Nias Terancam Krisis, Sudirman Said Bereaksi Terhadap PLN
A
A
A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menilai, krisis listrik yang kembali mengancam Kepulauan Nias, Sumatera Utara membutuhkan itikad baik PT PLN (Persero) untuk menyelesaikan sengketa jual beli listrik dengan pemilik PLTD American Power Rent (APR).
Bulan lalu, Nias mengalami krisis listrik parah hingga mengakibatkan wilayah tersebut gelap gulita selama 12 hari. Kini krisis listrik di Nias terancam terulang. Pasalnya, sengketa jual beli listrik antara PLN dan ATR ternyata belum selesai.
"Saya berharap agar (krisis listrik di Nias) menjadi perhatian penuh dari PLN agar tidak terlalu lama. Dan saya kira kalau kita punya iktikad baik, tidak ada yang tidak dapat diselesaikan. Jangan sampai ada mengulang kegelapan di Nias," katanya di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (18/5/2016).
Dalam diskusi yang dilakukannya beberapa waktu lalu dengan APR dan PLN, mantan bos PT Pindad (Persero) ini melihat memang ada permasalahan yang harus diatasi kedua belah pihak terkait jual beli listrik tersebut. Dia berharap, permasalahan tersebut dapat segera teratasi.
"Memang ada beberapa permasalahan yang harus diatasi. Jelas sekali bahwa perusahaan tersebut dalam diskusi dengan pihak PLN juga. Saya harap dalam waktu dekat dapat diatasi," imbuh dia.
Mantan Kepala Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina ini mengingatkan PLN agar krisis listrik tidak terjadi lagi di Nias. Sebab, listrik bagi masyarakat Niat adalah kebutuhan yang sangat kritis karena keberadaan Nias jauh dan terpencil.
"Lakukan apa saja, kerjakan apa saja untuk menjamin jangan sampai Nias kembali menjadi gelap. Dan soal negosiasi itu, apa sih yang enggak bisa diselesaikan, semua bisa diselesaikan. Tolong diperhatikan PLN agar tidak terulang gelap di Nias," terangnya.
Sudirman juga berterima kasih kepada Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert Blake Jr yang telah memediasi permasalahan PLN dan APR. Sehingga, krisis listrik yang terjadi bulan lalu tidak berlangsung lama.
"Saya juga ingin berterima kasih kepada Ambassador Blake, karena dalam urusan Nias sangat membantu. Sehingga matinya listrik tidak terlalu lama," tandasnya.
Bulan lalu, Nias mengalami krisis listrik parah hingga mengakibatkan wilayah tersebut gelap gulita selama 12 hari. Kini krisis listrik di Nias terancam terulang. Pasalnya, sengketa jual beli listrik antara PLN dan ATR ternyata belum selesai.
"Saya berharap agar (krisis listrik di Nias) menjadi perhatian penuh dari PLN agar tidak terlalu lama. Dan saya kira kalau kita punya iktikad baik, tidak ada yang tidak dapat diselesaikan. Jangan sampai ada mengulang kegelapan di Nias," katanya di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (18/5/2016).
Dalam diskusi yang dilakukannya beberapa waktu lalu dengan APR dan PLN, mantan bos PT Pindad (Persero) ini melihat memang ada permasalahan yang harus diatasi kedua belah pihak terkait jual beli listrik tersebut. Dia berharap, permasalahan tersebut dapat segera teratasi.
"Memang ada beberapa permasalahan yang harus diatasi. Jelas sekali bahwa perusahaan tersebut dalam diskusi dengan pihak PLN juga. Saya harap dalam waktu dekat dapat diatasi," imbuh dia.
Mantan Kepala Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina ini mengingatkan PLN agar krisis listrik tidak terjadi lagi di Nias. Sebab, listrik bagi masyarakat Niat adalah kebutuhan yang sangat kritis karena keberadaan Nias jauh dan terpencil.
"Lakukan apa saja, kerjakan apa saja untuk menjamin jangan sampai Nias kembali menjadi gelap. Dan soal negosiasi itu, apa sih yang enggak bisa diselesaikan, semua bisa diselesaikan. Tolong diperhatikan PLN agar tidak terulang gelap di Nias," terangnya.
Sudirman juga berterima kasih kepada Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert Blake Jr yang telah memediasi permasalahan PLN dan APR. Sehingga, krisis listrik yang terjadi bulan lalu tidak berlangsung lama.
"Saya juga ingin berterima kasih kepada Ambassador Blake, karena dalam urusan Nias sangat membantu. Sehingga matinya listrik tidak terlalu lama," tandasnya.
(ven)