BPD Yogyakarta Incar Proyek Rp4,5 Triliun
A
A
A
YOGYAKARTA - Bank Pembangunan Daerah (BPD) Yogyakarta mengincar proyek mercusuar dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang akan dilakukan beberapa waktu mendatang. Pembiayaan proyek ini merupakan bagian dari kerja sama antar kedua lembaga yang telah terjalin lama.
Pembangunan mercusuar kampus UAD yang berada di ring road selatan Yogyakarta. Nilai proyeknya fantastis sebesar Rp4,5 triliun.
“Namun untuk pembiayaan proyek raksasa ini, BPD Yogyakarta akan menggandeng bank lainnya,” ujar Direktur Utama BPD Yogyakarta, Bambang Setiawan, Jumat (15/4/2016). Ke depan, Bank BPD di seluruh daerah memang diarahkan ke sindikasi atau korporasi dalam satu wadah.
Menurut Bambang, pihaknya membidik kalangan universitas menjadi rekan kerja mereka, karena memiliki potensi cukup besar, baik untuk pengumpulan dana pihak ketiga (DPK) maupun pengguliran pembiayaan berbagai proyek yang dilaksanakan.
Lanjut dia, BPD Yogyakarta juga telah mengelola dana kemahasiswaan yang berputar di UAD. Uang kuliah hingga payroll gaji dari karyawan UAD dilakukan melalui BPD Yogyakarta. Sehingga dana tersebut berpotensi menambah besar DPK yang dikelola. Selain itu juga menggali potensi dana pihak ketiga yang berbiaya murah, yaitu tabungan.
Uang mahasiswa yang selama ini berputar bisa dikomposisikan ke dalam tabungan. Karena itu, pihaknya lebih berupaya memaksimalkan perolehan dana pihak ketiga dari sektor tabungan dan giro dibanding deposito dari pemerintah daerah (Pemda).
Saat ini komposisi dua jenis dana pihak ketiga yaitu Tabungan dan Giro sudah mencapai 71 %, dan sisanya baru deposito. Pihaknya akan berupaya menekan deposito dan memaksimalkan tabungan dan giro. Sebagai imbal balik, pihaknya memang memberi program imbal balik yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
Rektor UAD, Kasiyarno mengatakan kerja sama antara mereka sudah terjalin lama. Bahkan keduanya kerap menyelenggarakan wirausaha istimewa yang diikuti oleh mahasiswa-mahasiswi UAD yang telah menjalankan usahanya sendiri.
Pembangunan mercusuar kampus UAD yang berada di ring road selatan Yogyakarta. Nilai proyeknya fantastis sebesar Rp4,5 triliun.
“Namun untuk pembiayaan proyek raksasa ini, BPD Yogyakarta akan menggandeng bank lainnya,” ujar Direktur Utama BPD Yogyakarta, Bambang Setiawan, Jumat (15/4/2016). Ke depan, Bank BPD di seluruh daerah memang diarahkan ke sindikasi atau korporasi dalam satu wadah.
Menurut Bambang, pihaknya membidik kalangan universitas menjadi rekan kerja mereka, karena memiliki potensi cukup besar, baik untuk pengumpulan dana pihak ketiga (DPK) maupun pengguliran pembiayaan berbagai proyek yang dilaksanakan.
Lanjut dia, BPD Yogyakarta juga telah mengelola dana kemahasiswaan yang berputar di UAD. Uang kuliah hingga payroll gaji dari karyawan UAD dilakukan melalui BPD Yogyakarta. Sehingga dana tersebut berpotensi menambah besar DPK yang dikelola. Selain itu juga menggali potensi dana pihak ketiga yang berbiaya murah, yaitu tabungan.
Uang mahasiswa yang selama ini berputar bisa dikomposisikan ke dalam tabungan. Karena itu, pihaknya lebih berupaya memaksimalkan perolehan dana pihak ketiga dari sektor tabungan dan giro dibanding deposito dari pemerintah daerah (Pemda).
Saat ini komposisi dua jenis dana pihak ketiga yaitu Tabungan dan Giro sudah mencapai 71 %, dan sisanya baru deposito. Pihaknya akan berupaya menekan deposito dan memaksimalkan tabungan dan giro. Sebagai imbal balik, pihaknya memang memberi program imbal balik yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
Rektor UAD, Kasiyarno mengatakan kerja sama antara mereka sudah terjalin lama. Bahkan keduanya kerap menyelenggarakan wirausaha istimewa yang diikuti oleh mahasiswa-mahasiswi UAD yang telah menjalankan usahanya sendiri.
(ven)