Semester I, Laba Bank Bukopin Tumbuh 14,13%
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Bukopin Tbk (Bank Bukopin) pada semester I/2016 berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp581 miliar atau tumbuh 14,13% dibanding dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp509 miliar.
Pertumbuhan laba bersih tersebut terutama ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga Perseroan sebesar 16,28% menjadi Rp4,6 triliun secara year-on-year, sementara pendapatan operasional lain Perseroan juga tumbuh 15,79% menjadi Rp667 miliar.
Direktur Utama PT Bank Bukopin Tbk., Glen Glenardi mengatakan, kenaikan pendapatan bunga Perseroan terutama didorong oleh pertumbuhan kredit yang meningkat 20,72% menjadi Rp70,8 triliun dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp58,7 triliun.
“Dengan kinerja positif pada semester pertama tahun 2016, kami optismistis target yang telah ditetapkan untuk tahun ini dapat tercapai dan kami akan terus mengembangkan bisnis-bisnis yang bermanfaat bagi masyarakat, nasabah dan pemangku kepentingan lainnya,” ujar Glen di Jakarta, Jumat (29/7/2016).
Sementara dilihat dari sektornya, selama semester I/2016 sebagian besar kredit perseroan diserap oleh sektor UKM yakni sebesar 43,03%, disusul oleh segmen komersial sebesar 34,45%. Sementara sektor mikro mencapai 12,60%. Glen menjelaskan pada sektor mikro Perseroan mengandalkan pertumbuhan bisnis dari segmen yang relatif baru dikembangkan Perseroan, yaitu pensiunan.
"Ruang untuk tumbuh pada segmen ini masih sangat terbuka," ungkapnya. Pertumbuhan kredit tertinggi terjadi di segmen UKM yang mencapai 29,71% menjadi Rp30,5 triliun dari semester I tahun lalu sebesar Rp23,5 triliun.
Pertumbuhan segmen UKM ini terutama ditopang oleh pertumbuhan kredit di sektor perdagangan. Menurutnya, pertumbuhan kredit Perseroan juga diikuti oleh kenaikan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang tumbuh sebesar 39,75% secara year on-year menjadi Rp1,3 triliun.
Kondisi tersebut menunjukkan pertumbuhan bisnis Perseroan dilakukan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Kemampuan Perseroan untuk menyalurkan kredit tersebut didukung oleh penghimpunan Dana Pihak Ketiga yang terus meningkat.
Sedangkan posisi DPK Bank Bukopin tumbuh 9,44% menjadi Rp77,4 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp70,7 triliun. Dari total DPK yang berhasil dihimpun Perseroan, sebesar Rp20,3 triliun merupakan Tabungan, sementara posisi Giro sebesar Rp7 triliun dan Deposito mencapai Rp50,1 triliun.
Pada periode tersebut, ekuitas Perseroan tumbuh 25,58% secara year-on-year menjadi Rp9,0 triliun dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp7,2 triliun. “Pada semester kedua tahun ini kami berharap perekonomian nasional maupun global semakin membaik sehingga kinerja Perseroan dapat lebih ditingkatkan lagi,” papar Glen.
Dengan pencapaian tersebut, hingga penghujung semester I/2016, total aset Bank Bukopin mencapai Rp97,1 triliun, meningkat 14,72% dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp84,7 triliun.
Pertumbuhan laba bersih tersebut terutama ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga Perseroan sebesar 16,28% menjadi Rp4,6 triliun secara year-on-year, sementara pendapatan operasional lain Perseroan juga tumbuh 15,79% menjadi Rp667 miliar.
Direktur Utama PT Bank Bukopin Tbk., Glen Glenardi mengatakan, kenaikan pendapatan bunga Perseroan terutama didorong oleh pertumbuhan kredit yang meningkat 20,72% menjadi Rp70,8 triliun dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp58,7 triliun.
“Dengan kinerja positif pada semester pertama tahun 2016, kami optismistis target yang telah ditetapkan untuk tahun ini dapat tercapai dan kami akan terus mengembangkan bisnis-bisnis yang bermanfaat bagi masyarakat, nasabah dan pemangku kepentingan lainnya,” ujar Glen di Jakarta, Jumat (29/7/2016).
Sementara dilihat dari sektornya, selama semester I/2016 sebagian besar kredit perseroan diserap oleh sektor UKM yakni sebesar 43,03%, disusul oleh segmen komersial sebesar 34,45%. Sementara sektor mikro mencapai 12,60%. Glen menjelaskan pada sektor mikro Perseroan mengandalkan pertumbuhan bisnis dari segmen yang relatif baru dikembangkan Perseroan, yaitu pensiunan.
"Ruang untuk tumbuh pada segmen ini masih sangat terbuka," ungkapnya. Pertumbuhan kredit tertinggi terjadi di segmen UKM yang mencapai 29,71% menjadi Rp30,5 triliun dari semester I tahun lalu sebesar Rp23,5 triliun.
Pertumbuhan segmen UKM ini terutama ditopang oleh pertumbuhan kredit di sektor perdagangan. Menurutnya, pertumbuhan kredit Perseroan juga diikuti oleh kenaikan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang tumbuh sebesar 39,75% secara year on-year menjadi Rp1,3 triliun.
Kondisi tersebut menunjukkan pertumbuhan bisnis Perseroan dilakukan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Kemampuan Perseroan untuk menyalurkan kredit tersebut didukung oleh penghimpunan Dana Pihak Ketiga yang terus meningkat.
Sedangkan posisi DPK Bank Bukopin tumbuh 9,44% menjadi Rp77,4 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp70,7 triliun. Dari total DPK yang berhasil dihimpun Perseroan, sebesar Rp20,3 triliun merupakan Tabungan, sementara posisi Giro sebesar Rp7 triliun dan Deposito mencapai Rp50,1 triliun.
Pada periode tersebut, ekuitas Perseroan tumbuh 25,58% secara year-on-year menjadi Rp9,0 triliun dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp7,2 triliun. “Pada semester kedua tahun ini kami berharap perekonomian nasional maupun global semakin membaik sehingga kinerja Perseroan dapat lebih ditingkatkan lagi,” papar Glen.
Dengan pencapaian tersebut, hingga penghujung semester I/2016, total aset Bank Bukopin mencapai Rp97,1 triliun, meningkat 14,72% dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp84,7 triliun.
(ven)