Cara Ditjen Pajak Gali WP RI yang Masuk Panama Papers
A
A
A
JAKARTA - Direktur Penyuluhan Pelayanan dan Humas Ditjen Pajak Mekar Satria Utama mengungkapkan akan mengerahkan unit khusus untuk menganalisa wajib pajak (WP) Indonesia yang masuk dalam The Panama Papers. Pihaknya memiliki unit khusus yang akan menggali potensinya.
Seperti diketahui, baru-baru ini muncul hasil investigasi dari International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) yang terdiri dari ratusan jurnalis di seluruh dunia. ICIJ berhasil membongkar dokumen kekayaan tersembunyi dari para pemimpin dunia yang terindikasi mengemplang pajak dan pencucian uang.
Politisi dan selebriti terungkap dalam bocoran jutaan dokumen investasi luar negeri dari Panama dan nama-nama besar bermunculan. Investigasi tersebut membocorkan dokumen milik firma hukum luar negeri Mossack Fonseca yang berbasis di Panama. (Baca: Bocoran Panama Paper, Menkeu Sebut Punya Data Intelijen Sendiri)
Kekayaan tersembunyi dari para pemimpin dunia, politisi dan selebriti terungkap dalam bocoran jutaan dokumen investasi luar negeri dari Panama. Beberapa nama orang Indonesia yang diduga masuk di dalamnya, yakni Sandiaga Uno, Mochtar Riady dan Mohammad Riza Chalid.
"Kami punya unit khusus di DJP, dan kami akan analisis baru nanti kami gali potensinya. Sementara ini datanya baru kami terima, baru kami pelajari maka kami belum bisa klarifikasi," katanya di Jakarta, Selasa (5/4/2016).
Pihak DJP juga akan mengkonfirmasi ke wajib pajak yang ada dalam daftar tersebut. Jika ada data yang diketahui bahwa perusahaan "X" mnggelar transaksi di luar negeri yang mengindikasikan ada penghasilan atau keuntungan dari penjualan saham, DJP selalu konfirmasi dengan WP bersangkutan.
"Kalau dalam tahapan klarifikasi WP tidak memberikan keterangan dengan jelas, dan tetap bertahan tidak ingin membetulkan SPT baru kami masuk tahapan pemeriksaan," ujar dia.
Mekar mengatakan, pihaknya juga akan menggunakan Automatic Exchange of Information (AEoI). Namun, belum tahu apakah cara ini efektif atau tidak untuk mengungkap masalah tersebut, karena mereka melibatkan bank dan firma hukum.
"Kita belum tahu. Tapi yang pasti sekarang seluruh dunia berusaha untuk menghilangkan rahasia perbankan maka kami punya keyakinan data informasi itu akan mengalir ke kami," pungkasnya.
Seperti diketahui, baru-baru ini muncul hasil investigasi dari International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) yang terdiri dari ratusan jurnalis di seluruh dunia. ICIJ berhasil membongkar dokumen kekayaan tersembunyi dari para pemimpin dunia yang terindikasi mengemplang pajak dan pencucian uang.
Politisi dan selebriti terungkap dalam bocoran jutaan dokumen investasi luar negeri dari Panama dan nama-nama besar bermunculan. Investigasi tersebut membocorkan dokumen milik firma hukum luar negeri Mossack Fonseca yang berbasis di Panama. (Baca: Bocoran Panama Paper, Menkeu Sebut Punya Data Intelijen Sendiri)
Kekayaan tersembunyi dari para pemimpin dunia, politisi dan selebriti terungkap dalam bocoran jutaan dokumen investasi luar negeri dari Panama. Beberapa nama orang Indonesia yang diduga masuk di dalamnya, yakni Sandiaga Uno, Mochtar Riady dan Mohammad Riza Chalid.
"Kami punya unit khusus di DJP, dan kami akan analisis baru nanti kami gali potensinya. Sementara ini datanya baru kami terima, baru kami pelajari maka kami belum bisa klarifikasi," katanya di Jakarta, Selasa (5/4/2016).
Pihak DJP juga akan mengkonfirmasi ke wajib pajak yang ada dalam daftar tersebut. Jika ada data yang diketahui bahwa perusahaan "X" mnggelar transaksi di luar negeri yang mengindikasikan ada penghasilan atau keuntungan dari penjualan saham, DJP selalu konfirmasi dengan WP bersangkutan.
"Kalau dalam tahapan klarifikasi WP tidak memberikan keterangan dengan jelas, dan tetap bertahan tidak ingin membetulkan SPT baru kami masuk tahapan pemeriksaan," ujar dia.
Mekar mengatakan, pihaknya juga akan menggunakan Automatic Exchange of Information (AEoI). Namun, belum tahu apakah cara ini efektif atau tidak untuk mengungkap masalah tersebut, karena mereka melibatkan bank dan firma hukum.
"Kita belum tahu. Tapi yang pasti sekarang seluruh dunia berusaha untuk menghilangkan rahasia perbankan maka kami punya keyakinan data informasi itu akan mengalir ke kami," pungkasnya.
(izz)