Rizal Ramli Beberkan Hasil Pembangunan Poros Maritim Jokowi
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman Rizal Ramli menjawab pertanyaan masyarakat yang masih ragu tentang pembangunan poros maritim yang diusung pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Dia pun membeberkan bukti-bukti yang telah dicapai pemerintah untuk mewujudkan poros maritim.
Dia mengatakan, sejak awal pemerintah telah menggeser alokasi prioritas dari sebelumnya bersifat Jawa centris menjadi Indonesia centris. Tak hanya itu, selama 2015 banyak pelabuhan dan bandar udara (bandara) yang dibangun.
"Saya juga ingin menjelaskan satu hal penting, Presiden Jokowi ingin supaya ada aksi poros maritim. Masih banyak yang bertanya apa benar sudah ada atau belum. Kita menggeser alokasi prioritas dari tadinya Jawa centris menjadi Indonesia centris. Ada ratusan pelabuhan dibangun, airport dibangun selama 2015 dan akan lebih banyak lagi selama 2016," ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (29/3/2016).
Selain itu, lanjut mantan Menko bidang Perekonomian ini, pemerintah juga mengembalikan sistem jadwal kapal yang teratur (regular shipping) ke Indonesia Timur yang sebelumnya sempat dihapuskan. Menurutnya, bagi pengusaha lebih penting jadwal yang teratur dibanding biaya yang mahal.
"Esensinya itu, kita ingin agar regular line atau regular shipping jadi kapal jadwalnya teratur dari satu lokasi ke lokasi lain di Indonesia Timur. Itu penting sekali, karena buat pengusaha yang penting jadwalnya teratur. Karena biaya mereka sebetulnya enggak masalah mahal," bebernya.
Pada masa sebelumnya, kata Rizal, pemerintah sempat menghapuskan sistem regular shipping sehingga membuat jadwal kapal menjadi blunder. Akibatnya, yang diuntungkan justru Singapura yang kini menjadi pusat transhipment.
"Nah ini inisiatif Pak Jokowi, kita ingin mengembalikan kembali, ada regular line, ada kepastian usaha sehingga biaya kirim barang ke Indonesia Timur bisa turun. Kalau dari segi biaya, itu rata-rata setengah dari biaya bangun pelabuhan atau airport menunjukkan efektivitas pembiayaan proyek yang semakin baik," tandasnya.
Dia mengatakan, sejak awal pemerintah telah menggeser alokasi prioritas dari sebelumnya bersifat Jawa centris menjadi Indonesia centris. Tak hanya itu, selama 2015 banyak pelabuhan dan bandar udara (bandara) yang dibangun.
"Saya juga ingin menjelaskan satu hal penting, Presiden Jokowi ingin supaya ada aksi poros maritim. Masih banyak yang bertanya apa benar sudah ada atau belum. Kita menggeser alokasi prioritas dari tadinya Jawa centris menjadi Indonesia centris. Ada ratusan pelabuhan dibangun, airport dibangun selama 2015 dan akan lebih banyak lagi selama 2016," ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (29/3/2016).
Selain itu, lanjut mantan Menko bidang Perekonomian ini, pemerintah juga mengembalikan sistem jadwal kapal yang teratur (regular shipping) ke Indonesia Timur yang sebelumnya sempat dihapuskan. Menurutnya, bagi pengusaha lebih penting jadwal yang teratur dibanding biaya yang mahal.
"Esensinya itu, kita ingin agar regular line atau regular shipping jadi kapal jadwalnya teratur dari satu lokasi ke lokasi lain di Indonesia Timur. Itu penting sekali, karena buat pengusaha yang penting jadwalnya teratur. Karena biaya mereka sebetulnya enggak masalah mahal," bebernya.
Pada masa sebelumnya, kata Rizal, pemerintah sempat menghapuskan sistem regular shipping sehingga membuat jadwal kapal menjadi blunder. Akibatnya, yang diuntungkan justru Singapura yang kini menjadi pusat transhipment.
"Nah ini inisiatif Pak Jokowi, kita ingin mengembalikan kembali, ada regular line, ada kepastian usaha sehingga biaya kirim barang ke Indonesia Timur bisa turun. Kalau dari segi biaya, itu rata-rata setengah dari biaya bangun pelabuhan atau airport menunjukkan efektivitas pembiayaan proyek yang semakin baik," tandasnya.
(dmd)