Kemenhub Berhasil Atasi Penerbangan Extra Flight
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perhubungan dinilai berhasil merealisasikan penerbangan extra flight sehingga penerbangan pada musim mudik Idul Fitri 2016 berjalan lancar. Corporate Communication Sriwijaya Air, Agus Soedjono mengatakan, selain realisasi penambahan extra flight kesiapan berupa rampcheck dengan cara proaktif juga mendorong pembukuan yang rapi pada perusahaan maskapai.
"Sriwijaya Air berhasil merealisasikan extra flight sehingga hajatan masyarakat pada arus mudik lebaran melalui sektor penerbangan bisa terealisasi dengan baik pada musim mudik ini. Selain itu dukungan dukungan terhadap rampcheck yang dilakukan pihak Kemenhub membuat Sriwijaya Air juga lebih siap," kata dia, di Jakarta, Kamis (14/7/2016).
Dia mengatakan, sejak arus mudik di mulai pada H-12, Direktorat Udara memantau langsung kesiapan di setiap bandara, termasuk pengurusan masalah administrasi sehingga proses komunikasi berjalan lancar dan lebih efisien.
"Artinya komunikasi di lapangan langsung bisa segera ditindaklanjuti, termasuk pengurusan administrasi. Jadi tidak lagi bolak-balik ke kantor Kemenhub di Merdeka Barat. Dan kami merasa bangga bisa ikut mensukseskan mudik angkutan lebaran tahun ini," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Safety, Quality and Security Sriwijaya Air, Toto Soebandoro mengatakan, musim mudik dan arus balik Idul Fitri tahun ini relatif lebih siap jika dibanding tahun-tahun sebelumnya. Dia memisalkan pemeriksaan berupa ramp check pesawat dilakukan jauh hari, yakni pada H-15 dan dilakukan serentak di seluruh bandara di seluruh Indonesia.
"Dan baiknya lagi infrastruktur juga dipantau semua di bandara. Dampaknya semua lebih efektif. Komunikasi juga lebih lancar antara regulator dan maskapai sehingga memberikan efek terhadap kepastian penerbangan kepada penumpang," ujarnya.
Sriwijaya Air melansir memasuki H+8 arus balik Idul Fitri kondisi penerbangan maskapai tersebut berada dalam kondisi lancar dan terkendali. Ketepatan waktu atau on time performance maskapai tersebut di atas 87% dengan tingkat keterisian penumpang (load factor) mencapai 95%.
Adapun, pada musim mudik Idul Fitri 2016, Sriwijaya mengajukan extra flight dengan jumlah 190.000 kursi atau naik dua kali lipat dibanding lebaran sebelumnya dengan jumlah 80.000 kursi. "Kami harapkan, setelah musim mudik dan arus balik lebaran tahun ini selesai, kondisi ini bisa berlangsung seperti hari-hari biasa atau pada kondisi normal. Jadi, bukan hanya pada kondisi puncak saja," ujar Toto.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Suprasetyo mengatakan, pertumbuhan penumpang pesawat udara pada Idul Fitri kali ini meningkat jauh dari perkiraan. Sebab pada H+4, data penumpang pesawat udara mengalami pertumbuhan hingga 15% dibanding periode yang sama tahun lalu.
"Penerbangan domestik itu pertumbuhannya hampir sekitar 14%, kemudian pertumbuhan penumpang internasional juga mencapai 15%. Ini di atas prediksi kami. Tentu sangat menggembirakan serta menunjukkan keterjangkauan masyarakat untuk membeli tiket pesawat," ucap dia.
Dia menambahkan, untuk tren penumpang pesawat udara pada musim angkutan Idul Fitri 2016 tercatat paling signifikan adalah pada H-12, di mana pertumbuhannya mencapai 30% dibandingkan dengan hari biasa. Sedangkan, untuk arus balik, penumpang mulai ramai pada H+3 dengan tingkat keterisian rata-rata mencapai presentase 95%.
Namun dari 636 extra flight yang diberikan Kemenhub, hanya 330 saja yang digunakan oleh maskapai. Ini karena pesawatnya dari sisi tingkat keterisian juga makin besar serta ditunjang dengan infrastruktur bandara yang memadai.
"Sriwijaya Air berhasil merealisasikan extra flight sehingga hajatan masyarakat pada arus mudik lebaran melalui sektor penerbangan bisa terealisasi dengan baik pada musim mudik ini. Selain itu dukungan dukungan terhadap rampcheck yang dilakukan pihak Kemenhub membuat Sriwijaya Air juga lebih siap," kata dia, di Jakarta, Kamis (14/7/2016).
Dia mengatakan, sejak arus mudik di mulai pada H-12, Direktorat Udara memantau langsung kesiapan di setiap bandara, termasuk pengurusan masalah administrasi sehingga proses komunikasi berjalan lancar dan lebih efisien.
"Artinya komunikasi di lapangan langsung bisa segera ditindaklanjuti, termasuk pengurusan administrasi. Jadi tidak lagi bolak-balik ke kantor Kemenhub di Merdeka Barat. Dan kami merasa bangga bisa ikut mensukseskan mudik angkutan lebaran tahun ini," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Safety, Quality and Security Sriwijaya Air, Toto Soebandoro mengatakan, musim mudik dan arus balik Idul Fitri tahun ini relatif lebih siap jika dibanding tahun-tahun sebelumnya. Dia memisalkan pemeriksaan berupa ramp check pesawat dilakukan jauh hari, yakni pada H-15 dan dilakukan serentak di seluruh bandara di seluruh Indonesia.
"Dan baiknya lagi infrastruktur juga dipantau semua di bandara. Dampaknya semua lebih efektif. Komunikasi juga lebih lancar antara regulator dan maskapai sehingga memberikan efek terhadap kepastian penerbangan kepada penumpang," ujarnya.
Sriwijaya Air melansir memasuki H+8 arus balik Idul Fitri kondisi penerbangan maskapai tersebut berada dalam kondisi lancar dan terkendali. Ketepatan waktu atau on time performance maskapai tersebut di atas 87% dengan tingkat keterisian penumpang (load factor) mencapai 95%.
Adapun, pada musim mudik Idul Fitri 2016, Sriwijaya mengajukan extra flight dengan jumlah 190.000 kursi atau naik dua kali lipat dibanding lebaran sebelumnya dengan jumlah 80.000 kursi. "Kami harapkan, setelah musim mudik dan arus balik lebaran tahun ini selesai, kondisi ini bisa berlangsung seperti hari-hari biasa atau pada kondisi normal. Jadi, bukan hanya pada kondisi puncak saja," ujar Toto.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Suprasetyo mengatakan, pertumbuhan penumpang pesawat udara pada Idul Fitri kali ini meningkat jauh dari perkiraan. Sebab pada H+4, data penumpang pesawat udara mengalami pertumbuhan hingga 15% dibanding periode yang sama tahun lalu.
"Penerbangan domestik itu pertumbuhannya hampir sekitar 14%, kemudian pertumbuhan penumpang internasional juga mencapai 15%. Ini di atas prediksi kami. Tentu sangat menggembirakan serta menunjukkan keterjangkauan masyarakat untuk membeli tiket pesawat," ucap dia.
Dia menambahkan, untuk tren penumpang pesawat udara pada musim angkutan Idul Fitri 2016 tercatat paling signifikan adalah pada H-12, di mana pertumbuhannya mencapai 30% dibandingkan dengan hari biasa. Sedangkan, untuk arus balik, penumpang mulai ramai pada H+3 dengan tingkat keterisian rata-rata mencapai presentase 95%.
Namun dari 636 extra flight yang diberikan Kemenhub, hanya 330 saja yang digunakan oleh maskapai. Ini karena pesawatnya dari sisi tingkat keterisian juga makin besar serta ditunjang dengan infrastruktur bandara yang memadai.
(ven)