Sebulan, FIF Salurkan Kredit Mikro Rp2 Miliar
A
A
A
YOGYAKARTA - Sebagai pemain baru dalam penyaluran kredit mikro melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), FIF Group terus berusaha meningkatkan penetrasi mereka. Kendati demikian, mereka mengklaim respon masyarakat terhadap program KUR yang digelontorkan FIF Group cukup bagus. Perlahan namun pasti, serapan KUR mengalami pertumbuhan.
Branch Manager FIF Group, Syaiful Anwar mengatakan, anggapan masyarakat tentang FIF hanya melayani kredit kendaraan bermotor khususnya roda dua memang cukup melekat sampai saat ini. Sehingga masyarakat belum banyak mengetahui ataupun menyadari jika produk dari FIF tidak sekadar pembiayaan sepeda motor. Karena FIF kini telah banyak bereinkarnasi menghasilkan produk-produk yang cukup beragam.
"Sekarang kredit apapun bisa. Bahkan untuk produktif bisa kami berikan," tuturnya, Selasa (12/7/2016).
Syaiful mengungkapkan, salah satu produk yang kini tengah mereka genjot adalah kredit mikro KUR. Mereka baru dipercaya untuk mengelola KUR ini sejak beberapa bulan yang lalu. Untuk itu, mereka masih berjuang melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan produk ini. Ketika masyarakat sudah banyak yang mengetahui, maka mereka bisa mengajukan kredit mikro ke FIF.
Dalam beberapa bulan menyalurkan KUR, permintaan masyarakat akan produk ini cukup bagus. FIF patut berbangga karena dalam sebulan mampu menggelontorkan KUR sebanyak Rp1,5 miliar hingga Rp2 miliar. Jumlah tersebut memang tak sebesar dengan outstanding produk-produk FIF lain yang lebih dahulu mereka tangani.
Kendati demikian, ia yakin kredit mikro yang mereka gelontorkan dapat diterima masyarakat. Sehingga FIF kelak mampu disejajarkan dengan bank milik pemerintah dalam hal penyaluran kredit. Di samping itu, mereka juga mengaku bangga bisa berkontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian terutama sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di wilayah ini. "Kami ingin berkontribusi lebih besar terhadap bangsa ini," tandasnya.
Sektor pemberdayaan UMKM memang hal yang baru bagi FIF. Karena selama ini mereka lebih berkonsentrasi pada transaksi jual beli secara kredit dengan sebuah obyek. Sebab itu, pihaknya tengah berupaya membiasakan diri terhadap karakter UMKM di wilayah ini. Menurutnya, sektor pembiayaan produktif sangat berbeda dari pembiayaan konsumtif, baik dari sisi manajemen ataupun resikonya.
Direktur Utama Bank BPD Daerah Istimewa Yogyakarta, Bambang Setiyawan juga mengaku bangga KUR yang mereka tangani sejak bulan Mei 2016 dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Hingga saat ini pihaknya sudah mampu menggelontorkan 50% lebih plafon KUR yang dialokasikan pemerintah tahun 2016 ini.
Sebelumnya, pemerintah mengalokasikan KUR untuk Bank BPD DIY sebesar Rp 50 miliar di tahun 2016 ini. "Karena serapan cukup bagus maka plafon kami ditambah jadi Rp 80 miliar," terangnya.
Branch Manager FIF Group, Syaiful Anwar mengatakan, anggapan masyarakat tentang FIF hanya melayani kredit kendaraan bermotor khususnya roda dua memang cukup melekat sampai saat ini. Sehingga masyarakat belum banyak mengetahui ataupun menyadari jika produk dari FIF tidak sekadar pembiayaan sepeda motor. Karena FIF kini telah banyak bereinkarnasi menghasilkan produk-produk yang cukup beragam.
"Sekarang kredit apapun bisa. Bahkan untuk produktif bisa kami berikan," tuturnya, Selasa (12/7/2016).
Syaiful mengungkapkan, salah satu produk yang kini tengah mereka genjot adalah kredit mikro KUR. Mereka baru dipercaya untuk mengelola KUR ini sejak beberapa bulan yang lalu. Untuk itu, mereka masih berjuang melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan produk ini. Ketika masyarakat sudah banyak yang mengetahui, maka mereka bisa mengajukan kredit mikro ke FIF.
Dalam beberapa bulan menyalurkan KUR, permintaan masyarakat akan produk ini cukup bagus. FIF patut berbangga karena dalam sebulan mampu menggelontorkan KUR sebanyak Rp1,5 miliar hingga Rp2 miliar. Jumlah tersebut memang tak sebesar dengan outstanding produk-produk FIF lain yang lebih dahulu mereka tangani.
Kendati demikian, ia yakin kredit mikro yang mereka gelontorkan dapat diterima masyarakat. Sehingga FIF kelak mampu disejajarkan dengan bank milik pemerintah dalam hal penyaluran kredit. Di samping itu, mereka juga mengaku bangga bisa berkontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian terutama sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di wilayah ini. "Kami ingin berkontribusi lebih besar terhadap bangsa ini," tandasnya.
Sektor pemberdayaan UMKM memang hal yang baru bagi FIF. Karena selama ini mereka lebih berkonsentrasi pada transaksi jual beli secara kredit dengan sebuah obyek. Sebab itu, pihaknya tengah berupaya membiasakan diri terhadap karakter UMKM di wilayah ini. Menurutnya, sektor pembiayaan produktif sangat berbeda dari pembiayaan konsumtif, baik dari sisi manajemen ataupun resikonya.
Direktur Utama Bank BPD Daerah Istimewa Yogyakarta, Bambang Setiyawan juga mengaku bangga KUR yang mereka tangani sejak bulan Mei 2016 dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Hingga saat ini pihaknya sudah mampu menggelontorkan 50% lebih plafon KUR yang dialokasikan pemerintah tahun 2016 ini.
Sebelumnya, pemerintah mengalokasikan KUR untuk Bank BPD DIY sebesar Rp 50 miliar di tahun 2016 ini. "Karena serapan cukup bagus maka plafon kami ditambah jadi Rp 80 miliar," terangnya.
(ven)