication Telkom, Arif Prabowo mengatakan, rating yang ditetapkan ini merupakan bukti bahwa Telkom merupakan perusahaan yang aman bagi para investor untuk menginvestasikan dana yang mereka miliki. “Peringkat yang ditetapkan Pefindo terhadap Telkom Indonesia membuktikan kinerja perusahaan yang selalu positif sehingga berdampak pada kepercayaan investor,” ujarnya, dalam keterangan tertulis kepada Sindonews.
Dia berharap rating triple A yang ditetapkan Pefindo kepada Telkom semakin meningkatkan gairah investor untuk berinvestasi di perusahaan dengan kode saham TLKM tersebut. Rating triple A merupakan peringkat tertinggi yang diberikan lembaga pemeringkat kepada perusahaan yang memiliki kapasitas superior untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran utangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya.
Penilaian rating ini berdasarkan kinerja yang dilakukan perusahaan, seperti kinerja industri, keuangan dan nonkeuangan. Sepanjang 2015, Telkom sukses membukukan pendapatan sebesar Rp102,47 triliun, tumbuh 14,24% dibanding pendapatan 2014 sebesar Rp89,70 trilliun. Pertumbuhan pendapatan 2015 yang jauh lebih tinggi dibanding rata-rata industri, membuat Telkom mampu membukukan laba bersih sebesar Rp15,49 triliun, atau melonjak sekitar 7% dibanding tahun sebelumnya.
Sementara dari sisi EBITDA, pencapaian pada 2015 sebesar Rp51,42 triliun, tumbuh 12,6% dari periode yang sama pada 2014 sebesar Rp45,67 triliun. Pertumbuhan pendapatan operasi dipicu dari pos pendapatan data, internet dan IT services yang meningkat 37,5% menjadi Rp32,69 triliun pada 2015, yang dikontribusi peningkatan signifikan jumlah pelanggan layanan broadband, baik fixed maupun mobile.
Pefindo melihat bisnis Telkom telah terdiversifikasi dengan jaringan yang luas, memiliki marjin profitabilitas yang kuat serta proteksi arus kas yang sangat kuat didukung oleh struktur permodalan yang konservatif.
Vice President Corporate Communication Telkom, Arif Prabowo mengatakan, rating yang ditetapkan ini merupakan bukti bahwa Telkom merupakan perusahaan yang aman bagi para investor untuk menginvestasikan dana yang mereka miliki. “Peringkat yang ditetapkan Pefindo terhadap Telkom Indonesia membuktikan kinerja perusahaan yang selalu positif sehingga berdampak pada kepercayaan investor,” ujarnya, dalam keterangan tertulis kepada Sindonews.
Dia berharap rating triple A yang ditetapkan Pefindo kepada Telkom semakin meningkatkan gairah investor untuk berinvestasi di perusahaan dengan kode saham TLKM tersebut. Rating triple A merupakan peringkat tertinggi yang diberikan lembaga pemeringkat kepada perusahaan yang memiliki kapasitas superior untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran utangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya.
Penilaian rating ini berdasarkan kinerja yang dilakukan perusahaan, seperti kinerja industri, keuangan dan nonkeuangan. Sepanjang 2015, Telkom sukses membukukan pendapatan sebesar Rp102,47 triliun, tumbuh 14,24% dibanding pendapatan 2014 sebesar Rp89,70 trilliun. Pertumbuhan pendapatan 2015 yang jauh lebih tinggi dibanding rata-rata industri, membuat Telkom mampu membukukan laba bersih sebesar Rp15,49 triliun, atau melonjak sekitar 7% dibanding tahun sebelumnya.
Sementara dari sisi EBITDA, pencapaian pada 2015 sebesar Rp51,42 triliun, tumbuh 12,6% dari periode yang sama pada 2014 sebesar Rp45,67 triliun. Pertumbuhan pendapatan operasi dipicu dari pos pendapatan data, internet dan IT services yang meningkat 37,5% menjadi Rp32,69 triliun pada 2015, yang dikontribusi peningkatan signifikan jumlah pelanggan layanan broadband, baik fixed maupun mobile.
(dmd)