BI Ramal Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,6%
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia memprediksi perekonomian Indonesia tahun ini tumbuh 5,2-5,6% dan terus berada dalam tren meningkat untuk jangka menengah, sejalan dengan meningkatnya kapasitas perekonomian.
Dengan peningkatan kapasitas perekonomian tersebut, inflasi diperkirakan dapat terjaga sesuai dengan kisaran sasaran 4±1% untuk tahun 2016-2017 dan 3,5±1% dalam jangka menengah.
"Dengan struktur perekonomian yang lebih baik dan sumber pertumbuhan yang lebih terdiversifikasi, defisit transaksi berjalan diprakirakan akan tetap terkendali pada tingkat yang aman dan dengan struktur yang lebih sehat," kata Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo di Jakarta, Kamis (28/4/2016).
Dalam jangka menengah, prospek ekonomi domestik berada dalam lintasan yang terus meningkat didukung oleh perekonomian global yang semakin pulih dan kebijakan struktural pemerintah di sektor riil yang semakin dapat mengatasi berbagai tantangan struktural.
Ke depan, koordinasi antara Bank Indonesia dengan pemerintah dalam mewujudkan reformasi struktural perlu untuk terus dilakukan.
Koordinasi ini diharapkan memperkuat sinergi dalam menjawab berbagai isu struktural, seperti ketahanan pangan, energi dan air, peningkatan daya saing industri nasional, memperbaiki sektor maritim dan pariwisata. Selanjutnya pembiayaan pembangunan berkesinambungan, ekonomi yang lebih inklusif, dan penguatan modal dasar pembangunan.
Menurut Agus, reformasi struktural sudah saatnya diarahkan pada upaya meningkatkan daya saing industri nasional, termasuk hilirisasi, yang apabila dibiarkan akan cenderung tergerus oleh kekuatan ekonomi baru di kawasan.
(Baca: Pemerintah Target Pertumbuhan Ekonomi Capai 5,9% di 2017)
Kebijakan yang terkoordinasi diperlukan dalam pengembangan industri nasional yang memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan dan pemerataan.
"Kita perlu mendorong peningkatan populasi industri dengan sebaran yang lebih baik, terutama di luar Jawa dan terintegrasi dalam rantai nilai global," tandasnya.
Dengan peningkatan kapasitas perekonomian tersebut, inflasi diperkirakan dapat terjaga sesuai dengan kisaran sasaran 4±1% untuk tahun 2016-2017 dan 3,5±1% dalam jangka menengah.
"Dengan struktur perekonomian yang lebih baik dan sumber pertumbuhan yang lebih terdiversifikasi, defisit transaksi berjalan diprakirakan akan tetap terkendali pada tingkat yang aman dan dengan struktur yang lebih sehat," kata Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo di Jakarta, Kamis (28/4/2016).
Dalam jangka menengah, prospek ekonomi domestik berada dalam lintasan yang terus meningkat didukung oleh perekonomian global yang semakin pulih dan kebijakan struktural pemerintah di sektor riil yang semakin dapat mengatasi berbagai tantangan struktural.
Ke depan, koordinasi antara Bank Indonesia dengan pemerintah dalam mewujudkan reformasi struktural perlu untuk terus dilakukan.
Koordinasi ini diharapkan memperkuat sinergi dalam menjawab berbagai isu struktural, seperti ketahanan pangan, energi dan air, peningkatan daya saing industri nasional, memperbaiki sektor maritim dan pariwisata. Selanjutnya pembiayaan pembangunan berkesinambungan, ekonomi yang lebih inklusif, dan penguatan modal dasar pembangunan.
Menurut Agus, reformasi struktural sudah saatnya diarahkan pada upaya meningkatkan daya saing industri nasional, termasuk hilirisasi, yang apabila dibiarkan akan cenderung tergerus oleh kekuatan ekonomi baru di kawasan.
(Baca: Pemerintah Target Pertumbuhan Ekonomi Capai 5,9% di 2017)
Kebijakan yang terkoordinasi diperlukan dalam pengembangan industri nasional yang memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan dan pemerataan.
"Kita perlu mendorong peningkatan populasi industri dengan sebaran yang lebih baik, terutama di luar Jawa dan terintegrasi dalam rantai nilai global," tandasnya.
(ven)