Tiga Negara Lirik Kopi Pagaralam
A
A
A
PAGARALAM - Pulau Sumatera terkenal dengan hasil kopinya, mulai kopi Aceh, Sidikalang, Siborong-borong, hingga kopi Lampung. Tapi Anda pernah mengenal kopi Pagaralam? Bila belum, Anda kalah dengan investor dari Belanda, Jerman, dan Australia yang melirik kopi Pagaralam dari Sumatera Selatan.
Walikota Pagaralam, Ida Fitriati Basjuni mengatakan investor asal Belanda, Jerman, dan Australia melirik kopi Pagaralam, karena kopi dari dataran tinggi Gunung Dempo ini memiliki cita rasa berbeda dari kopi lainnya.
“Rasa kopi kita (Pagaralam) digemari masyarakat Eropa. Beberapa investor dari Jerman, Belanda, dan Australia berminat melakukan kerja sama,” kata Ida, Selasa (12/4/2016).
Para investor asing itu sedang menggali tentang potensi kopi dan holtikultura yang ada di Kota Pagaralam. Mereka juga meninjau langsung sejumlah lahan pertanian dan perkebunan di daerah Dempo Utara, seperti Bumi Agung dan Kerinjing.
Selanjutnya para investor Jerman, Belanda dan Australia, akan membuat nota kesepakatan dengan petani. Jika ditemukan suatu kesepakatan, bukan tidak mungkin potensi yang ada bisa dikembangkan dengan baik.
"Kita tinggal menunggu mereka membuat rencana melakukan MoU langsung dengan petani tentang pengembangan kopi, sayur dan buah. Kita sangat berharap hubungan kerjasama ini dapat berjalan sehingga hasil perkebunan dan pertanian di Kota Pagaralam bisa dihargai tinggi," tegasnya.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kota Pagaralam, Jumaldi Jani mengatakan, sejak tahun 2011, sudah banyak investor datang untuk pengolahan kopi termasuk sumber daya alam yang ada di Pagaralam. Pasalnya, ribuan hektar kebun kopi yang terdapat di Kota Pagaralam dengan jenis robusta. Namun, ada sebagian kecil jenis arabika, dengan produksi mencapai 54.000 ton per tahun.
"Produksi kopi di Kota Pagaralam dipengaruhi cuaca sehingga hasil yang didapat fluktuatif. Namun Pagaralam merupakan daerah produsen kopi terbesar di Sumsel, dan pemasok utama ekspor Provinsi Lampung," papar dia.
Kata Jumaldi, dari data yang berhasil dihimpun rata-rata 31% dari total ekspor kopi Indonesia adalah tujuan Eropa. Dengan semakin meningkatnya permintaan kopi dunia dari negara Eropa, ini menjadi peluang bagi petani Pagaralam.
Walikota Pagaralam, Ida Fitriati Basjuni mengatakan investor asal Belanda, Jerman, dan Australia melirik kopi Pagaralam, karena kopi dari dataran tinggi Gunung Dempo ini memiliki cita rasa berbeda dari kopi lainnya.
“Rasa kopi kita (Pagaralam) digemari masyarakat Eropa. Beberapa investor dari Jerman, Belanda, dan Australia berminat melakukan kerja sama,” kata Ida, Selasa (12/4/2016).
Para investor asing itu sedang menggali tentang potensi kopi dan holtikultura yang ada di Kota Pagaralam. Mereka juga meninjau langsung sejumlah lahan pertanian dan perkebunan di daerah Dempo Utara, seperti Bumi Agung dan Kerinjing.
Selanjutnya para investor Jerman, Belanda dan Australia, akan membuat nota kesepakatan dengan petani. Jika ditemukan suatu kesepakatan, bukan tidak mungkin potensi yang ada bisa dikembangkan dengan baik.
"Kita tinggal menunggu mereka membuat rencana melakukan MoU langsung dengan petani tentang pengembangan kopi, sayur dan buah. Kita sangat berharap hubungan kerjasama ini dapat berjalan sehingga hasil perkebunan dan pertanian di Kota Pagaralam bisa dihargai tinggi," tegasnya.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kota Pagaralam, Jumaldi Jani mengatakan, sejak tahun 2011, sudah banyak investor datang untuk pengolahan kopi termasuk sumber daya alam yang ada di Pagaralam. Pasalnya, ribuan hektar kebun kopi yang terdapat di Kota Pagaralam dengan jenis robusta. Namun, ada sebagian kecil jenis arabika, dengan produksi mencapai 54.000 ton per tahun.
"Produksi kopi di Kota Pagaralam dipengaruhi cuaca sehingga hasil yang didapat fluktuatif. Namun Pagaralam merupakan daerah produsen kopi terbesar di Sumsel, dan pemasok utama ekspor Provinsi Lampung," papar dia.
Kata Jumaldi, dari data yang berhasil dihimpun rata-rata 31% dari total ekspor kopi Indonesia adalah tujuan Eropa. Dengan semakin meningkatnya permintaan kopi dunia dari negara Eropa, ini menjadi peluang bagi petani Pagaralam.
(ven)