Antisipasi Kenaikan Fed Rate BI Siapkan Langkah Ini
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyadari rencana kenaikan Fed Fund Rate pada Juni nanti, akan berpengaruh terhadap ekonomi global. Untuk itu, BI tengah menyiapkan beberapa langkah dan bauran kebijakan untuk mengatasi imbas dari kenaikan suku bunga Fed.
Salah satunya koordinasi dengan otoritas moneter untuk saling menjaga nilai tukar agar senantiasa mencerminkan fundamentalnya. BI juga akan menyikapi dengan bauran kebijakan termasuk kebijakan makroprudensial.
"Tidak hanya itu, kita tahu langkah-langkah pemerintah yang berkomitmen untuk melakukan reformasi struktural dengan kebijakan-kebijakan untuk perbaikan infrastruktur, SDM, perbaikan kelembagaan, termasuk menjaga daya saing ataupun perizinan-perizinan di Indonesia yang dibuat efisien. Itu bentuk daya tahan kita terhadap kenaikan itu," papar Gubenur BI Agus DW Martowardojo, Jakarta, Kamis (19/5/2016).
Langkah tersebut, kata dia, kalaupun di luar negeri terjadi adanya perubahan-perubahan, namun Indonesia tetap akan terjaga stabilitas sistem keuangan dan pertumbuhan ekonominya.
Agus tidak memungkiri kecil kemungkinan sidang FOMC Fed Fund Rate tidak menaikkan The Fed. Pasalnya, hampir semua dari mereka berpandangan akan menaikkan Fed Rate di bulan tersebut.
"Sebelumnya pada awal tahun kita memperoleh pandangan fed fund rate itu akan meningkat bisa empat kali setahun, tapi setelah itu antara bulan Februari-April dinyatakan bahwa kalaupun Fed Fund Rate akan naik itu dilakukan secara gradual dan frekuensinya tidak akan empat kali setahun. Dari hasil itu terlihat bahwa petinggi-petinggi yang menjadi anggota FOMC hampir semua berpandangan kalau kondisi ini dapat terus dipertahankan kemungkinan untuk dinaikkan bulan juni itu tinggi," terang Agus.
Pihaknya juga melihat konsistensi hampir semua komite seperti itu, tentu ini membawa suatu kondisi bahwa terjadi kepastian bunga di Amerika akan meningkat, dan itu yang kemudian, kata Agus, akan berdampak pada stabilitas keuangan global.
"Dan di Indonesia kita tau mempunyai transaksi berjalan yang defisit dan itu juga dibiayai bukan hanya oleh Foreign Direct Investment, tapi juga oleh portfolio investment,"
Meski demikian, Agus menekankan, kalaupun terjadi gejolak pasar akibat kenaikan fed fund rate ini, tidak akan berlangsung lama. BI senantiasa akan berada di pasar keuangan untuk menjaga kestabilan.
"Ini berdampak pada kondisi pasar sesaat. Tetapi BI selalu ada di pasar untuk menjaga agar stabilitas itu ada," pungkasnya.
Salah satunya koordinasi dengan otoritas moneter untuk saling menjaga nilai tukar agar senantiasa mencerminkan fundamentalnya. BI juga akan menyikapi dengan bauran kebijakan termasuk kebijakan makroprudensial.
"Tidak hanya itu, kita tahu langkah-langkah pemerintah yang berkomitmen untuk melakukan reformasi struktural dengan kebijakan-kebijakan untuk perbaikan infrastruktur, SDM, perbaikan kelembagaan, termasuk menjaga daya saing ataupun perizinan-perizinan di Indonesia yang dibuat efisien. Itu bentuk daya tahan kita terhadap kenaikan itu," papar Gubenur BI Agus DW Martowardojo, Jakarta, Kamis (19/5/2016).
Langkah tersebut, kata dia, kalaupun di luar negeri terjadi adanya perubahan-perubahan, namun Indonesia tetap akan terjaga stabilitas sistem keuangan dan pertumbuhan ekonominya.
Agus tidak memungkiri kecil kemungkinan sidang FOMC Fed Fund Rate tidak menaikkan The Fed. Pasalnya, hampir semua dari mereka berpandangan akan menaikkan Fed Rate di bulan tersebut.
"Sebelumnya pada awal tahun kita memperoleh pandangan fed fund rate itu akan meningkat bisa empat kali setahun, tapi setelah itu antara bulan Februari-April dinyatakan bahwa kalaupun Fed Fund Rate akan naik itu dilakukan secara gradual dan frekuensinya tidak akan empat kali setahun. Dari hasil itu terlihat bahwa petinggi-petinggi yang menjadi anggota FOMC hampir semua berpandangan kalau kondisi ini dapat terus dipertahankan kemungkinan untuk dinaikkan bulan juni itu tinggi," terang Agus.
Pihaknya juga melihat konsistensi hampir semua komite seperti itu, tentu ini membawa suatu kondisi bahwa terjadi kepastian bunga di Amerika akan meningkat, dan itu yang kemudian, kata Agus, akan berdampak pada stabilitas keuangan global.
"Dan di Indonesia kita tau mempunyai transaksi berjalan yang defisit dan itu juga dibiayai bukan hanya oleh Foreign Direct Investment, tapi juga oleh portfolio investment,"
Meski demikian, Agus menekankan, kalaupun terjadi gejolak pasar akibat kenaikan fed fund rate ini, tidak akan berlangsung lama. BI senantiasa akan berada di pasar keuangan untuk menjaga kestabilan.
"Ini berdampak pada kondisi pasar sesaat. Tetapi BI selalu ada di pasar untuk menjaga agar stabilitas itu ada," pungkasnya.
(dmd)