PGN Perluas Penyaluran BBG di Bandung
A
A
A
JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk bekerja sama dengan Pemerintah Kota Bandung memperluas pemanfaatan gas bumi untuk transportasi. Hal itu di tandai dengan kesiapan PGN membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) berjalan atau fasilitas mobile refueling unit (MRU) di Terminal Antapani, Bandung.
“Ini merupakan wujud kami bersama Wali Kota Bandung Kang Emil berkomitmen mendorong angkutan kota, kendaraan dinas, bus pelajar dan kendaraan lainnya dapat beralih dari bahan bakar minyak ke gas bumi yang ramah lingkungan serta efisien,” ujar Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso, di Jakarta, Jumat (17/6/2016).
Menurutnya SPBG berjalan merupakan solusi membangun infrastruktur gas bumi untuk sektor transportasi. Pasalnya MRU merupakan fasilitas pengisian bahan bakar gas (BBG) berupa Compressed Natural Gas (CNG) terintegrasi dalam satu unit infrastruktur gas bergerak.
“Dengan beroperasinya MRU di Bandung nantinya akan memudahkan moda tranasportasi di Bandung mengisi bahan bakar gas. Jadi angkutan di Bandung bisa dengan mudah mengisi BBG di terminal,” terang Hendi.
Guna mendukung program konversi BBM ke BBG tersebut, PGN juga akan membagikan secara gratis konverter kit ke 20 angkot di Bandung untuk memulai program tersebut. Sehingga diharapkan pengemudi angkutan di Bandung bisa langsung merasakan manfaat menggunakan BBG.
“Adapun kapasitas MRU di Bandung nanti sekitar 0,3 juta kaki kubik per hari. Sehingga dapat melayani ratusan angkot setiap harinya,” ungkap Hendi.
Sebagaimana diketahui keunggulan dari BBG berupa CNG, nomor oktannya (research octane number/RON) mencapai 120. Sedangkan bahan bakar bensin nomor oktannya berkisar antara 88-95 sehingga BBG lebih tinggi dibandingkan bensin.
Selain itu dari sisi harga, BBG untuk satu liter setara premium (lsp) dibanderol seharga Rp4.500 lebih murah dibandingkan BBM. Disamping itu BBG juga ramah lingkungan dan efisien.
“Saat ini PGN telah mengoperasikan 5 unit SPBG dan menyalurkan gas bumi ke 14 SPBG mitra, serta mengoperasikan MRU di beberapa lokasi seperti di IRTI Monas, Waduk Pluit dan Gresik,” tutup Hendi.
“Ini merupakan wujud kami bersama Wali Kota Bandung Kang Emil berkomitmen mendorong angkutan kota, kendaraan dinas, bus pelajar dan kendaraan lainnya dapat beralih dari bahan bakar minyak ke gas bumi yang ramah lingkungan serta efisien,” ujar Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso, di Jakarta, Jumat (17/6/2016).
Menurutnya SPBG berjalan merupakan solusi membangun infrastruktur gas bumi untuk sektor transportasi. Pasalnya MRU merupakan fasilitas pengisian bahan bakar gas (BBG) berupa Compressed Natural Gas (CNG) terintegrasi dalam satu unit infrastruktur gas bergerak.
“Dengan beroperasinya MRU di Bandung nantinya akan memudahkan moda tranasportasi di Bandung mengisi bahan bakar gas. Jadi angkutan di Bandung bisa dengan mudah mengisi BBG di terminal,” terang Hendi.
Guna mendukung program konversi BBM ke BBG tersebut, PGN juga akan membagikan secara gratis konverter kit ke 20 angkot di Bandung untuk memulai program tersebut. Sehingga diharapkan pengemudi angkutan di Bandung bisa langsung merasakan manfaat menggunakan BBG.
“Adapun kapasitas MRU di Bandung nanti sekitar 0,3 juta kaki kubik per hari. Sehingga dapat melayani ratusan angkot setiap harinya,” ungkap Hendi.
Sebagaimana diketahui keunggulan dari BBG berupa CNG, nomor oktannya (research octane number/RON) mencapai 120. Sedangkan bahan bakar bensin nomor oktannya berkisar antara 88-95 sehingga BBG lebih tinggi dibandingkan bensin.
Selain itu dari sisi harga, BBG untuk satu liter setara premium (lsp) dibanderol seharga Rp4.500 lebih murah dibandingkan BBM. Disamping itu BBG juga ramah lingkungan dan efisien.
“Saat ini PGN telah mengoperasikan 5 unit SPBG dan menyalurkan gas bumi ke 14 SPBG mitra, serta mengoperasikan MRU di beberapa lokasi seperti di IRTI Monas, Waduk Pluit dan Gresik,” tutup Hendi.
(ven)