Bunga KUR 9% Dinilai Masih Terlalu Tinggi

Jum'at, 25 Maret 2016 - 21:20 WIB
Bunga KUR 9% Dinilai Masih Terlalu Tinggi
Bunga KUR 9% Dinilai Masih Terlalu Tinggi
A A A
SEMARANG - Suku bunga kredit usaha rakyat (KUR) sebesar 9% dinilai masih terlalu tinggi serta memberatkan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Hal tersebut disampaikan ekonom Universitas Dipenogoro (Undip) Semarang, FX Sugiyanto.

Dia mengapresiasi pemerintah yang tahun ini melakukan penurunan suku bunga KUR dari 12% menjadi 9%. Namun, masih relatif tinggi sehingga belum cukup menggairahkan pelaku UMKM.

Idealnya, menurut Sugiyanto, bunga KUR bisa di bawah 8%. Di era keterbukaan dalam menghadapi kompetisi dengan negara lain, bagi pelaku UMKM bukan lagi soal kemudahan mendapatkan kredit, namun yang dibutuhkan adalah bunga yang murah.

“Kalau memang tujuannya untuk meningkatkan gairah pelaku UMKM bunga KUR yang ideal adalah 7,5%,” ujarnya, Jumat (25/3/2016).

Dia menjelaskan, suku bunga KUR bisa ditekan ke angka 7,5% karena perbankan nasional sudah memiliki teknologi yang bisa menekan biaya produksi. “Menurunkan suku bunga bisa dilakukan dengan cara menekan biaya produksi. Apalagi dengan kemajuan teknologi saat ini hal tersebut sangat dimungkinkan bisa dilakukan perbankan,” terangnya.

Dia mengatakan, perbankan seharusnya tidak perlu mengkhawatirkan tingginya kredit bermasalah (Non Perfomance Loan/NPL). Pasalnya, KUR saat ini sudah ada jaminan dari lembaga penjamin seperti Jamkrida. “Di sisi lain untuk menekan NPL perbankan juga harus aktif melakukan pendampingan,” katanya.

Di sisi lain, lanjut dia, KUR saat ini masih terbatas pada pelaku UMKM yang sudah memiliki usaha. Seharusnya KUR bisa juga disalurkan kepada pelaku UMKM yang baru merintis usaha.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Bank Jateng akan menyediakan dana sekitar Rp50 miliar untuk kredit murah. Sasarannya adalah masyarakat yang baru memulai usaha dengan jumlah pinjaman Rp2juta.

“Selama ini masyarakat yang baru mau memulai usaha belum tersentuh perbankan. Mereka kesulitan mendapatkan modal usaha. Padahal, sebenarnya modal yang mereka butuhkan tidak banyak, antara Rp1-2juta. Inilah yang akan kita bidik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, beberapa waktu lalu, mengatakan,.

Dia mengatakan kredit murah tersebut memiliki bunga kecil yakni hanya sekitar 2%. “Harapannya dengan kredit tersebut, masalah kemiskinan di Jawa Tengah bisa teratasi,” tandasnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6336 seconds (0.1#10.140)