Jaringan Gas Tekan Biaya Operasional Bisnis Kuliner
A
A
A
JAKARTA - Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja mengklaim pembangunan jaringan gas untuk rumah tangga lebih efisien ketimbang elpiji subsidi. Bahkan menguntungkan bagi pelaku usaha bidang makanan.
“Adanya pembangunan jargas, maka akan menekan biaya operasional usaha kuliner,” ujar Wirat di kantornya, Jakarta, Jumat (8/4/2016).
Menurut dia, pembangunan jargas bisa meringankan biaya produksi pebisnis makanan, seperti tukang gorengan. Umumnya tukang gorengan menghabiskan biaya produksi Rp900 ribu per bulan, dengan jargas biaya produksinya bisa menjadi Rp200 ribu per bulan.
(Baca: Pembangunan Jaringan Gas Akan Hilangkan Elpiji)
Kalkulasi ini membuat pemerintah menjadikan pembangunan jargas sebagai prioritas. Karena biaya yang lebih murah dengan jargas bisa dimanfaatkan untuk penghematan serta kebutuhan masyarakat lainnya.
“Kalau elpiji subsidi itu Rp100 ribu yang kita keluarkan per bulannya. Kalau di kalikan sekian rumah tangga, efeknya besar sekali kan,” pungkasnya.
“Adanya pembangunan jargas, maka akan menekan biaya operasional usaha kuliner,” ujar Wirat di kantornya, Jakarta, Jumat (8/4/2016).
Menurut dia, pembangunan jargas bisa meringankan biaya produksi pebisnis makanan, seperti tukang gorengan. Umumnya tukang gorengan menghabiskan biaya produksi Rp900 ribu per bulan, dengan jargas biaya produksinya bisa menjadi Rp200 ribu per bulan.
(Baca: Pembangunan Jaringan Gas Akan Hilangkan Elpiji)
Kalkulasi ini membuat pemerintah menjadikan pembangunan jargas sebagai prioritas. Karena biaya yang lebih murah dengan jargas bisa dimanfaatkan untuk penghematan serta kebutuhan masyarakat lainnya.
“Kalau elpiji subsidi itu Rp100 ribu yang kita keluarkan per bulannya. Kalau di kalikan sekian rumah tangga, efeknya besar sekali kan,” pungkasnya.
(ven)