Harga Minyak Dunia Naik, Kuwait Pede Soal Pembekuan Produksi
A
A
A
NEW YORK - Harga minyak mentah dunia tercatat naik setelah produsen utama Kuwait tetap setuju untuk membekukan produksi minyak akhir bulan ini. Meski begitu Iran terus menolak rencana pembekuan produksi dalam upaya menjaga harga minyak global tetap stabil.
Seperti dikutip dari Reuters, Rabu (6/4/2016), harga minyak AS West Texas Intermediate (WTI) naik 19 sen menjadi USD35,89 per barel, naik dari posisi terendah dalam satu bulan yang berada di level USD35,24 per barel. Hal ini naik menjadi USD36,58 per barel. Sementara, harga minyak brent melonjak 18 sen ke level USD37,87 per barel, setelah tenggelam cukup rendah di posisi USD37,27 pada 4 Maret.
Pasar memperpanjang kenaikan di perdagangan pasca penyelesaian setelah data awal suplai dan demand minyak mentah AS untuk pekan lalu dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan kejutan dari 4,3 juta barel.
Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan stok minyak mentah AS telah meningkat 3,2 juta barel menjadi rekor tertinggi untuk pekan kedelapan. Energy Information Administration (EIA) AS akan merilis data persediaan resmi pada hari ini.
"Ini benar-benar tak terduga. Ini bisa membuka run baru yang lebih tinggi pada harga minyak mentah, meskipun aku akan mengatakan reli akan bertahan. Kita harus melihat kilang yang lebih tinggi dalam laporan EIA, atau indikasi lain dari permintaan, seperti bensin," kata John Kilduff, mitra di New York hedge fund energi Again Capital,
Harga minyak mentah tetap hampir 40% di atas posisi terendah dalan 12 tahun yang melanda pada pertengahan Februari tahun ini, meskipun pemulihan telah melempem akhir-akhir ini terpengaruh skeptisisme atas gagasan pembekuan produkak oleh produsen.
Naiknya harga minyak tidak terlepas oleh sambutan dari Gubernur OPEC Kuwait bahwa pertemuan negara-negara penghasil minyak di Doha pada 17 April akan memberikan kesepakatan untuk mengadakan produksi pada level tertinggi Januari meskipun ada yang tidak setuju.
Deputi Menteri Perminyakan Iran Marzieh Shahdaei menegaskan kembali keinginan Teheran untuk fokus pada peningkatan ekspor minyak mentahnya. Negara ini adalah eksportir terbesar kedua di Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan produsen minyak terbesar keempat di dunia.
Pekan lalu, seorang pangeran Saudi dilaporkan mengatakan kerajaan tidak akan berpartisipasi dalam pembekuan produksi tanpa keterlibatan Teheran.
Seperti dikutip dari Reuters, Rabu (6/4/2016), harga minyak AS West Texas Intermediate (WTI) naik 19 sen menjadi USD35,89 per barel, naik dari posisi terendah dalam satu bulan yang berada di level USD35,24 per barel. Hal ini naik menjadi USD36,58 per barel. Sementara, harga minyak brent melonjak 18 sen ke level USD37,87 per barel, setelah tenggelam cukup rendah di posisi USD37,27 pada 4 Maret.
Pasar memperpanjang kenaikan di perdagangan pasca penyelesaian setelah data awal suplai dan demand minyak mentah AS untuk pekan lalu dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan kejutan dari 4,3 juta barel.
Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan stok minyak mentah AS telah meningkat 3,2 juta barel menjadi rekor tertinggi untuk pekan kedelapan. Energy Information Administration (EIA) AS akan merilis data persediaan resmi pada hari ini.
"Ini benar-benar tak terduga. Ini bisa membuka run baru yang lebih tinggi pada harga minyak mentah, meskipun aku akan mengatakan reli akan bertahan. Kita harus melihat kilang yang lebih tinggi dalam laporan EIA, atau indikasi lain dari permintaan, seperti bensin," kata John Kilduff, mitra di New York hedge fund energi Again Capital,
Harga minyak mentah tetap hampir 40% di atas posisi terendah dalan 12 tahun yang melanda pada pertengahan Februari tahun ini, meskipun pemulihan telah melempem akhir-akhir ini terpengaruh skeptisisme atas gagasan pembekuan produkak oleh produsen.
Naiknya harga minyak tidak terlepas oleh sambutan dari Gubernur OPEC Kuwait bahwa pertemuan negara-negara penghasil minyak di Doha pada 17 April akan memberikan kesepakatan untuk mengadakan produksi pada level tertinggi Januari meskipun ada yang tidak setuju.
Deputi Menteri Perminyakan Iran Marzieh Shahdaei menegaskan kembali keinginan Teheran untuk fokus pada peningkatan ekspor minyak mentahnya. Negara ini adalah eksportir terbesar kedua di Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan produsen minyak terbesar keempat di dunia.
Pekan lalu, seorang pangeran Saudi dilaporkan mengatakan kerajaan tidak akan berpartisipasi dalam pembekuan produksi tanpa keterlibatan Teheran.
(akr)