Mata Uang Turki Perkasa, Rupiah Dibuka Malah Tepar

Senin, 18 Juli 2016 - 10:33 WIB
Mata Uang Turki Perkasa,...
Mata Uang Turki Perkasa, Rupiah Dibuka Malah Tepar
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan awal pekan ini dibuka melemah melanjutkan pelemahan akhir pekan kemarin. Rupiah menguat pada saat mata uang Turki, lira menguat terhadap USD.

Posisi rupiah terhadap USD berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada pagi ini dibuka di level Rp13.112/USD. Posisi ini tercatat memburuk dari posisi penutupan akhir kemarin di level Rp13.086/USD.

Sementara menurut data Bloomberg, rupiah dibuka berada pada posisi Rp13.141/USD dengan kisaran harian Rp13.093-Rp13.148/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah melemah dibanding penutupan sebelumnya yang berada di level Rp13.096/USD, namun pada pukul 10.00 WIB pagi mulai bergerak ke level Rp13.102/USD.

Menurut data Sindonews bersumber dari Limas, rupiah berada di level Rp13.125/USD atau memburuk dari penutupan sebelumnya yang berada di level Rp13.110/USD.

Di sisi lain, data Yahoo Finance dibuka pada level Rp13.090/USD atau stabil dibanding penutupan akhir pekan kemarin yang juga berada di level 13.090/USD. Namun, pada pukul 10.00 WIB rupiah tercatat ke level Rp13.092/USD dengan kisaran harian Rp13.065-Rp13.140/USD.

Seperti dikutip dari Reuters, Senin (18/7/2016), mata uang Turki, lira naik terhadap USD dan yen jatuh secara luas setelah pihak berwenang Turki menggagalkan upaya kudeta selama akhir pekan, mengurangi kekhawatiran investor tentang ketidakpastian politik dan risiko geopolitik.

Lira Turki mengalami beberapa kerugian pada Jumat ketika tergelincir hampir 5% karena adanya berita dari upaya kudeta yang membuat investor ketakutan.

Pada awal perdagangan Asia hari ini, lira terhadap USD naik hingga 2,2% dan terakhir diperdagangkan di level 2,9700 atau naik sekitar 1,7% pada hari itu. Hampir 3.000 komplotan militer di Turki yang diduga pada Sabtu dan memerintahkan ribuan hakim untuk ditahan setelah menggagalkan kudeta oleh pemberontak dengan menggunakan tank dan helikopter tempur untuk mencoba menggulingkan Presiden Tayyip Erdogan.

Yen merosot sebagai risk aversion investor mereda. USD terhadap yen juga berhasil naik 0,5% ke level 105,49. Sementara, euro terhadap yen naik 0,8% menjadi 116,63 dan terhadap USD, euro naik 0,2% ke level 1,1056.

Yen dianggap sebagai mata uang safe haven, karena status kreditur bersih Jepang. Akibatnya, yen cenderung naik pada saat pasar stres, namun sering berada di bawah tekanan ketika risiko investor appetite membaik.

Satoshi Okagawa, analis senior pasar global untuk Sumitomo Mitsui Banking Corporation di Singapura mengatakan, USD mungkin akan mengambil bernafas dalam waktu dekat, setelah naik tajam terhadap yen pekan lalu.

"Saya pikir yen mungkin menepi lebih tinggi. Saya tidak berharap USD jatuh di bawah 100 yen, tapi mungkin akan memiliki waktu yang sulit naik di atas 107 dan mungkin akan sedikit berat," kata Okagawa.

Yen telah meluncur lebih dari 4% terhadap USD pekan lalu untuk kinerja terburuk mingguan sejak akhir 2009, tertekan oleh spekulasi bahwa Jepang mungkin mengadopsi langkah-langkah stimulus ekonomi lebih agresif, yaitu "helicopter money" handout untuk warga untuk mendorong belanja.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0604 seconds (0.1#10.140)