Kemenkop UKM Terus Dorong UMKM Naik Kelas
A
A
A
YOGYAKARTA - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) terus mendorong sektor UMKM naik kelas. Berbagai upaya mereka lakukan untuk meningkatkan derajat serta daya saing UMKM di tengah pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Pendampingan dari sisi sumber daya manusia (SDM), permodalan hingga aspek pemasaran mereka lakukan.
Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan Usaha Yuan Sutyowati mengungkapkan, jumlah UMKM di Indonesia ada sekitar 54 juta dan sebagian besar masih perlu pendampingan menghadapi era bebas MEA.
Untuk meningkatkan daya saing UMKM tersebut tidak bisa dilakukan sendirian oleh Kementrian Koperasi dan UMKM, tetapi harus menggandeng berbagai stakeholders yang ada di Indonesia.
"Enam deputi di kementerian bersama berbagai stakeholders mulai dari perbankan dan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) seperti Telkom kita gandeng," tuturnya ketika membuka Konggres Nasional UMKM dan Pertemuan Nasional Pendamping UMKM di Sahid Raya Hotel, Yogyakarta, Rabu (25/5/2016).
Untuk meningkatkan daya saing, pihaknya menggandeng perbankan untuk pendampingan permodalan. Sementara untuk pendampingan SDM, pihaknya sudah memiliki pendamping di tingkat kabupaten lima orang dan provinsi tujuh orang.
Selain itu, untuk mendampingi pemasaran, pihaknya menggandeng PT Telkom. BUMN ini diberi tugas untuk mendampingi kalangan UMKM menuju era digitalisasi melalui pemasaran secara online.
Salah satu yang kini tengah digenjot Kementerian Koperasi dan UMKM adalah dengan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT). PLUT diberi tugas mengurusi berbagai hal yang berkaitan dengan UMKM. PLUT tak sekadar memberi layanan pendampingan, mereka juga bertugas mengangkat UMKM dengan berbagai cara, termasuk pemasaran secara manual ataupun terintegrasi.
PLUT memiliki gedung tersendiri yang bisa digunakan sebagai ruang display produk-produk UMKM. Saat ini di Indonesia baru ada sekitar 9 PLUT, dan tahun ini rencananya akan ada penambahan 49 PLUT.
Dia menargetkan, dalam tiga tahun akan ada 235 PLUT yang tersebar di seluruh Indonesai, terutama di 15.000 sentra UMKM yang ada. Salah satu tugas berat mereka adalah masuk ke dunia digital, yaitu dengan pemasaran e-commerce. Mereka akan diupayakan untuk memasuki dunia e-commerce. "Kami menargetkan ada 23 PLUT yang sudah e-commerce tahun ini," terangnya.
Yuan menambahkan, semua program tersebut mengajak sinergi semua pihak. Untuk kalangan perbankan diimbau agar mereka menerapkan single digit untuk kredit mereka. Karena selain bisa menolong kalangan UMKM, upaya tersebut juga sebagai salah satu upaya atau persiapan memasuki era MEA.
Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan Usaha Yuan Sutyowati mengungkapkan, jumlah UMKM di Indonesia ada sekitar 54 juta dan sebagian besar masih perlu pendampingan menghadapi era bebas MEA.
Untuk meningkatkan daya saing UMKM tersebut tidak bisa dilakukan sendirian oleh Kementrian Koperasi dan UMKM, tetapi harus menggandeng berbagai stakeholders yang ada di Indonesia.
"Enam deputi di kementerian bersama berbagai stakeholders mulai dari perbankan dan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) seperti Telkom kita gandeng," tuturnya ketika membuka Konggres Nasional UMKM dan Pertemuan Nasional Pendamping UMKM di Sahid Raya Hotel, Yogyakarta, Rabu (25/5/2016).
Untuk meningkatkan daya saing, pihaknya menggandeng perbankan untuk pendampingan permodalan. Sementara untuk pendampingan SDM, pihaknya sudah memiliki pendamping di tingkat kabupaten lima orang dan provinsi tujuh orang.
Selain itu, untuk mendampingi pemasaran, pihaknya menggandeng PT Telkom. BUMN ini diberi tugas untuk mendampingi kalangan UMKM menuju era digitalisasi melalui pemasaran secara online.
Salah satu yang kini tengah digenjot Kementerian Koperasi dan UMKM adalah dengan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT). PLUT diberi tugas mengurusi berbagai hal yang berkaitan dengan UMKM. PLUT tak sekadar memberi layanan pendampingan, mereka juga bertugas mengangkat UMKM dengan berbagai cara, termasuk pemasaran secara manual ataupun terintegrasi.
PLUT memiliki gedung tersendiri yang bisa digunakan sebagai ruang display produk-produk UMKM. Saat ini di Indonesia baru ada sekitar 9 PLUT, dan tahun ini rencananya akan ada penambahan 49 PLUT.
Dia menargetkan, dalam tiga tahun akan ada 235 PLUT yang tersebar di seluruh Indonesai, terutama di 15.000 sentra UMKM yang ada. Salah satu tugas berat mereka adalah masuk ke dunia digital, yaitu dengan pemasaran e-commerce. Mereka akan diupayakan untuk memasuki dunia e-commerce. "Kami menargetkan ada 23 PLUT yang sudah e-commerce tahun ini," terangnya.
Yuan menambahkan, semua program tersebut mengajak sinergi semua pihak. Untuk kalangan perbankan diimbau agar mereka menerapkan single digit untuk kredit mereka. Karena selain bisa menolong kalangan UMKM, upaya tersebut juga sebagai salah satu upaya atau persiapan memasuki era MEA.
(izz)