Ken Dirjen Pajak: Ini Bukan Soal Adil atau Tidak

Selasa, 19 April 2016 - 20:34 WIB
Ken Dirjen Pajak: Ini...
Ken Dirjen Pajak: Ini Bukan Soal Adil atau Tidak
A A A
JAKARTA - Rencana pemerintah memberlakukan RUU Pengampunan Pajak alias tax amnesty (TA) mendapat tentangan dari beberapa pihak. Mereka menyebut soal rasa keadilan dalam TA.

Sekretaris Fraksi PKB di DPR, Cucun Ahmad mengatakan bila terjadi penerapan UU TA, harus memenuhi rasa keadilan bagi para pembayar pajak sendiri. Sebab, kata dia, ada pembayar pajak yang selama ini taat da nada pengemplang pajak di luar negeri.

“Kalau UU TA ini diterapkan, apakah pembayar pajak yang taat itu akan berpikir untuk membayar pajak. Toh para pengemplang pajak diampuni. Jadi, harus hati-hati dan menyiapkan segala administrasi agar uang itu masuk dengan benar dan tidak meluber kemana-mana,” tandasnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pajak, Ken Dwijugiasteadi mengatakan masalah pengampunan pajak alias tax amnesty (TA) bukan persoalan adil atau tidak adil. Ken menyebut, bila negara ini menginginkan perekonomiannya maju dan menyerap lapangan tenaga kerja, maka diharuskan terus berusaha. Yaitu bagaimana uang yang berada di luar negeri selama ini kembali atau diinvestasikan ke Indonesia.

Ken menyebut, bila negara ini menginginkan perekonomiannya maju serta tumbuh dan menyerap lapangan tenaga kerja, maka diharuskan untuk terus berusaha. Dan bagaimana uang yang ada di luar negeri selama ini kembali dan atau diinvestasikan ke Indonesia.

“Jadi, tujuan utama TA bagaimana uang warga negara Indonesia (WNI) yang ada di luar negeri selama ini kembali atau diinvestasikan ke Indonesia,” tegas Ken dalam dialog ‘Mengurai Kontroversi RUU Pengampunan Pajak – Tax Amnesty’ di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (19/4/2016).

Ia mengatakan, dengan menggunakan uang masuk ke Indonesia, maka ekonomi akan tumbuh, menyerap tenaga kerja, dan meningkatkan daya beli masyarakat, dibandingkan uang tidak terpakai dan tersimpan di luar negeri.

Ken tidak menampik bahwa memanasnya tax amnesty dipicu bocornya pengemplang pajak dalam Panama Papers. Tapi, kata dia, pemerintah tidak akan mempermasalahkan apakah uang itu haram atau tidak, yang penting bagaimana uang itu kembali ke Indonesia.

Hanya saja saat ditanya jumlah potensi uang yang akan masuk ke Indonesia dengan UU Tax Amnesty, Ken tidak mau menjelaskan secara rinci. "Tapi yang penting, uang di luar negeri itu masuk dan kembali diinvestasikan ke Indonesia," tandasnya.

Adapun anggota Komisi XI DPR, Bertu Merlas menyebut potensi bisa mencapai Rp11.400 triliun. “Ada yang menyebut potensi Rp11.400 triliun da nada yang menyebut Rp800 triliun,” katanya.

Bertu menyebut pemberlakuan TA ini bisa memenuhi kebutuhan defisit APBN 2016 (jangka pendek) dan mengembalikan uang WNI dari luar negeri (jangka panjang).

Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA), Yustinus Prastowo mengatakan TA harus menjadi instrumen untuk memperluas sekaligus pemasukan uang ke Indonesia. Hanya saja ia mengingatkan bila ini gagal, maka risikonya sangat besar. Mereka yang sudah mendapat ampunan pajak tersebut selanjutnya tidak boleh lagi.

Karena itu, Yustinus menitikberatkan pada infrastruktur, yaitu terintegrasinya akses data antara PPATK, NPWP dan e-KTP. Termasuk belajar dari negara yang sukses dalam menerapkan TA, seperti Afrika Selatan. Kesuksesan Afsel karena mendiang Presiden Nelson Mandela terlebih dulu mengampuni dan rekonsiliasi dengan warga kulit putih yang kaya.
(ven)
Berita Terkait
Pengampunan Pajak Tinggal...
Pengampunan Pajak Tinggal 34 Hari, Pemerintah Kantongi Rp10 Triliun Lebih
Ditjen Pajak Ungkap...
Ditjen Pajak Ungkap 59,3 Juta Wajib Pajak Sudah Padankan NIK Menjadi NPWP
Korupsi Ditjen Pajak,...
Korupsi Ditjen Pajak, Menkeu Bebas Tugaskan Pejabat Ditjen Pajak
Tinggal 28 Hari! Ikuti...
Tinggal 28 Hari! Ikuti Pengampunan Pajak atau Kena Denda 200 Persen
Tiba di KPK, Kepala...
Tiba di KPK, Kepala Kantor Pajak Madya Jaktim Wahono Saputro Bungkam
Kanwil DJP Sulselbartra...
Kanwil DJP Sulselbartra Masifkan Kampanye Simpatik PPS
Berita Terkini
Kejar Pertumbuhan Ekonomi...
Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8% Butuh Konektivitas Andal
7 jam yang lalu
Dampak Perang Dagang,...
Dampak Perang Dagang, DPR Dorong Impor Gas Penuhi Kebutuhan Industri
9 jam yang lalu
3 Fakta Menarik Singapore...
3 Fakta Menarik Singapore Airlines, Beri Bonus Fantastis 8 Kali Gaji dalam Setahun
10 jam yang lalu
Benahi Truk ODOL, Aptrindo:...
Benahi Truk ODOL, Aptrindo: Jangan Sampai Omon-omon, Harus Ada Roadmap Jelas
10 jam yang lalu
Sanksi AS Gagal Runtuhkan...
Sanksi AS Gagal Runtuhkan Moskow, Rusia Catat Pertumbuhan Ekonomi 4,1%
11 jam yang lalu
Scooter Prix dan Pertamina...
Scooter Prix dan Pertamina Mandalika Racing Series Bisa Menjadi Katalisator Ekonomi
11 jam yang lalu
Infografis
Pemprov DKI Jakarta...
Pemprov DKI Jakarta Potong Pajak Pembelian BBM 5%
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved