MPR Sebut Gejolak Harga Daging Sapi sejak Era SBY
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang mengungkapkan bahwa mahalnya harga daging bukan masalah baru, melainkan sudah terjadi sejak 10 tahun terakhir atau era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
(Baca: Oesman Sapta: Pelaku Kartel Daging Sapi Harus Disikat)
"Jadi, ini pekerjaan sudah lebih dari 10 tahun belakangan ini. Pemerintah dalam hal ini Presiden sudah ada niat memperbaiki sistem. Ini kan sudah sejak 10 tahun di kepemimpinan lalu," katanya di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (9/6/2016).
Menurut dia, keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menurunkan harga daging sapi sebesar Rp80.000/kg merupakan hasil pembicaraan dan pemikiran panjang yang menjadi keputusan antar Presiden dengan menteri terkait.
"Seorang presiden tidak mungkin asal mengeluarkan angka. Menteri BUMN, Menteri Perdagangan, koordinasi kerjanya masih simpang siur harus diperbaiki," kata Oesman.
(Baca: MPR Sebut Lima Kartel Besar di Balik Melonjaknya Harga Daging)
Diberitakan sebelumnya, Oesman Sapta meminta aparat penegak hukum segera mengamankan para pelaku kartel daging sapi. Mereka dinilai sebagai pihak yang memengaruhi harga daging di dalam negeri menjadi melambung.
"Setiap hari raya naik. Ini bertahun-tahun, harus ada perubahan. Presiden kan cerdas. Kartel-kartel ini harus disikat. Jangan aparat keamanan diam saja, seakan berpihak, jangan berpihak. Ini tugas aparat keamanan," katanya dalam kesempatan yang sama.
Menurut dia, sebelumnya Menteri Perdagangan (Mendag) Tom Lembong juga telah mengakui kenaikan bahwa harga daging merupakan kesalahan pemerintah. "Sudah diakui oleh Menteri perdagangan, itu terlambat, salah menteri perdagangan. Seharusnya jauh-jauh hari, jangan pas Ramadan, jadi telat kebijakannya. Ini yang harusnya diantisipasi pemerintah," tandasnya.
(Baca: Oesman Sapta: Pelaku Kartel Daging Sapi Harus Disikat)
"Jadi, ini pekerjaan sudah lebih dari 10 tahun belakangan ini. Pemerintah dalam hal ini Presiden sudah ada niat memperbaiki sistem. Ini kan sudah sejak 10 tahun di kepemimpinan lalu," katanya di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (9/6/2016).
Menurut dia, keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menurunkan harga daging sapi sebesar Rp80.000/kg merupakan hasil pembicaraan dan pemikiran panjang yang menjadi keputusan antar Presiden dengan menteri terkait.
"Seorang presiden tidak mungkin asal mengeluarkan angka. Menteri BUMN, Menteri Perdagangan, koordinasi kerjanya masih simpang siur harus diperbaiki," kata Oesman.
(Baca: MPR Sebut Lima Kartel Besar di Balik Melonjaknya Harga Daging)
Diberitakan sebelumnya, Oesman Sapta meminta aparat penegak hukum segera mengamankan para pelaku kartel daging sapi. Mereka dinilai sebagai pihak yang memengaruhi harga daging di dalam negeri menjadi melambung.
"Setiap hari raya naik. Ini bertahun-tahun, harus ada perubahan. Presiden kan cerdas. Kartel-kartel ini harus disikat. Jangan aparat keamanan diam saja, seakan berpihak, jangan berpihak. Ini tugas aparat keamanan," katanya dalam kesempatan yang sama.
Menurut dia, sebelumnya Menteri Perdagangan (Mendag) Tom Lembong juga telah mengakui kenaikan bahwa harga daging merupakan kesalahan pemerintah. "Sudah diakui oleh Menteri perdagangan, itu terlambat, salah menteri perdagangan. Seharusnya jauh-jauh hari, jangan pas Ramadan, jadi telat kebijakannya. Ini yang harusnya diantisipasi pemerintah," tandasnya.
(izz)