IHSG Dibuka Menguat Iringi Bursa Saham Asia
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan akhir pekan ini berhasil menguat, setelah kemarin berada di jalur negatif. IHSG hari ini dibuka menguat 12,66 poin atau 0,26% ke level 4.845,88 pada saat bursa Asia menguat.
Sementara, IHSG pada perdagangan kemarin ditutup turun 6,44 poin atau 0,13% ke level 4.833,23 di tengah anjloknya bursa saham Jepang.
Seperti dikutip dari CNBC, Jumat (3/6/2016), bursa saham Asia menguat, karena pasar menunggu data pekerja Amerika Serikat (AS), yang akan menawarkan indikator kunci dari langkah Federal Reserve (The Fed) terkait suku bunga.
Di sisi lain, Yen Jepang juga akan diradar investor setelah USD/yen turun di bawah 109. Meskipun demikian, Indeks Nikkei N225 diperdagangkan naik 0,72% di awal perdagangan Asia, setelah dua hari berturut-turut melemah.
Indeks ASX 200 naik 0,7% didukung oleh sektor energi yang naik 0,82% dan industri 1,01% lebih tinggi. Sementara, di Korea Selatan (Korsel), Indeks Kospi sebagian besar mendatar.
"Pasar Asia terlihat tertarik untuk mengikuti pasar AS lebih tinggi setelah kemarin sesi yang sulit," Angus Nicholson, analis pasar di IG dalam sebuah catatannya pagi ini.
Sektor saham dalam negeri semuanya berada di zona hijau. Sektor yang menguat tertinggi adalah sektor infrastruktur yang naik 0,81%, disusul sektor aneka industri yang naik 0,63%.
Nilai transaksi di bursa Indonesia tercatat sebesar Rp175 miliar dengan 5 miliar saham diperdagangkan dan transaksi bersih asing mencapai Rp6,32 miliar dengan aksi jual asing mencapai Rp7,00 miliar dan aksi beli sebesar Rp13,33 miliar. Tercatat 30 saham menguat, 4 saham melemah dan 11 saham stagnan.
Beberapa saham-saham yang menguat di antaranya PT Gudang Garam Tbk (GGRM) naik Rp175 menjadi Rp69.200, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) naiK Rp100 menjadi Rp9.100, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik Rp75 menjadi Rp9.300.
Sementara, saham-saham yang melemah di antaranya PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) turun Rp250 menajdi Rp98.225, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) turun Rp125n menjadi Rp18.950, dan Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun Rp100 menjadi Rp14.050.
Sementara, IHSG pada perdagangan kemarin ditutup turun 6,44 poin atau 0,13% ke level 4.833,23 di tengah anjloknya bursa saham Jepang.
Seperti dikutip dari CNBC, Jumat (3/6/2016), bursa saham Asia menguat, karena pasar menunggu data pekerja Amerika Serikat (AS), yang akan menawarkan indikator kunci dari langkah Federal Reserve (The Fed) terkait suku bunga.
Di sisi lain, Yen Jepang juga akan diradar investor setelah USD/yen turun di bawah 109. Meskipun demikian, Indeks Nikkei N225 diperdagangkan naik 0,72% di awal perdagangan Asia, setelah dua hari berturut-turut melemah.
Indeks ASX 200 naik 0,7% didukung oleh sektor energi yang naik 0,82% dan industri 1,01% lebih tinggi. Sementara, di Korea Selatan (Korsel), Indeks Kospi sebagian besar mendatar.
"Pasar Asia terlihat tertarik untuk mengikuti pasar AS lebih tinggi setelah kemarin sesi yang sulit," Angus Nicholson, analis pasar di IG dalam sebuah catatannya pagi ini.
Sektor saham dalam negeri semuanya berada di zona hijau. Sektor yang menguat tertinggi adalah sektor infrastruktur yang naik 0,81%, disusul sektor aneka industri yang naik 0,63%.
Nilai transaksi di bursa Indonesia tercatat sebesar Rp175 miliar dengan 5 miliar saham diperdagangkan dan transaksi bersih asing mencapai Rp6,32 miliar dengan aksi jual asing mencapai Rp7,00 miliar dan aksi beli sebesar Rp13,33 miliar. Tercatat 30 saham menguat, 4 saham melemah dan 11 saham stagnan.
Beberapa saham-saham yang menguat di antaranya PT Gudang Garam Tbk (GGRM) naik Rp175 menjadi Rp69.200, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) naiK Rp100 menjadi Rp9.100, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik Rp75 menjadi Rp9.300.
Sementara, saham-saham yang melemah di antaranya PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) turun Rp250 menajdi Rp98.225, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) turun Rp125n menjadi Rp18.950, dan Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun Rp100 menjadi Rp14.050.
(izz)