Pemerataan Investasi, Penanaman Modal di Luar Jawa Meningkat 19,3%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat investasi yang masuk ke Indonesia kini mulai menyebar tidak hanya fokus di pulau Jawa. Realisasi investasi baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di luar Jawa meningkat pada kuartal I 2020 sebesar 19,3% .
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, realisasi investasi di luar Jawa pada kuartal pertama tahun ini sebesar 48,6% dari total investasi atau sebesar Rp102,4 triliun, dimana pada periode sama tahun lalu hanya Rp85,8 triliun. Sementara investasi di Jawa sebesar 51,4% atau Rp.108,3 triliun, menurun dari periode sama sebelumnya Rp.109,3 triliun.
"Ini membuktikan, pembangunan infrastruktur selama pemerintahan Pak Jokowi dan Pak JK (Jusuf Kalla) lima tahun kemarin mulai berdampak. Sebab syarat realisasi investasi minimal tiga, pertama infrastruktur harus bagus, kedua tenaga kerja tersedia murah, dan ketiga bagaimana pendekatan bahan baku," tutur Bahlil di Jakarta, Senin (20/4/2020).
Lebih lanjut ditargetkan ke depannya investasi antara di Jawa dan di luar Jawa bisa berimbang. Menurutnya, para investor sudah mulai melirik berbagai kawasan di luar Jawa.
"Hal menggembirakannya yaitu peningkatan realisasi ini disumbang oleh investasi di Indonesia bagian timur. Khususnya peningkatan hilirisasi industri hasil tambang mineral usai pelarangan ekspor bijih nikel di akhir tahun 2019. Kita akan terus dorong pemerataan investasi di luar Pulau Jawa," tuturnya.
Bila dirincikan, kata dia, investasi PMA pada kuartal I 2020 paling banyak di Maluku Utara, Sulawesi Tenggara, Kepulauan Riau, Jawa Barat, serta DKI Jakarta. Sedangkan investasi PMDN di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Riau.
Deputi bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Farah Ratnadewi Indriani menambahkan, realisasi investasi PMDN dan PMA pada periode ini didominasi oleh sektor Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi. Nilainya sebesar Rp 49,3 triliun atau 23,4% dari total investasi.
"Di posisi kedua yakni sektor Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya, nilainya Rp24,5 triliun atau 11,6% . Disusul sektor Listrik, Gas dan Air sebesar Rp 18 triliun atau 8,6% dari keseluruhan investasi," tukasnya.
Secara keseluruhan, berdasarkan lokasi proyek realisasi investasi baik PMDN maupun PMA, terbesar berada di Provinsi Jawa Timur dengan nilai investasi sebesar Rp 31,4 triliun atau 14,9% . Kemudian di Jawa Barat sebesar Rp29,9 triliun atau 14,2% , lalu DKI Jakarta nilainya Rp 20,1 triliun atau 9,6%. Disusul Jawa Tengah sebesar Rp19,3 triliun atau 9,1 persen, serta Riau yang nilainya sebesar Rp12,8 triliun atau 6,0% dari total investasi.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, realisasi investasi di luar Jawa pada kuartal pertama tahun ini sebesar 48,6% dari total investasi atau sebesar Rp102,4 triliun, dimana pada periode sama tahun lalu hanya Rp85,8 triliun. Sementara investasi di Jawa sebesar 51,4% atau Rp.108,3 triliun, menurun dari periode sama sebelumnya Rp.109,3 triliun.
"Ini membuktikan, pembangunan infrastruktur selama pemerintahan Pak Jokowi dan Pak JK (Jusuf Kalla) lima tahun kemarin mulai berdampak. Sebab syarat realisasi investasi minimal tiga, pertama infrastruktur harus bagus, kedua tenaga kerja tersedia murah, dan ketiga bagaimana pendekatan bahan baku," tutur Bahlil di Jakarta, Senin (20/4/2020).
Lebih lanjut ditargetkan ke depannya investasi antara di Jawa dan di luar Jawa bisa berimbang. Menurutnya, para investor sudah mulai melirik berbagai kawasan di luar Jawa.
"Hal menggembirakannya yaitu peningkatan realisasi ini disumbang oleh investasi di Indonesia bagian timur. Khususnya peningkatan hilirisasi industri hasil tambang mineral usai pelarangan ekspor bijih nikel di akhir tahun 2019. Kita akan terus dorong pemerataan investasi di luar Pulau Jawa," tuturnya.
Bila dirincikan, kata dia, investasi PMA pada kuartal I 2020 paling banyak di Maluku Utara, Sulawesi Tenggara, Kepulauan Riau, Jawa Barat, serta DKI Jakarta. Sedangkan investasi PMDN di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Riau.
Deputi bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Farah Ratnadewi Indriani menambahkan, realisasi investasi PMDN dan PMA pada periode ini didominasi oleh sektor Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi. Nilainya sebesar Rp 49,3 triliun atau 23,4% dari total investasi.
"Di posisi kedua yakni sektor Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya, nilainya Rp24,5 triliun atau 11,6% . Disusul sektor Listrik, Gas dan Air sebesar Rp 18 triliun atau 8,6% dari keseluruhan investasi," tukasnya.
Secara keseluruhan, berdasarkan lokasi proyek realisasi investasi baik PMDN maupun PMA, terbesar berada di Provinsi Jawa Timur dengan nilai investasi sebesar Rp 31,4 triliun atau 14,9% . Kemudian di Jawa Barat sebesar Rp29,9 triliun atau 14,2% , lalu DKI Jakarta nilainya Rp 20,1 triliun atau 9,6%. Disusul Jawa Tengah sebesar Rp19,3 triliun atau 9,1 persen, serta Riau yang nilainya sebesar Rp12,8 triliun atau 6,0% dari total investasi.
(akr)