UOB Indonesia, BKPM dan BPMD Fasilitasi Investasi Singapura ke Jatim
A
A
A
JAKARTA - PT Bank UOB Indonesia bekerja sama dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal serta Badan Penanaman Modal Daerah Jawa Timur memfasilitasi investasi asal Singapura ke Jawa Timur.
Investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) ke Jawa Timur ini, karena merupakan provinsi terbesar kedua di Indonesia dengan populasi lebih dari 38,8 juta jiwa. Sehingga memiliki daya konsumsi domestik yang besar. Hal ini juga didukung gencarnya ekspansi sektor industri consumer goods dan ekosistem rantai suplai produksi.
Selain itu, Surabaya sebagai ibukota Jawa Timur berperan sebagai pusat kegiatan perdagangan di kawasan Indonesia timur, menawarkan ragam potensi bisnis yang signifikan bagi para investor.
Tahun 2015, arus FDI ke wilayah Jawa Timur tumbuh sebesar 59% dibandingkan tahun sebelumnya. "Total investasi dari Singapura mencapai Rp3,38 triliun, lebih dari 10 persen dari keseluruhan total investasi asing di Jawa Timur," ujar Iwan Satawidinata, Wakil Presiden Direktur UOBI dalam rilis, Kamis (2/6/2016).
Dia melanjutjkan, UOBI, melalui unit FDI Advisory, bekerjasama dengan BKPM dan BPMD, menyelenggarakan kegiatan seminar dan networking yang bertujuan untuk membantu para investor Singapura mendapatkan informasi mengenai peluang investasi di Jawa Timur.
Para calon investor tersebut berasal dari beragam sektor seperti utilities (listrik, air dan gas), transportasi, telekomunikasi, food and beverages, karet, plastik dan petrokimia.
Pada 2015, nilai investasi di Jawa Timur dari sektor industri tersebut mencapai Rp28,67 triliun. “Di saat perekonomian dunia masih menghadapi berbagai goncangan, perekonomian Indonesia tetap memiliki peluang yang baik," paparnya.
Pertumbuhan PDB pada 2015 mencapai 4,8% dan diperkirakan tahun ini akan mencapai 5%. Melalui serangkaian reformasi kebijakan ekonomi yang dijalankan pemerintah Indonesia serta didukung iklim bisnis yang kondusif, Indonesia menjadi tujuan investasi yang menarik di Asia Tenggara.
“Pertumbuhan FDI ke Jawa Timur menunjukkan kinerja menjanjikan dalam beberapa tahun terakhir dan ini tidak lepas dari dukungan pemerintah membangun infrastruktur di sektor transportasi, energi dan pelabuhan. Pangsa pasar konsumen yang besar juga menjadi daya tarik wilayah Jawa Timur yang semakin diminati investor asing," ujar Satawidinata.
Pada Desember lalu, UOB dan BKPM menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk membantu nasabah-nasabah UOB mendapatkan izin prinsip di Singapura tanpa mengharuskan mereka datang ke Indonesia.
Layanan ini merupakan layanan pertama yang diberikan oleh UOB melalui perwakilan BKPM, The Indonesia Investment Promotion Centre (IIPC) yang berada di Singapura. MoU ini merupakan kolaborasi pertama antara BKPM dengan bank asing di Asia Tenggara.
Kepala BKPM, Franky Sibarani mengatakan selain orientasi perizinan, saat ini fokus BPKM juga dilengkapi dengan orientasi yang berbasis layanan.
"Kami aktif berperan sebagai mitra bagi komunitas-komunitas bisnis, membantu mereka mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan investasi," tukas dia.
Melalui kerja sama yang telah terjalin dengan UOB, layanan BKPM tentunya tidak akan berhenti pada tingkat pusat dan daerah di kawasan Indonesia, namun akan diperluas hingga ke kawasan Singapura. "Pintu kami senantiasa terbuka untuk menerima para investor Singapura dalam menggali peluang," tutupnya.
Investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) ke Jawa Timur ini, karena merupakan provinsi terbesar kedua di Indonesia dengan populasi lebih dari 38,8 juta jiwa. Sehingga memiliki daya konsumsi domestik yang besar. Hal ini juga didukung gencarnya ekspansi sektor industri consumer goods dan ekosistem rantai suplai produksi.
Selain itu, Surabaya sebagai ibukota Jawa Timur berperan sebagai pusat kegiatan perdagangan di kawasan Indonesia timur, menawarkan ragam potensi bisnis yang signifikan bagi para investor.
Tahun 2015, arus FDI ke wilayah Jawa Timur tumbuh sebesar 59% dibandingkan tahun sebelumnya. "Total investasi dari Singapura mencapai Rp3,38 triliun, lebih dari 10 persen dari keseluruhan total investasi asing di Jawa Timur," ujar Iwan Satawidinata, Wakil Presiden Direktur UOBI dalam rilis, Kamis (2/6/2016).
Dia melanjutjkan, UOBI, melalui unit FDI Advisory, bekerjasama dengan BKPM dan BPMD, menyelenggarakan kegiatan seminar dan networking yang bertujuan untuk membantu para investor Singapura mendapatkan informasi mengenai peluang investasi di Jawa Timur.
Para calon investor tersebut berasal dari beragam sektor seperti utilities (listrik, air dan gas), transportasi, telekomunikasi, food and beverages, karet, plastik dan petrokimia.
Pada 2015, nilai investasi di Jawa Timur dari sektor industri tersebut mencapai Rp28,67 triliun. “Di saat perekonomian dunia masih menghadapi berbagai goncangan, perekonomian Indonesia tetap memiliki peluang yang baik," paparnya.
Pertumbuhan PDB pada 2015 mencapai 4,8% dan diperkirakan tahun ini akan mencapai 5%. Melalui serangkaian reformasi kebijakan ekonomi yang dijalankan pemerintah Indonesia serta didukung iklim bisnis yang kondusif, Indonesia menjadi tujuan investasi yang menarik di Asia Tenggara.
“Pertumbuhan FDI ke Jawa Timur menunjukkan kinerja menjanjikan dalam beberapa tahun terakhir dan ini tidak lepas dari dukungan pemerintah membangun infrastruktur di sektor transportasi, energi dan pelabuhan. Pangsa pasar konsumen yang besar juga menjadi daya tarik wilayah Jawa Timur yang semakin diminati investor asing," ujar Satawidinata.
Pada Desember lalu, UOB dan BKPM menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk membantu nasabah-nasabah UOB mendapatkan izin prinsip di Singapura tanpa mengharuskan mereka datang ke Indonesia.
Layanan ini merupakan layanan pertama yang diberikan oleh UOB melalui perwakilan BKPM, The Indonesia Investment Promotion Centre (IIPC) yang berada di Singapura. MoU ini merupakan kolaborasi pertama antara BKPM dengan bank asing di Asia Tenggara.
Kepala BKPM, Franky Sibarani mengatakan selain orientasi perizinan, saat ini fokus BPKM juga dilengkapi dengan orientasi yang berbasis layanan.
"Kami aktif berperan sebagai mitra bagi komunitas-komunitas bisnis, membantu mereka mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan investasi," tukas dia.
Melalui kerja sama yang telah terjalin dengan UOB, layanan BKPM tentunya tidak akan berhenti pada tingkat pusat dan daerah di kawasan Indonesia, namun akan diperluas hingga ke kawasan Singapura. "Pintu kami senantiasa terbuka untuk menerima para investor Singapura dalam menggali peluang," tutupnya.
(ven)