BI Dinilai Prioritaskan Pertumbuhan Ekonomi Ketimbang Moneter
Minggu, 29 Mei 2016 - 13:06 WIB
BI Dinilai Prioritaskan Pertumbuhan Ekonomi Ketimbang Moneter
A
A
A
TANGERANG - Analis Mandiri Sekuritas Leo Putra Rinaldy menilai, Bank Indonesia (BI) saat ini mulai prioritas mengoptimalkan ruang moneter untuk dorong pertumbuhan ekonomi. Sebelumnya, BI selalu berorientasi pada pengendalian inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah.
"Sekarang BI mulai konsen di pertumbuhan ekonomi, karena mereka ingi ruang moneter ini optimal," kata dia di Karawaci, Tangerang, Sabtu (28/5/2016).
Leo melanjutkan lagi, perubahan ini seiring orientasi dan prioritas bank sentral untuk menjaga inflasi dan rupiah tetap stabil dan efektif. Saat ini inflasi tahunan hingga April 2016 sebesar 3,6% (year on year/YoY), dan nilai tukar rupiah kembali membaik setelah sebelumnya berada di Rp13.600/USD.
"Kondisi ini membuat BI lebih peka dan peduli terhadap pertumbuhan ekonomi. Karena, faktor-faktor utamanya stabil," ujarnya.
Dia memastikan bahwa langkah BI yang ingin memanfaatkan ruang bagi pelonggaran kebijakan moneter yang terbuka akan dimanfaatkan lebih awal, merupakan sinyal BI ke depannya akan menerapkan kebijakan moneter yang diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Maka, sesuai pernyataan tersebut, kemudian BI sendiri menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dari 5,2-5,6% ke 5%-5,4%. Ini sinyal kalau mereka ingin konsen ke ekonomi yang tumbuh baik," pungkasnya.
"Sekarang BI mulai konsen di pertumbuhan ekonomi, karena mereka ingi ruang moneter ini optimal," kata dia di Karawaci, Tangerang, Sabtu (28/5/2016).
Leo melanjutkan lagi, perubahan ini seiring orientasi dan prioritas bank sentral untuk menjaga inflasi dan rupiah tetap stabil dan efektif. Saat ini inflasi tahunan hingga April 2016 sebesar 3,6% (year on year/YoY), dan nilai tukar rupiah kembali membaik setelah sebelumnya berada di Rp13.600/USD.
"Kondisi ini membuat BI lebih peka dan peduli terhadap pertumbuhan ekonomi. Karena, faktor-faktor utamanya stabil," ujarnya.
Dia memastikan bahwa langkah BI yang ingin memanfaatkan ruang bagi pelonggaran kebijakan moneter yang terbuka akan dimanfaatkan lebih awal, merupakan sinyal BI ke depannya akan menerapkan kebijakan moneter yang diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Maka, sesuai pernyataan tersebut, kemudian BI sendiri menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dari 5,2-5,6% ke 5%-5,4%. Ini sinyal kalau mereka ingin konsen ke ekonomi yang tumbuh baik," pungkasnya.
(izz)
