Subsidi KPR Dipangkas, Pengembang Tunda Bangun Rumah FLPP

Minggu, 17 Juli 2016 - 22:24 WIB
Subsidi KPR Dipangkas, Pengembang Tunda Bangun Rumah FLPP
Subsidi KPR Dipangkas, Pengembang Tunda Bangun Rumah FLPP
A A A
JAKARTA - Para pengembang perumahan dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) resah dengan pemangkasan dana subsidi untuk Kredit Kepemilikan Rumah (KPR). Pemangkasan dana subsidi pemerintah tersebut berdampak terhadap kuota KPR yang dikeluarkan perbankan.

Melihat kondisi tersebut, para pengembang memilih menunda melanjutkan pembangunan karena khawatir rumah yang sudah dibangun tidak bisa dijual.

Wakil Ketua DPD REI Jateng bidang Perumahan Rakyat, Andi Kurniawan mengatakan, saat ini kuota untuk wilayah Kota Semarang dan sekitarnya, hanya tinggal 500 unit. Padahal, permintaan melebih jumlah tersebut.

Dia memperkirakan, kuota tersebut akan habis pada Agustus. “Habisnya kuota KPR FLPP ini terjadi lantaran adanya pemangkasan anggaran sehingga kuota berkurang. Akibatnya, rencana pembangunan rumah FLPP berkurang banyak,” ujarnya, saat ditemui di sela-sela pameran REI Ekspo di Mal Ciputra, Minggu (17/7/2016).

Dia sangat menyayangkan pemangkasan subdisi KPR FLPP, pasalnya saat ini pengembang FLPP digenjot oleh pemerintah untuk membangun rumah sebanyak-banyaknya.”Sekarang ini animo masyarakat sedang tinggi-tingginya, tapi dengan kondisi seperti ini kami tidak bisa berbuat apa-apa,” katanya.

Andi menyatakan, akan berkoordinasi bersama dengan REI Pusat untuk menyampaikan aspirasi kepada DPRD, khususnya terkait penambahan anggaran di APBD Perubahan. Selain itu, melalui DPP REI akan mengajukan usulan pula ke Kementerian Perumahan Rakyat dan Kementerian Keuangan.

Menurutnya, dengan kondisi tersebut para pengembang nantinya mau tidak mau terpaksa menjual rumah FLPP dengan harga rumah komersil jika memang nanti kuota habis. “Tapi ini akan sulit dilakukan karena segmennya sudah berbeda,” kata Andi.

Selama ini, lanjut dia, untuk bunga kredit rumah FLPP ditetapkan sebesar 5% dengan harga jual rumah di Jateng Rp116 juta. Tanpa adanya alokasi kredit FLPP dari pemerintah, maka konsumen akan terbebani dengan bunga kredit komersial yang berlaku antara 8,5-10%.

Wakil Ketua DPD REI Jateng Bidang Humas Promosi dan Publikasi Dibya K Hidayat menambahkan, pembangunan rumah FLPP untuk kota-kota besar di Jawa Tengah seperti Semarang sudah terealisasi sekitar 1.000 unit.

“Untuk Jawa Tengah sendiri ditargetkan pembangunan rumah bersubsidi 13 ribu unit. Di Sukoharjo, Solo dan Pekalongan bisa sampai 4.000 unit tapi di Semarang dan sekitarnya baru 1.000 unit,” katanya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4345 seconds (0.1#10.140)