ExxonMobil Makin Serius Kelola Gas di Papua Nugini
A
A
A
MELBOURNE - ExxonMobil Corp mengajukan penawaran pembelian saham senilai USD2,2 miliar kepada InterOil Corp, dalam upaya memperluas proyek gas alam di Papua Nugini. Proyek gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) di Papua direncanakan untuk menyaingi proyek Exxon lainnya yang sudah ada.
Dilansir Reuters, Senin (18/7/2016) Exxon berharap dengan tawaran kepada InterOil dapat mengikat dua proyek LNG dan membantu memotong biaya serta mempercepat pengembangan lapangan gas baru. Papua Nugini dianggap sebagai salah satu lokasi terbaik untuk proyek-proyek LNG karena gas berkualitas tinggi, biaya rendah dan dekat dengan konsumen LNG besar di Asia.
Diterangankan pengeboran awal pada tahun ini bisa membuktikan potensi yang dimiliki dengan perkiraan setidaknya mencapai 6.2 triliun kubik feed (tcf) gas. InterOil setidaknya punya kesempatan hingga 21 Juli untuk mengajukan apakah ada revisi dalam tawaran, meski ia mengaku sedang membuka pembicaraan dengan Total utuk tawaran yang lebih tinggi.
Sementara Total belum bersedia berkomentar terkait pengelolaan gas di Papua Nugini. "Ini jelas sangat positif bagi pemegang saham Interoil, dan juga untuk perusahaan minyak lainnya karena melalui kedatangan Exxon, mereka dapat mencetak keuntungan dari proyek-proyek," jelas analis Neil Beveridge yakni Bernstein,
ExxonMobil telah menawarkan USD45 untuk setiap saham InterOil ditambah pembayaran sebesar USD7,07 per saham untuk setiap triliun kaki kubik (tcfe) untuk sumber daya lebih dari 6.2 tcfe di ladang gas Elk-Antelope dan InterOil mengatakan maksimal 10 tcfe.
"ExxonMobil telah mengajukan tawaran untuk mendapatkan InterOil Corporation, yang kami percaya mewakili sebuah proposal yang menarik," ucap ExxonMobil dalam sebuah pernyataan lewat email.
Dilansir Reuters, Senin (18/7/2016) Exxon berharap dengan tawaran kepada InterOil dapat mengikat dua proyek LNG dan membantu memotong biaya serta mempercepat pengembangan lapangan gas baru. Papua Nugini dianggap sebagai salah satu lokasi terbaik untuk proyek-proyek LNG karena gas berkualitas tinggi, biaya rendah dan dekat dengan konsumen LNG besar di Asia.
Diterangankan pengeboran awal pada tahun ini bisa membuktikan potensi yang dimiliki dengan perkiraan setidaknya mencapai 6.2 triliun kubik feed (tcf) gas. InterOil setidaknya punya kesempatan hingga 21 Juli untuk mengajukan apakah ada revisi dalam tawaran, meski ia mengaku sedang membuka pembicaraan dengan Total utuk tawaran yang lebih tinggi.
Sementara Total belum bersedia berkomentar terkait pengelolaan gas di Papua Nugini. "Ini jelas sangat positif bagi pemegang saham Interoil, dan juga untuk perusahaan minyak lainnya karena melalui kedatangan Exxon, mereka dapat mencetak keuntungan dari proyek-proyek," jelas analis Neil Beveridge yakni Bernstein,
ExxonMobil telah menawarkan USD45 untuk setiap saham InterOil ditambah pembayaran sebesar USD7,07 per saham untuk setiap triliun kaki kubik (tcfe) untuk sumber daya lebih dari 6.2 tcfe di ladang gas Elk-Antelope dan InterOil mengatakan maksimal 10 tcfe.
"ExxonMobil telah mengajukan tawaran untuk mendapatkan InterOil Corporation, yang kami percaya mewakili sebuah proposal yang menarik," ucap ExxonMobil dalam sebuah pernyataan lewat email.
(akr)