OPEC Ulang Kegagalan Pembatasan Produksi Minyak Dunia
A
A
A
WINA - Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) kembali mengulang kegagalan dalam upaya menetapkan pembatasan minyak dunia dalam pertemuan yang berlangsung di Wina, Austria. Seperti diketahui anggota OPEC yang menghasilkan 40% minyak dunia coba melakukan pembatasan dalam upaya menaikkan kembali harga minyak dunia di tengah gejolak.
Namun pertemuan para anggota OPEC bersama dengan eksportir minyak lainnya termasuk Rusia, seperti dilansir BBC, Jumat (3/6/2016) kembali gagal menemui kata sepakat untuk mengulang hal yang sama seperti pertemuan di Qatar, April lalu. Meski gagal mencapai kesepakatan, namun Sekretaris Jenderal Abdalla El-Badri menegaskan OPEC belum berakhir.
"OPEC akan menjadi lebih kuat dan OPEC tetap hidup," ucapnya dalam pertemuan di Ibukota Austria seperti dilansir BBC.
(Baca Juga: Iran Tolak Ajakan OPEC Bekukan Produksi Minyak)
Sementara itu seorang analis minyak John Hall mengatakan, bahwa ketika harga minyak justru melejit setelah OPEC gagal mengajak soal pembekuan produksi minyak. Diyakini pada pelaku pasar secara umum akan menjual dengan cepat saat minyak dunia tembus melewati level USD50 per barel.
Setelah memuncak pada level tertinggi USD115 per barel pada musim panas tahun 2014, harga minyak terus jatuh ke posisi rendah hingga menyentuh kisaran level USD27 pada Januari tahun ini karena kombinasi melemahnya permintaan dan produksi yang meningkat.
Di sisi lain OPEC bersama dengan para anggotanya menegaskan akan terus berkomitmen menjaga pasar minyak dunia tetap stabil dan seimbang. Sedangkan setelah pertemuan, Arab Saudi berjanji tidak akan membanjiri pasar global dengan minyak mereka. "Pendekatan kami sangat hati-hati dan dipastikan tidak akan mengejutkan pasar," ucap Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al-Falih.
Sebagai informasi dalam pertemuan OPEC tersebut juga menyepakati bahwa wakil dari Nigeria yakni Mohammed Sanusi Barkindo akan menjadi Sekretaris Jenderal baru OPEC per tanggal 1 Agustus, mendatang. Keputusan ini berakhir setelah terjadi sengketa antara Arab Saudi dan Iran, yang tetap mendukung calon mereka sendiri serta menolak sepakat.
Pertemuan OPEC juga sepakat untuk mengakui Gabon sebagai negara OPEC ke 14 mulai bulan depan.
Namun pertemuan para anggota OPEC bersama dengan eksportir minyak lainnya termasuk Rusia, seperti dilansir BBC, Jumat (3/6/2016) kembali gagal menemui kata sepakat untuk mengulang hal yang sama seperti pertemuan di Qatar, April lalu. Meski gagal mencapai kesepakatan, namun Sekretaris Jenderal Abdalla El-Badri menegaskan OPEC belum berakhir.
"OPEC akan menjadi lebih kuat dan OPEC tetap hidup," ucapnya dalam pertemuan di Ibukota Austria seperti dilansir BBC.
(Baca Juga: Iran Tolak Ajakan OPEC Bekukan Produksi Minyak)
Sementara itu seorang analis minyak John Hall mengatakan, bahwa ketika harga minyak justru melejit setelah OPEC gagal mengajak soal pembekuan produksi minyak. Diyakini pada pelaku pasar secara umum akan menjual dengan cepat saat minyak dunia tembus melewati level USD50 per barel.
Setelah memuncak pada level tertinggi USD115 per barel pada musim panas tahun 2014, harga minyak terus jatuh ke posisi rendah hingga menyentuh kisaran level USD27 pada Januari tahun ini karena kombinasi melemahnya permintaan dan produksi yang meningkat.
Di sisi lain OPEC bersama dengan para anggotanya menegaskan akan terus berkomitmen menjaga pasar minyak dunia tetap stabil dan seimbang. Sedangkan setelah pertemuan, Arab Saudi berjanji tidak akan membanjiri pasar global dengan minyak mereka. "Pendekatan kami sangat hati-hati dan dipastikan tidak akan mengejutkan pasar," ucap Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al-Falih.
Sebagai informasi dalam pertemuan OPEC tersebut juga menyepakati bahwa wakil dari Nigeria yakni Mohammed Sanusi Barkindo akan menjadi Sekretaris Jenderal baru OPEC per tanggal 1 Agustus, mendatang. Keputusan ini berakhir setelah terjadi sengketa antara Arab Saudi dan Iran, yang tetap mendukung calon mereka sendiri serta menolak sepakat.
Pertemuan OPEC juga sepakat untuk mengakui Gabon sebagai negara OPEC ke 14 mulai bulan depan.
(akr)