Qatar Airways Incar Batam, Manado dan Medan
A
A
A
JAKARTA - Civil Aviation Authority (CAA) Qatar akan menambah jalur penerbangan Qatar Airways ke Medan, Batam dan Manado guna meningkatkan kunjungan pariwisata ke Indonesia. Hal tersebut terungkap ketika Dubes RI untuk Qatar, Marsekal Madya TNI (Purn) Muhammad Basri Sidehabi mengadakan pertemuan dengan Kepala CAA, Abdullah Nasser Turki Al Subaey pada tanggal 27 April 2016 di Doha.
Pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut dari kunjungan Presiden RI, Joko Widodo ke Qatar pada 14-15 September 2015. Saat ini frekuensi penerbangan Qatar Airways hanya ke Jakarta (21 penerbangan seminggu), Denpasar (14). Sedangkan penerbangan ke Surabaya tujuh kali seminggu dalam proses realisasi.
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat dan bersahabat, dibahas pula potensi ekonomi dan perdagangan RI-Qatar melalui peningkatan Trade Tourism and Investment (TTI) yang ditargetkan oleh Pemerintah Indonesia.
Abdullah Nasser Turki Al Subaey mengatakan peluang pasar Komunitas Ekonomi ASEAN yang ditandatangani pada 31 Desember 2015, menjadikan pasar Indonesia sangat atraktif dan menjanjikan sebagai hub bagi pasar ASEAN dengan Qatar.
Qatar Airways ingin menargetkan Batam sebagai pusat logistik kargo untuk merambah pasar ASEAN. Untuk merealisasikan hal tersebut, Turki Al Subaey merencanakan berkunjung ke Jakarta pada 2-4 Mei 2016 guna membahas perjanjian kerja sama Angkutan Udara RI-Qatar sekaligus permintaan tambahan kuota penerbangan jalur Batam, Medan dan Menado masing-masing tujuh penerbangan seminggu.
Dubes Sidehabi menyambut baik rencana Qatar Airways. Dikatakan, Indonesia siap membahas perjanjian tersebut dan saat ini sedang dibahas oleh Kementerian terkait di Jakarta. Mantan Anggota DPR tersebut mengatakan sejak turunnya harga minyak, Qatar berupaya mendiversifikasikan ekonominya dari ketergantungan minyak dan gas.
Qatar menerapkan kebijakan look east policy yang memfokuskan pada negara-negara Asia, termasuk Indonesia. Dubes Sidehabi menyarankan agar Kementerian terkait dapat memanfaatkan kebijakan Qatar tersebut guna meningkatkan kerjasama khususnya yang terkait TTI.
Kepala CAA Qatar menjelaskan jalur Qatar-Surabaya telah memperoleh persetujuan ketika kunjungan Presiden RI ke Qatar. Sebelumnya jalur Surabaya-Doha harus melalui Jakarta sehingga dianggap kurang efektif. Pejabat yang memiliki TKI asal Jatim tersebut, mengatakan jalur Surabaya-Doha dianggap menarik karena banyak buruh migran Indonesia berasal dari Jawa Timur.
Dengan adanya jalur tersebut diharapkan akan memudahkan angkutan udara kedua negara dan sekaligus akan menjadikan Surabaya hub bagi penerbangan Internasional. Dijelaskan pula, Qatar Airways merupakan penerbangan terbaik di dunia dengan destinasi terbanyak hampir mencapai 175 destinasi di dunia.
Dubes Sidehabi mendukung rencana kunjungan Abdullah Nasser Turki Al Subaey guna menyelesaikan draft MoU Angkutan Udara RI-Qatar. Diharapkan perjanjian tersebut dapat ditandatangani saat kunjungan Emir Qatar, H.H. Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani ke Indonesia.
Mantan Komandan Sesko TNI tersebut mengharapkan perjanjian tersebut dapat dijadikan salah satu milestone hubungan kedua negara, sekaligus dalam rangka memperingati hubungan diplomatik RI-Qatar ke-40. Karena itu, KBRI akan mengupayakan realisasi kunjungan Emir Qatar ke Jakarta, guna memenuhi undangan kehormatan Presiden Jokowi yang disampaikan ketika berkunjung ke Qatar.
Meski waktunya belum ditentukan, Emir Qatar menjanjikan berkunjung ke Indonesia. Pernyataan tersebut juga diulangi ketika Dubes Sidehabi menyerahkan surat kepercayaan kepada Emir pada 4 Maret 2016. Terkait rencana kunjungan tersebut, KBRI tengah mempersiapkan berbagai perjanjian kerja sama guna memaksimalkan kunjungan antara lain penandatanganan MoU angkutan udara, MoU Perlindungan TKI, MoU Perjanjian Bebas Visa, MoU Business Council, MoU kerja sama migas, MoU kerja sama pertanian.
Dubes sidehabi menambahkan, bahwa kunjungan Presiden Jokowi ke Qatar pada September 2015 cukup sukses dalam meningkatkan hubungan bilateral kedua negara. Tiga perjanjian telah ditandatangani antara lain kerja sama di bidang Perjanjian Bebas Visa bagi Pemegang Paspor Diplomatik, Dinas dan Khusus; Pembentukan Joint Investment Company RI-Qatar senilai USD 1 miliar; Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Combine Cicle Berbahan Bakar Gas Alam dengan investasi USD 700 juta untuk daya 2 x 250 MW di kawasan Belawan, Sumatera Utara.
Pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut dari kunjungan Presiden RI, Joko Widodo ke Qatar pada 14-15 September 2015. Saat ini frekuensi penerbangan Qatar Airways hanya ke Jakarta (21 penerbangan seminggu), Denpasar (14). Sedangkan penerbangan ke Surabaya tujuh kali seminggu dalam proses realisasi.
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat dan bersahabat, dibahas pula potensi ekonomi dan perdagangan RI-Qatar melalui peningkatan Trade Tourism and Investment (TTI) yang ditargetkan oleh Pemerintah Indonesia.
Abdullah Nasser Turki Al Subaey mengatakan peluang pasar Komunitas Ekonomi ASEAN yang ditandatangani pada 31 Desember 2015, menjadikan pasar Indonesia sangat atraktif dan menjanjikan sebagai hub bagi pasar ASEAN dengan Qatar.
Qatar Airways ingin menargetkan Batam sebagai pusat logistik kargo untuk merambah pasar ASEAN. Untuk merealisasikan hal tersebut, Turki Al Subaey merencanakan berkunjung ke Jakarta pada 2-4 Mei 2016 guna membahas perjanjian kerja sama Angkutan Udara RI-Qatar sekaligus permintaan tambahan kuota penerbangan jalur Batam, Medan dan Menado masing-masing tujuh penerbangan seminggu.
Dubes Sidehabi menyambut baik rencana Qatar Airways. Dikatakan, Indonesia siap membahas perjanjian tersebut dan saat ini sedang dibahas oleh Kementerian terkait di Jakarta. Mantan Anggota DPR tersebut mengatakan sejak turunnya harga minyak, Qatar berupaya mendiversifikasikan ekonominya dari ketergantungan minyak dan gas.
Qatar menerapkan kebijakan look east policy yang memfokuskan pada negara-negara Asia, termasuk Indonesia. Dubes Sidehabi menyarankan agar Kementerian terkait dapat memanfaatkan kebijakan Qatar tersebut guna meningkatkan kerjasama khususnya yang terkait TTI.
Kepala CAA Qatar menjelaskan jalur Qatar-Surabaya telah memperoleh persetujuan ketika kunjungan Presiden RI ke Qatar. Sebelumnya jalur Surabaya-Doha harus melalui Jakarta sehingga dianggap kurang efektif. Pejabat yang memiliki TKI asal Jatim tersebut, mengatakan jalur Surabaya-Doha dianggap menarik karena banyak buruh migran Indonesia berasal dari Jawa Timur.
Dengan adanya jalur tersebut diharapkan akan memudahkan angkutan udara kedua negara dan sekaligus akan menjadikan Surabaya hub bagi penerbangan Internasional. Dijelaskan pula, Qatar Airways merupakan penerbangan terbaik di dunia dengan destinasi terbanyak hampir mencapai 175 destinasi di dunia.
Dubes Sidehabi mendukung rencana kunjungan Abdullah Nasser Turki Al Subaey guna menyelesaikan draft MoU Angkutan Udara RI-Qatar. Diharapkan perjanjian tersebut dapat ditandatangani saat kunjungan Emir Qatar, H.H. Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani ke Indonesia.
Mantan Komandan Sesko TNI tersebut mengharapkan perjanjian tersebut dapat dijadikan salah satu milestone hubungan kedua negara, sekaligus dalam rangka memperingati hubungan diplomatik RI-Qatar ke-40. Karena itu, KBRI akan mengupayakan realisasi kunjungan Emir Qatar ke Jakarta, guna memenuhi undangan kehormatan Presiden Jokowi yang disampaikan ketika berkunjung ke Qatar.
Meski waktunya belum ditentukan, Emir Qatar menjanjikan berkunjung ke Indonesia. Pernyataan tersebut juga diulangi ketika Dubes Sidehabi menyerahkan surat kepercayaan kepada Emir pada 4 Maret 2016. Terkait rencana kunjungan tersebut, KBRI tengah mempersiapkan berbagai perjanjian kerja sama guna memaksimalkan kunjungan antara lain penandatanganan MoU angkutan udara, MoU Perlindungan TKI, MoU Perjanjian Bebas Visa, MoU Business Council, MoU kerja sama migas, MoU kerja sama pertanian.
Dubes sidehabi menambahkan, bahwa kunjungan Presiden Jokowi ke Qatar pada September 2015 cukup sukses dalam meningkatkan hubungan bilateral kedua negara. Tiga perjanjian telah ditandatangani antara lain kerja sama di bidang Perjanjian Bebas Visa bagi Pemegang Paspor Diplomatik, Dinas dan Khusus; Pembentukan Joint Investment Company RI-Qatar senilai USD 1 miliar; Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Combine Cicle Berbahan Bakar Gas Alam dengan investasi USD 700 juta untuk daya 2 x 250 MW di kawasan Belawan, Sumatera Utara.
(ven)