Menperin Jabarkan Komitmen Ekonomi RI di Depan Putri Belgia

Senin, 14 Maret 2016 - 10:57 WIB
Menperin Jabarkan Komitmen...
Menperin Jabarkan Komitmen Ekonomi RI di Depan Putri Belgia
A A A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Belgia hari ini menggelar seminar mengenai kemitraan di bidang teknologi bertajuk "Belgium-Indonesia Technology Partnership: A Perfect Match". Dalam sambutannya, Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin menjabarkan komitmen ekonomi pemerintah Indonesia terutama di bidang industri.

Sebelumnya Menperin mengingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia 2015 tumbuh 4,79%, pertumbuhan industri nonmigas selama 2015 sebesar 5,04% dan hal tersebut lebih tinggi jika dibanding pertumbuhan ekonomi.

Industri pengolahan mempunyai kontribusi 20,84% terhadap nilai total pertumbuhan ekonomi (PDB). Sementara, industri pengolahan nonmigas berkontribusi 87,21% terhadap pendapatan industri pengolahan.

"Pemerintah Indonesia selalu melakukan pembenahan internal dalam mewujudkan komitmennya untuk melakukan reformasi dan meningkatkan iklim investasi di Indonesia. Upaya pembenahan untuk peningkatan ekonomi dilakukan secara cepat sejak September 2015 yang ditandai dengan dikeluarkannya paket kebijakan ekonomi," kata Saleh di Hotel Pullman, Jakarta, Senin (14/3/2016).

Dalam rangka manambah daya tarik investasi, pemerintah Indonesia juga menyediakan fasilitas untuk penguatan struktur dan peningkatan daya saing industri yang terdiri dari insentif fiskal, diantarany pembebasan, pengurangan PPh, tax holiday. Kemudian untuk insentif nonfiskal yakni kemudahan usaha di kawasan ekonomi khusus, perizinan keimigrasian bagi tenaga kerja asing dan di moneter ada keringanan pinjaman bank.

Sementara, terkait dengan kebijakan dan strategi pembangunan industri, pemerintah telah menetapkan pembangunan untuk 10 kelompok Industri Prioritas.

"Pemerintah saat ini fokus di pembangunan 10 kelompok industri yang menjadi prioritas, yakni industri pangan, farmasi, kosmetik dan alat kesehatan, industri tekstil, kulit, alas kaki dan aneka, industri alat transportasi, elektronika dan telematika, pembangkit energi, barang modal, komponen dan bahan penolong, hulu dan agro, logam dasar dan bahan galian bukan logam dan kimia dasar berbasis migas dan batubara," tuturnya.

Sementara, arah kebijakan pembangunan industri nasional antara lain, pengembangan perwilayahan industri dengan strategi membangun 14 Kawasan Industri (KI) di luar Jawa,‎ penumbuhan populasi industri dengan strategi mendorong investasi, serta peningkatan daya saing dan produktivitas, dengan strategi peningkatan efisiensi teknis, penguasaan IPTEK atau inovasi.

Menperin jug mengingatkan, tidak ada yang dapat dilakukan secara sendiri di dunia, bahkan kedua tangan perlu melakukan kerja sama antara yang satu dengan lainnya, kedua belah telapak kaki juga saling bekerja sama, demikian pula dengan seluruh anggota badan, demikian pula suatu kerja sama diperlukan antara sesama anggota keluarga.

"Maka, dalam kesempatan ini saya ingin menyakinkan bahwa peluang para pengusaha kedua negara untuk bekerja sama di Indonesia sangat menjanjikan, tidak hanya terbatas pada sektor perdagangan. Namun juga pada sektor investasi industri, inovasi dan penelitian dan pengembangan teknologi industri yang pada akhirnya dapat meningkatkan nilai tambah produktivitas dan daya saing," pungkasnya.

Turut hadir dalam pembukaan seminar tersebut yakni Putri Belgia Princess Astrid, Didier Reynders selaku Wakil Perdana Menteri Belgia dan Menteri Luar negeri dan urusan Eropa. Dari Indonesia selain Menperin, hadir juga Kepala BKPM Franky Sibarani dan, Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8360 seconds (0.1#10.140)