Rupiah Diramal Berada di Jalur Hijau
A
A
A
JAKARTA - Pascasentimen Brexit mereda, kini pelaku pasar kembali pada realita dalam negeri terkait realisasi dan penerapan aturan-aturan dan program-program pemerintah untuk membantu pemulihan ekonomi. Terkait hal itu, laju rupiah terhadap USD (dolar AS) hari ini diperkirakan berada di jalur hijau.
"Harapan kami masih sama di mana sentimen baik dari global maupun dari dalam negeri dapat lebih positif sehingga membantu rupiah untuk tetap berada di zona hijaunya," ujar Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Senin (18/7/2016).
Dia memprediksi laju rupiah dapat mendekati target area resistance di level Rp13.065/USD atau Rp13.058/USD-Rp13.155/USD (kurs tengah BI).
Sementara, laju rupiah akhir pekan lalu kembali mengalami peningkatan pascalibur panjang Lebaran di tengah indikasi akan menguatnya laju USD setelah merespons hasil pemilu sementara Jepang, yang memenangkan pihak Shinzo Abe, melalui program stimulusnya.
Mengawali pekan kemarin, terlihat laju rupiah bergerak menguat diiringi mulai meredanya sentimen Brexit. Rilis tingkat pengangguran AS pada Juni lalu naik menjadi 4,9% di saat upah rata-rata justru menurun sempat membuat laju USD bergerak melemah terhadap mata uang dunia lainnya sehingga dapat dimanfaatkan rupiah untuk menguat.
Reza menerangkan laju rupiah mulai bergerak melemah terbatas meski USD Indeks juga ditutup melemah tipis pada perdagangan sebelumnya.
"Adanya ekspektasi penurunan tingkat suku bunga oleh Bank of England (BoE) sebesar 25 bps menjadi 0,25% guna merespon Brexit rupanya direspons positif oleh para pelaku pasar. Keadaan tersebut dapat digambarkan dimana EUR-USD beserta GBP-USD menguat," pungkasnya.
"Harapan kami masih sama di mana sentimen baik dari global maupun dari dalam negeri dapat lebih positif sehingga membantu rupiah untuk tetap berada di zona hijaunya," ujar Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Senin (18/7/2016).
Dia memprediksi laju rupiah dapat mendekati target area resistance di level Rp13.065/USD atau Rp13.058/USD-Rp13.155/USD (kurs tengah BI).
Sementara, laju rupiah akhir pekan lalu kembali mengalami peningkatan pascalibur panjang Lebaran di tengah indikasi akan menguatnya laju USD setelah merespons hasil pemilu sementara Jepang, yang memenangkan pihak Shinzo Abe, melalui program stimulusnya.
Mengawali pekan kemarin, terlihat laju rupiah bergerak menguat diiringi mulai meredanya sentimen Brexit. Rilis tingkat pengangguran AS pada Juni lalu naik menjadi 4,9% di saat upah rata-rata justru menurun sempat membuat laju USD bergerak melemah terhadap mata uang dunia lainnya sehingga dapat dimanfaatkan rupiah untuk menguat.
Reza menerangkan laju rupiah mulai bergerak melemah terbatas meski USD Indeks juga ditutup melemah tipis pada perdagangan sebelumnya.
"Adanya ekspektasi penurunan tingkat suku bunga oleh Bank of England (BoE) sebesar 25 bps menjadi 0,25% guna merespon Brexit rupanya direspons positif oleh para pelaku pasar. Keadaan tersebut dapat digambarkan dimana EUR-USD beserta GBP-USD menguat," pungkasnya.
(dmd)