Kualitas Bahan Baku Lokal Tak Kalah dari Produk Impor
A
A
A
SEMARANG - Produk lokal memiliki kualitas yang tidak kalah dengan produk-produk impor. Karena itu, perusahana-perusahaan lokal untuk memproduksi produk berkualitas meski dengan bahan baku lokal.
Owner Zuna Sport, produsen aksesoris olah raga Tania Hermawan mengatakan, diakui atau tidak sebagian besar dari masyarakat beranggapan bahwa produk impor setali tiga uang dengan produk berkualitas. Hal itu akhirnya memunculkan impor minded.
Sebab itu, banyak perusahaan memilih mengimpor produk dan memasarkannya kepada konsumen yang menjadi targetnya. Padahal, banyak perusahaan di Indonesia yang memproduksi produk dengan kualitas import.
"Hanya saja, tetap ada kecenderungan di kalangan konsumen yang lebih memilih produk impor," katanya, baru-baru ini.
Karena itu, perlu adanya penyadaran terhadap konsumen bahwa produk lokal tak kalah dengan produk impor. "Selain itu perlu juga didorong perusahaan-perusaahan lokal untuk memproduksi produk berkualitas," ujarnya.
Owner D’clutch produsen tas berbahan baku kulit ular Diana Kusumo juga mengatakan, Indonesia memiliki potensi bahan baku sangat besar. Selama ini banyak bahan baku dari Indonesia yang diekspor ke luar negeri dan kembali diimpor ke Indonesia sudah dalam bentuk bahan jadi.
"Pada kenyataannya, kita ini memiliki bahan baku yang berlebihan untuk produk berkualitas. Hanya saja kita menjual bahan baku ke produsen asing untuk selanjutnya mereka mengolah dan menjualnya kembali kepada kita tentu dengan harga yang sangat mahal," tutur dia.
Sementara, untuk produk D’clutch saat ini sudah mulai membidik pasar ekspor. Pasar ekspor yang dibidik Diana yakni Korea, Spanyol, dan Amerika. Ketiga negara itu untuk pasar tas berbahan kulit dasar ular asli mendapat respons bagus, demand yang ditunjukkan masyarakat di sana memiliki potensi besar.
"Namun, kami tetap fokus mendorong pasar nasional, karena pasar lokal memiliki lahan potensial diantaranya Jakarta, Medan, dan Surabaya," tandasnya.
Owner Zuna Sport, produsen aksesoris olah raga Tania Hermawan mengatakan, diakui atau tidak sebagian besar dari masyarakat beranggapan bahwa produk impor setali tiga uang dengan produk berkualitas. Hal itu akhirnya memunculkan impor minded.
Sebab itu, banyak perusahaan memilih mengimpor produk dan memasarkannya kepada konsumen yang menjadi targetnya. Padahal, banyak perusahaan di Indonesia yang memproduksi produk dengan kualitas import.
"Hanya saja, tetap ada kecenderungan di kalangan konsumen yang lebih memilih produk impor," katanya, baru-baru ini.
Karena itu, perlu adanya penyadaran terhadap konsumen bahwa produk lokal tak kalah dengan produk impor. "Selain itu perlu juga didorong perusahaan-perusaahan lokal untuk memproduksi produk berkualitas," ujarnya.
Owner D’clutch produsen tas berbahan baku kulit ular Diana Kusumo juga mengatakan, Indonesia memiliki potensi bahan baku sangat besar. Selama ini banyak bahan baku dari Indonesia yang diekspor ke luar negeri dan kembali diimpor ke Indonesia sudah dalam bentuk bahan jadi.
"Pada kenyataannya, kita ini memiliki bahan baku yang berlebihan untuk produk berkualitas. Hanya saja kita menjual bahan baku ke produsen asing untuk selanjutnya mereka mengolah dan menjualnya kembali kepada kita tentu dengan harga yang sangat mahal," tutur dia.
Sementara, untuk produk D’clutch saat ini sudah mulai membidik pasar ekspor. Pasar ekspor yang dibidik Diana yakni Korea, Spanyol, dan Amerika. Ketiga negara itu untuk pasar tas berbahan kulit dasar ular asli mendapat respons bagus, demand yang ditunjukkan masyarakat di sana memiliki potensi besar.
"Namun, kami tetap fokus mendorong pasar nasional, karena pasar lokal memiliki lahan potensial diantaranya Jakarta, Medan, dan Surabaya," tandasnya.
(izz)