Bank Tanah Bakal Sukseskan Program Sejuta Rumah
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mendukung perlu dibentuknya bank tanah guna mendukung program sejuta rumah yang ditargetkan pemerintah. Dibentuknya bank tanah diyakini akan mampu mempercepat realisasi program sejuta rumah tersebut.
Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan, dibentuknya bank tanah akan mempercepat pemenuhan kebutuhan perumahan bagi masyarakat menengah bawah. Pembentukan bank tanah akan menjadi solusi untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dan program pembangunan sejuta rumah.
"Dengan mempercepat program sejuta rumah, maka bisa mengurangi backlog perumahan di Indonesia yang mencapai angka 15 juta unit," kata dia dalam rilisny, Minggu (15/5/2016).
(Baca Juga: Bank Tanah Solusi Pembebasan Lahan Proyek Infrastruktur)
Dia menegaskan mendukung jika pemerintah ingin mendirikan bank tanah. Namun, dia mengusulkan agar pengadaan bank tanah tidak hanya sebatas untuk infrastruktur jalan tetapi juga pembangunan pemukiman atau perumahan untuk rakyat.
"Saya mengusulkan kepada pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR) agar bank tanah untuk pemukiman juga diadakan," tegasnya.
(Baca Juga: Menko Darmin Ungkap Penyebab Program Sejuta Rumah Tersendat)
Menurutnya permintaan tinggi untuk rumah menengah ke bawah juga harus diimbangi dengan adanya lahan yang memadai. Sehingga, para pengembang bisa dengan mudah dan cepat untuk membangun perumahan diberbagai daerah. Jika bank tanah bisa cepat direalisasikan, akan mendukung percepatan program pembangunan sejuta rumah.
"Kalau lahannya ada, maka harga tanahnya dapat ditekan lebih murah sehingga akan terjadi efisiensi biaya dalam program ini, dan pengembang bisa cepat membangun," tambah dia.
Di beberapa daerah potensi dan permintaan rumah masih sangat tinggi. Dia mencontohkan banyaknya permintaan pembangunan rumah seperti di sepanjang pinggir tol Cikampek-Palimanan (Cipali). Selain itu, dampak pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi kawasan di sekitar lokasi yang sedang dikembangkan. "Ini berdampak pada permintaan rumah juga," paparnya.
Dia mengatakan, adanya tol Cipali sangat dirasakan masyarakat. Ini terlihat dari permintaan hunian di Kabupaten Batang, Semarang dan Cirebon, Jawa Barat. "Di Kabupaten Batang ada permintaan rumah baru sebanyak 3.000 unit, sekarang telah teralisasi sekitar 1.200 unit. Sedangkan di wilayah Cirebon ada permintaan 6.000 rumah baru," tandasnya.
Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan, dibentuknya bank tanah akan mempercepat pemenuhan kebutuhan perumahan bagi masyarakat menengah bawah. Pembentukan bank tanah akan menjadi solusi untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dan program pembangunan sejuta rumah.
"Dengan mempercepat program sejuta rumah, maka bisa mengurangi backlog perumahan di Indonesia yang mencapai angka 15 juta unit," kata dia dalam rilisny, Minggu (15/5/2016).
(Baca Juga: Bank Tanah Solusi Pembebasan Lahan Proyek Infrastruktur)
Dia menegaskan mendukung jika pemerintah ingin mendirikan bank tanah. Namun, dia mengusulkan agar pengadaan bank tanah tidak hanya sebatas untuk infrastruktur jalan tetapi juga pembangunan pemukiman atau perumahan untuk rakyat.
"Saya mengusulkan kepada pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR) agar bank tanah untuk pemukiman juga diadakan," tegasnya.
(Baca Juga: Menko Darmin Ungkap Penyebab Program Sejuta Rumah Tersendat)
Menurutnya permintaan tinggi untuk rumah menengah ke bawah juga harus diimbangi dengan adanya lahan yang memadai. Sehingga, para pengembang bisa dengan mudah dan cepat untuk membangun perumahan diberbagai daerah. Jika bank tanah bisa cepat direalisasikan, akan mendukung percepatan program pembangunan sejuta rumah.
"Kalau lahannya ada, maka harga tanahnya dapat ditekan lebih murah sehingga akan terjadi efisiensi biaya dalam program ini, dan pengembang bisa cepat membangun," tambah dia.
Di beberapa daerah potensi dan permintaan rumah masih sangat tinggi. Dia mencontohkan banyaknya permintaan pembangunan rumah seperti di sepanjang pinggir tol Cikampek-Palimanan (Cipali). Selain itu, dampak pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi kawasan di sekitar lokasi yang sedang dikembangkan. "Ini berdampak pada permintaan rumah juga," paparnya.
Dia mengatakan, adanya tol Cipali sangat dirasakan masyarakat. Ini terlihat dari permintaan hunian di Kabupaten Batang, Semarang dan Cirebon, Jawa Barat. "Di Kabupaten Batang ada permintaan rumah baru sebanyak 3.000 unit, sekarang telah teralisasi sekitar 1.200 unit. Sedangkan di wilayah Cirebon ada permintaan 6.000 rumah baru," tandasnya.
(akr)