Bangun Pusat Logistik Berikat, Jokowi Ingin Tiru Dubai
A
A
A
JAKARTA - Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, Heru Pambudi mengungkapkan, pembangunan Pusat Logistik Berikat (PLB) yang dilakukan Indonesia saat ini pada dasarnya adalah keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar Indonesia seperti Dubai, yang memiliki gudang logistik multifungsi dan mampu menampung bahan baku untuk kebutuhan industri.
(Baca Juga: Tekan Biaya, Kawasan Logistik Berikat Ibarat Supermarket)
Dalam kunjungan Presiden Jokowi ke Dubai Aluminium dan Dubai Port tahun lalu, kata Heru, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut langsung memerintahkan kepada para menteri dalam jajarannya agar di Tanah Air juga dibangun gudang logistik serupa.
"Kalau ada yang bertanya, ini serius tidak PLB. Ini sangat serius. Karena political will-nya itu jelas dari Presiden. Kalau kita lihat Presiden ke Dubai, beliau meninjau PLB, maka perintah ke jajaran di bawahnya, kira-kira beliau ngomong, kenapa kita tidak punya ini di Indonesia," katanya di Gedung BKPM, Jakarta, Senin (4/4/2016).
Karena itu, dalam Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II yang bertema logistik, Presiden langsung memerintahkan untuk membuat PLB agar logistik di Indonesia lebih murah dan efisien. Apalagi, Indonesia memiliki potensi pasar cukup besar dengan jumlah penduduk yang sebesar 255 juta jiwa.
"Indonesia penduduknya separo negara ASEAN. Berarti besar. Kalau logistik masih 24%, maka tentunya potensi yang besar ini tidak akan terlalu maksimal," imbuh dia.
Dia menambahkan, Presiden Jokowi saat meresmikan pengoperasian PLB di kawasan Cakung beberapa waktu lalu, juga meminta agar para pengusaha PLB ini dapat menarik penimbunan barang ekspor dan impor yang sebelumnya di negara tetangga ke Indonesia.
"Lakukan apapun, pindahin yang namanya logistik dari luar negeri ke Indonesia. Pindahin semua. Karena 255 juta market yang besar. Sehingga PLB juga harus ada di semua pulau. Ada di semua provinsi, ada di semua daerah. Sehingga kita jadi semakin efisien," tandasnya.
(Baca Juga: Tekan Biaya, Kawasan Logistik Berikat Ibarat Supermarket)
Dalam kunjungan Presiden Jokowi ke Dubai Aluminium dan Dubai Port tahun lalu, kata Heru, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut langsung memerintahkan kepada para menteri dalam jajarannya agar di Tanah Air juga dibangun gudang logistik serupa.
"Kalau ada yang bertanya, ini serius tidak PLB. Ini sangat serius. Karena political will-nya itu jelas dari Presiden. Kalau kita lihat Presiden ke Dubai, beliau meninjau PLB, maka perintah ke jajaran di bawahnya, kira-kira beliau ngomong, kenapa kita tidak punya ini di Indonesia," katanya di Gedung BKPM, Jakarta, Senin (4/4/2016).
Karena itu, dalam Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II yang bertema logistik, Presiden langsung memerintahkan untuk membuat PLB agar logistik di Indonesia lebih murah dan efisien. Apalagi, Indonesia memiliki potensi pasar cukup besar dengan jumlah penduduk yang sebesar 255 juta jiwa.
"Indonesia penduduknya separo negara ASEAN. Berarti besar. Kalau logistik masih 24%, maka tentunya potensi yang besar ini tidak akan terlalu maksimal," imbuh dia.
Dia menambahkan, Presiden Jokowi saat meresmikan pengoperasian PLB di kawasan Cakung beberapa waktu lalu, juga meminta agar para pengusaha PLB ini dapat menarik penimbunan barang ekspor dan impor yang sebelumnya di negara tetangga ke Indonesia.
"Lakukan apapun, pindahin yang namanya logistik dari luar negeri ke Indonesia. Pindahin semua. Karena 255 juta market yang besar. Sehingga PLB juga harus ada di semua pulau. Ada di semua provinsi, ada di semua daerah. Sehingga kita jadi semakin efisien," tandasnya.
(akr)