RI Bakal Punya Kilang Minyak Modern, Sudirman Said Semringah
A
A
A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengaku senang lantaran cita-cita Indonesia untuk membangun kilang minyak modern semakin dekat. Hal ini terlihat dengan ditindaklanjutinya penandatanganan Head of Agreement (HoA) upgrading Refinery Development Master Plan (RDMP) Cilacap, melalui penetapan kontrak Engineering Management Service untuk pelaksanaan studi Basic Engineering Design (BED).
Dia menuturkan, penetapan kontrak Engineering Management Service untuk pelaksanaan studi BED Kilang Cilacap tersebut menjadi peristiwa bersejarah dari rangkaian proyek pembangunan kapasitas kilang di Tanah Air. Ini menurutnya sebagai langkah maju untuk mewujudkan pembangunan kompleks kilang minyak terbesar di Indonesia senilai USD5 miliar.
"Buat saya event hari ini adalah event pecah telor, dari rangkaian project untuk membangun kapasitas kilang kita, dan ini akan semakin maju menunjukkan konstruksi," katanya di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (23/5/2016).
(Baca Juga: Pertamina-Saudi Aramco Tunjuk Amec Foster Kontraktor Kilang Cilacap)
Menurutnya, kerja sama antara PT Pertamina (Persero) dengan Saudi Aramco untuk meningkatkan kapasitas dan kompleksitas kilang Cilacap ini lantaran pemerintah menyadari bahwa dalam 10 tahun ke depan Indonesia membutuhkan stok minyak dalam jumlah yang besar. Karena itu, Pertamina diminta untuk memodernisasi kilang yang dimilikinya melalui Refinery Development Master Plan (RDMP) Cilacap.
"Kemudian bangun kilang baru yang ada di Tuban dan Bontang. Kalau dijumlah maka bisa melebihi kapasitas dari sekarang. Dan kualitas Bahan Bakar Minyak (BBM) kita akan lebih baik," imbuh dia.
Mantan Bos PT Pindad (Persero) ini menambahkan, RDMP Cilacap ini merupakan unit pertama kilang di Indonesia yang dikerjakan oleh Saudi Aramco. Diharapkan, proyek ini dapat selesai pada akhir 2025. "Ini nanti dilanjutkan detail engineering, lalu konstruksi. Persiapan untuk RDMP, berikutnya untuk Balongan gitu juga," tandasnya.
Dia menuturkan, penetapan kontrak Engineering Management Service untuk pelaksanaan studi BED Kilang Cilacap tersebut menjadi peristiwa bersejarah dari rangkaian proyek pembangunan kapasitas kilang di Tanah Air. Ini menurutnya sebagai langkah maju untuk mewujudkan pembangunan kompleks kilang minyak terbesar di Indonesia senilai USD5 miliar.
"Buat saya event hari ini adalah event pecah telor, dari rangkaian project untuk membangun kapasitas kilang kita, dan ini akan semakin maju menunjukkan konstruksi," katanya di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (23/5/2016).
(Baca Juga: Pertamina-Saudi Aramco Tunjuk Amec Foster Kontraktor Kilang Cilacap)
Menurutnya, kerja sama antara PT Pertamina (Persero) dengan Saudi Aramco untuk meningkatkan kapasitas dan kompleksitas kilang Cilacap ini lantaran pemerintah menyadari bahwa dalam 10 tahun ke depan Indonesia membutuhkan stok minyak dalam jumlah yang besar. Karena itu, Pertamina diminta untuk memodernisasi kilang yang dimilikinya melalui Refinery Development Master Plan (RDMP) Cilacap.
"Kemudian bangun kilang baru yang ada di Tuban dan Bontang. Kalau dijumlah maka bisa melebihi kapasitas dari sekarang. Dan kualitas Bahan Bakar Minyak (BBM) kita akan lebih baik," imbuh dia.
Mantan Bos PT Pindad (Persero) ini menambahkan, RDMP Cilacap ini merupakan unit pertama kilang di Indonesia yang dikerjakan oleh Saudi Aramco. Diharapkan, proyek ini dapat selesai pada akhir 2025. "Ini nanti dilanjutkan detail engineering, lalu konstruksi. Persiapan untuk RDMP, berikutnya untuk Balongan gitu juga," tandasnya.
(akr)