Brexit Bakal Pengaruhi Neraca Perdagangan China
A
A
A
JAKARTA - Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai China berhati-hati dengan keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit). Pasalnya, banyak komoditas China yang diekspor ke negeri ratu Elizabeth tersebut.
China kemungkinan besar akan kehilangan peluang untuk meningkatkan ekspor mereka ke Inggris dan bisa saja angka ekspor mereka di neraca perdagangan akan menurun karena Brexit.
"Memang, yang harus dikhawatirkan adalah China ke Inggris, karena kegiatan ekspor mereka cukup besar ke sana. Berbeda (komoditinya) dengan apa yang diekspor Indonesia ke sana," kata dia kepada Sindonews, Jakarta, Sabtu (25/6/2016).
Jadi, untuk Indonesia tidak ada dampak dominonya. Kalaupun ada, kemungkinan besar dari segi investasi dengan Inggris yang agak terpending sejenak di bidang teknologi.
"Kemarin Pak Jokowi baru saja dari Inggris, itu untuk mengajak investor-investor bekerja sama di bidang teknologi. Karena kan keunggulan negara-negara di Eropa kan dari segi teknologinya. Kita lihat ini mungkin ada sedikit tertunda," kata dia.
Penundaan ini, lantaran baik Indonesia maupun negara lain yang memiliki kerja sama dengan Inggris, masih wait and see menunggu Inggris yang betul-betul 100% keluar dari Uni Eropa.
"Mereka masih menunggu sampai betul-betul ada keputusan bahwa UK 100% keluar dari Uni Eropa. Selama menunggu saat tersebut, pasti akan ada penyesuaian," pungkasnya.
China kemungkinan besar akan kehilangan peluang untuk meningkatkan ekspor mereka ke Inggris dan bisa saja angka ekspor mereka di neraca perdagangan akan menurun karena Brexit.
"Memang, yang harus dikhawatirkan adalah China ke Inggris, karena kegiatan ekspor mereka cukup besar ke sana. Berbeda (komoditinya) dengan apa yang diekspor Indonesia ke sana," kata dia kepada Sindonews, Jakarta, Sabtu (25/6/2016).
Jadi, untuk Indonesia tidak ada dampak dominonya. Kalaupun ada, kemungkinan besar dari segi investasi dengan Inggris yang agak terpending sejenak di bidang teknologi.
"Kemarin Pak Jokowi baru saja dari Inggris, itu untuk mengajak investor-investor bekerja sama di bidang teknologi. Karena kan keunggulan negara-negara di Eropa kan dari segi teknologinya. Kita lihat ini mungkin ada sedikit tertunda," kata dia.
Penundaan ini, lantaran baik Indonesia maupun negara lain yang memiliki kerja sama dengan Inggris, masih wait and see menunggu Inggris yang betul-betul 100% keluar dari Uni Eropa.
"Mereka masih menunggu sampai betul-betul ada keputusan bahwa UK 100% keluar dari Uni Eropa. Selama menunggu saat tersebut, pasti akan ada penyesuaian," pungkasnya.
(izz)