BI: Kebutuhan Uang pada Ramadhan dan Lebaran Rp160 Triliun
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan kebutuhan uang (outflow) pada periode Ramadhan dan Lebaran sebesar Rp160,4 triliun. Adapun realisasi outflow pada tahun sebelumnya sebesar Rp140 triliun.
"Proyeksi kenaikan outflow tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pembayaran gaji ke-13 dan ke-14 bagi PNS/TNI/Polri, jumlah hari libur yang lebih banyak dibandingkan tahun 2015, pelaksanaan libur Ramadhan yang bertepatan dengan periode liburan sekolah, serta penambahan titik dan frekuensi penukaran baik oleh Bank Indonesia maupun perbankan," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara di Jakarta.
Proyeksi outflow itu diperkirakan akan didominasi oleh uang pecahan besar (Rp20.000 ke atas) yang diperkirakan akan mencapai 92% dari total outflow. Sisanya sebesar 8% merupakan pecahan kecil (Rp10.000 ke bawah).
Outflow tertinggi diperkirakan terjadi di Pulau Jawa (33%), diikuti Jabodetabek (28%), Sumatera (20%), Sulampua dan Bali Nusa Tenggara (11%) dan Kalimantan (7%).
Persediaan uang ini dinilai sangat mencukupi dalam memenuhi proyeksi kebutuhan uang pada periode Ramadhan dan Idul Fitri 1437 H/2016, baik dari sisi jumlah total maupun jumlah per pecahan.
Dalam menghadapi lonjakan transaksi tunai, Bank Indonesia secara optimal bekerja sama dengan perbankan dan pihak terkait melakukan penambahan titik/loket penukaran, serta penyediaan kegiatan layanan kas keliling di pasar-pasar dan tempat keramaian masyarakat.
Sementara dari sisi nontunai, untuk menghadapi lonjakan volume transaksi, Bank Indonesia telah melakukan langkah-langkah, yaitu memastikan seluruh perangkat sistem berfungsi dengan optimal, memastikan hubungan dengan sistem lain termasuk sistem di peserta dapat berfungsi dengan baik dan memastikan seluruh perangkat back up berfungsi dengan baik.
"Diharapkan dengan sejumlah langkah-langkah antisipasi yang ditempuh Bank Indonesia pada saat Ramadhan dan Idul Fitri 1437H/2016 dapat memenuhi kebutuhan layanan sistem pembayaran tunai dan nontunai masyarakat secara optimal," tandasnya
"Proyeksi kenaikan outflow tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pembayaran gaji ke-13 dan ke-14 bagi PNS/TNI/Polri, jumlah hari libur yang lebih banyak dibandingkan tahun 2015, pelaksanaan libur Ramadhan yang bertepatan dengan periode liburan sekolah, serta penambahan titik dan frekuensi penukaran baik oleh Bank Indonesia maupun perbankan," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara di Jakarta.
Proyeksi outflow itu diperkirakan akan didominasi oleh uang pecahan besar (Rp20.000 ke atas) yang diperkirakan akan mencapai 92% dari total outflow. Sisanya sebesar 8% merupakan pecahan kecil (Rp10.000 ke bawah).
Outflow tertinggi diperkirakan terjadi di Pulau Jawa (33%), diikuti Jabodetabek (28%), Sumatera (20%), Sulampua dan Bali Nusa Tenggara (11%) dan Kalimantan (7%).
Persediaan uang ini dinilai sangat mencukupi dalam memenuhi proyeksi kebutuhan uang pada periode Ramadhan dan Idul Fitri 1437 H/2016, baik dari sisi jumlah total maupun jumlah per pecahan.
Dalam menghadapi lonjakan transaksi tunai, Bank Indonesia secara optimal bekerja sama dengan perbankan dan pihak terkait melakukan penambahan titik/loket penukaran, serta penyediaan kegiatan layanan kas keliling di pasar-pasar dan tempat keramaian masyarakat.
Sementara dari sisi nontunai, untuk menghadapi lonjakan volume transaksi, Bank Indonesia telah melakukan langkah-langkah, yaitu memastikan seluruh perangkat sistem berfungsi dengan optimal, memastikan hubungan dengan sistem lain termasuk sistem di peserta dapat berfungsi dengan baik dan memastikan seluruh perangkat back up berfungsi dengan baik.
"Diharapkan dengan sejumlah langkah-langkah antisipasi yang ditempuh Bank Indonesia pada saat Ramadhan dan Idul Fitri 1437H/2016 dapat memenuhi kebutuhan layanan sistem pembayaran tunai dan nontunai masyarakat secara optimal," tandasnya
(dmd)