Mendag Lembong Lebih Suka Fitness Ketimbang Sepak Bola
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Trikasih Lembong berbagai cerita seputar hobinya dalam upaya menjaga stamina agar tetap prima sebagai seorang pejabat publik. Ketika mayoritas tengah dilanda euforia pagelaran Piala Eropa 2016, pria yang biasa disapa Tom Lembong itu mengaku tidak terlalu suka dengan sepak bola.
Bahkan dia mengatakan tidak pernah menonton jenis olahraga seperti sepak bola dan tenis. "Saya tidak suka nonton bola. Saya buta banget sama olahraga. Tenis atau bola saya tidak mengerti sama sekali," katanya saat berbincang dengan media di kantornya belum lama ini.
Guna menjaga kesehatannya, pria kelahiran 4 Maret 1971 ini lebih suka melakukan fitness ketimbang olahraga sepakbola ataupun tenis. Mendag mengaku rutin menjalani fitness. Setidaknya, dua kali dalam satu pekan dia habiskan untuk olahraga otot tersebut.
"Saya suka nge-gym. Saya suka treatmill sama angkat besi. Dua kali seminggu," imbuh dia.
Kendati melakukan fitness, namun pria yang memperistri Franciska pada tahun 2002 ini tidak menjalani diet dan tetap mengonsumsi nasi. Meski diakuinya tidak sehat, namun dirinya tetap gemar mengonsumsi nasi.
"Saya makan nasi kok. Doyan banget. Cuma saya sadar bahwa tidak sehat sebetulnya. Saya sih mimpi (makan) ubi-ubian, terus jagung," tandasnya.
Sebagai informasi Tom Lombong lahir di Jakarta pada 4 Maret 1971 dari pasangan Dr. T Yohanes Lembong( Ong Joe Gie) dan ibunda bernama Yetty Lembong. Ayahnya adalah seorang dokter ahli jantung dan THT lulusan Universitas Indonesia asal Manado (Kakak Dari Eddie Lembong).
Sedangkan ibundanya ialah seorang ibu rumah tangga asal Tuban. Tom menikah dengan Franciska pada tahun 2002 dan dikaruniai sepasang puteri dan putera. Dia menjabat sebagai Menteri Perdagangan Republik Indonesia sejak 12 Agustus 2015, menggantikan Rachmat Gobel.
Sebelum menjadi Mendag, Tom Lembong adalah salah satu dari pendiri private equity fund, Quvat Management (Quvat) yang didirikan pada tahun 2006. Dia juga pernah menjabat sebagai CEO dan anggota Investment Committee. Pengalaman kerja Tom sebelum mendirikan Quvat adalah bekerja di Farindo Investments, Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) selama 2 tahun sebagai Senior Vice President and Division Head, Deutsche Bank, dan Morgan Stanley.
Bahkan dia mengatakan tidak pernah menonton jenis olahraga seperti sepak bola dan tenis. "Saya tidak suka nonton bola. Saya buta banget sama olahraga. Tenis atau bola saya tidak mengerti sama sekali," katanya saat berbincang dengan media di kantornya belum lama ini.
Guna menjaga kesehatannya, pria kelahiran 4 Maret 1971 ini lebih suka melakukan fitness ketimbang olahraga sepakbola ataupun tenis. Mendag mengaku rutin menjalani fitness. Setidaknya, dua kali dalam satu pekan dia habiskan untuk olahraga otot tersebut.
"Saya suka nge-gym. Saya suka treatmill sama angkat besi. Dua kali seminggu," imbuh dia.
Kendati melakukan fitness, namun pria yang memperistri Franciska pada tahun 2002 ini tidak menjalani diet dan tetap mengonsumsi nasi. Meski diakuinya tidak sehat, namun dirinya tetap gemar mengonsumsi nasi.
"Saya makan nasi kok. Doyan banget. Cuma saya sadar bahwa tidak sehat sebetulnya. Saya sih mimpi (makan) ubi-ubian, terus jagung," tandasnya.
Sebagai informasi Tom Lombong lahir di Jakarta pada 4 Maret 1971 dari pasangan Dr. T Yohanes Lembong( Ong Joe Gie) dan ibunda bernama Yetty Lembong. Ayahnya adalah seorang dokter ahli jantung dan THT lulusan Universitas Indonesia asal Manado (Kakak Dari Eddie Lembong).
Sedangkan ibundanya ialah seorang ibu rumah tangga asal Tuban. Tom menikah dengan Franciska pada tahun 2002 dan dikaruniai sepasang puteri dan putera. Dia menjabat sebagai Menteri Perdagangan Republik Indonesia sejak 12 Agustus 2015, menggantikan Rachmat Gobel.
Sebelum menjadi Mendag, Tom Lembong adalah salah satu dari pendiri private equity fund, Quvat Management (Quvat) yang didirikan pada tahun 2006. Dia juga pernah menjabat sebagai CEO dan anggota Investment Committee. Pengalaman kerja Tom sebelum mendirikan Quvat adalah bekerja di Farindo Investments, Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) selama 2 tahun sebagai Senior Vice President and Division Head, Deutsche Bank, dan Morgan Stanley.
(akr)