PLN: Listrik Bisa Mengurangi Pengangguran
A
A
A
JAKARTA - PT PLN (Persero) mengemukakan bahwa listrik memiliki peran untuk mengatasi pengangguran di Tanah Air. Pasalnya, kurangnya pasokan listrik saat ini menyebabkan industri di Indonesia tidak tumbuh dan kurang menyerap tenaga kerja yang ada di dalam negeri.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan, industri di dalam negeri juga mengalami kendala tingginya tarif listrik yang dibebankan kepada mereka. Akibatnya, mereka pun kurang memiliki daya saing dibanding industri dari negara lain.
"Industri kita tidak tumbuh kendalanya apa? Ya itu karena energi, karena listrik," katanya saat berbincang dengan media di Jakarta, Kamis (12/5/2016).
Karena itu, sambung mantan orang nomor satu di BRI ini, pihaknya tengah berupaya untuk memberikan kepastian dan menurunkan tarif listrik untuk industri. Setidaknya, mereka yang berniat investasi dan menanamkan modalnya di Indonesia dapat aman dan mendapatkan listrik dengan kualitas dan volume yang cukup.
"Mereka bisa aman dalam lima tahun investasi, listriknya aman, kualitasnya baik, volumenya cukup, harganya tetap. Karena bagaimanapun ini berdampak pada pekerjaan, persaingan, pengangguran," imbuh dia.
(Baca: Sering Byar-Pet Karena Indonesia Belum Punya Cadangan Listrik)
Dewan Pembina Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Franciscus Welirang menambahkan, penduduk di Indonesia pasti mengalami peningkatan setiap tahunnya. Artinya kebutuhan akan lapangan pekerjaan pun semakin besar ke depan.
Sementara industri, tutur Bos Indofood ini, baru akan tumbuh jika ada listrik yang di pasok untuk mereka. Jika tidak, maka industri akan sulit berkembang dan lapangan pekerjaan pun tidak akan terbuka lebar.
"Kalau kita melihat, pertumbuhan penduduk itu membutuhkan tenaga kerja, industri membutuhkan listrik. Artinya industri khususnya industri makanan dan minuman baru akan tumbuh dimana ada listrik," tandasnya.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan, industri di dalam negeri juga mengalami kendala tingginya tarif listrik yang dibebankan kepada mereka. Akibatnya, mereka pun kurang memiliki daya saing dibanding industri dari negara lain.
"Industri kita tidak tumbuh kendalanya apa? Ya itu karena energi, karena listrik," katanya saat berbincang dengan media di Jakarta, Kamis (12/5/2016).
Karena itu, sambung mantan orang nomor satu di BRI ini, pihaknya tengah berupaya untuk memberikan kepastian dan menurunkan tarif listrik untuk industri. Setidaknya, mereka yang berniat investasi dan menanamkan modalnya di Indonesia dapat aman dan mendapatkan listrik dengan kualitas dan volume yang cukup.
"Mereka bisa aman dalam lima tahun investasi, listriknya aman, kualitasnya baik, volumenya cukup, harganya tetap. Karena bagaimanapun ini berdampak pada pekerjaan, persaingan, pengangguran," imbuh dia.
(Baca: Sering Byar-Pet Karena Indonesia Belum Punya Cadangan Listrik)
Dewan Pembina Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Franciscus Welirang menambahkan, penduduk di Indonesia pasti mengalami peningkatan setiap tahunnya. Artinya kebutuhan akan lapangan pekerjaan pun semakin besar ke depan.
Sementara industri, tutur Bos Indofood ini, baru akan tumbuh jika ada listrik yang di pasok untuk mereka. Jika tidak, maka industri akan sulit berkembang dan lapangan pekerjaan pun tidak akan terbuka lebar.
"Kalau kita melihat, pertumbuhan penduduk itu membutuhkan tenaga kerja, industri membutuhkan listrik. Artinya industri khususnya industri makanan dan minuman baru akan tumbuh dimana ada listrik," tandasnya.
(ven)