Industri Pelayaran RI Ambruk Akibat Krisis Ekonomi Global

Senin, 16 Mei 2016 - 12:02 WIB
Industri Pelayaran RI...
Industri Pelayaran RI Ambruk Akibat Krisis Ekonomi Global
A A A
JAKARTA - Indonesian National Shipowners Association (INSA) mengungkapkan, industri pelayaran nasional tergerus krisis ekonomi global, khususnya perlambatan ekonomi China dan penurunan harga komoditas dunia. Padahal, beberapa tahun silam industri pelayaran menjadi salah satu motor penggerak ekonomi nasional.

Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto menuturkan, pada 2000-2009 industri pelayaran tumbuh signifikan. Bahkan, kapasitas angkutan kontainer dunia tumbuh tiga kali lipat.

"Pertumbuhan ekonomi di China sejak awal merupakan salah satu faktor utama dari perkembangan industri pelayaran tersebut. Seperti kita ketahui, China merupakan negara dengan ekonomi terbesar kedua, dan negara eksportir terbesar di dunia," kata dia dalam Rakernas INSA di Jakarta, Senin (16/5/2016).

Menurutnya, industri pelayaran saat itu merupakan penunjang utama perekonomian global. Kontribusi industri pelayaran terhadap perekonomian global mencapai 90%. Kala itu, industri pelayaran sangat menikmati masa kejayaannya.

"Dunia pelayaran berpesta, kapal dengan teknologi dipesan. Pengembangan pelabuhan di berbagai negara dilakukan. Pola bisnis baru. Sebab, semua melihat ada peluang besar," imbuhnya.

Namun, sambung Carmelita, krisis ekonomi tiba-tiba melanda Eropa pada 2008 dan terus menjalar di seluruh dunia. Ditambah lagi, krisis ekonomi global dan perlambatan ekonomi Negeri Tirai Bambu dalam tiga tahun terakhir membuat perdagangan dunia mengalami penurunan drastis dan industri pelayaran juga ikut tergerus.

"‎Di tahun lalu ekonomi China tumbuh 6,8%, banyak ekonom melihat pertumbuhan ekonomi melambat sampai 6,5% sejujurnya, tak hanya industri pelayaran tetapi ekonomi sejumlah negara berkembang terkena dampak dari perlambatan yang terjadi di China," tuturnya.

Dia melanjutkan, dunia pelayaran kian tertekan dengan harga minyak dunia yang mencapai titik terendah dalam sejarah. Kian nelangsa, penurunan harga minyak dunia tersebut diperkirakan masih akan terus berjalan beberapa waktu ke depan.

Menurutnya, dunia pelayaran terkapar dan diambang krisis terbesar. ‎Dalam sebuah laporan indeks perkembangan industri dunia, sambungnya, industri pelayaran global menunjukkan penurunan drastis sejak Januari 2014.

"Sejumlah perusahaan raksasa pelayaran dunia mengalami kerugian besar, kapasitas angkut turun sehingga melakukan PHK besar-besaran. Industri pelayaran tidak imun dengan krisis ekonomi global," tandasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8781 seconds (0.1#10.140)