Penjualan Pertalite Meroket hingga 462%

Kamis, 04 Agustus 2016 - 14:40 WIB
Penjualan Pertalite...
Penjualan Pertalite Meroket hingga 462%
A A A
JAKARTA - Penjualan bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite naik hingga 462% sejak diluncurkan pada Juli 2015 lalu. Raihan ini membuktikan bahwa masyarakat Indonesia mencari BBM yang lebih baik ketimbang premium.

Direktur Eksekutif Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi), Sofyano Zakaria mengemukakan, Ketika pertama diluncurkan PT Pertamina (Persero), pertalite terjual sekitar 327 KL per hari. Kemudian secara bertahap penjualan Pertalite menembus angka sekitar 15.000 KL perhari.

Pertalite merupakan BBM alternatif, yang tadinya sempat dipermasalahkan banyak pihak merupakan siasat Pemerintah untuk menghapus premium. Ternyata telah menjadi BBM alternatif yang diminati masyarakat.

"Masyarakat ternyata sukarela beralih menggunakan Pertalite, kebijakan dan terobosan yang seperti inilah yang harus diterapkan di negeri ini. Rakyat diberi beberapa pilihan untuk memilih produk yang mereka inginkan," ujarnya di Jakarta, Kamis (4/8/2016)

Pertalite yang memiliki RON 90 lebih tinggi dari premium RON 88 merupakan hasil aksi korporasi Pertamina yang disukai masyarakat. "Ini hal yang sangat menggembirakan dan pantas diapresiasi," ucapnya.

Aksi dan kebijakan korporasi Pertamina yang bukan hanya menghadirkan Pertalite sebagai alternatif BBM premium tetapi juga menghadirkan BBM Dexlite sebagai alternatif BBM solar bersubsidi yang ternyata juga penjualannya telah meningkat 15%. Hal ini jelas membuktikan bahwa masyarakat menginginkan BBM berkelas yang bisa memberi nilai lebih pada kendaraan mereka.

"Artinya , persoalan besaran harga jual sudah tidak lagi menjadi pertimbangan utama bagi masyarakat. Hal ini juga terlihat dengan terus meningkatnya penjualan BBM Pertamax, yang sehari-hari terlihat jelas digandrungi dengan dibeli oleh para pemilik sepeda motor," tutur Sofyano.

Keberhasilan Pertamina dalam memasarkan BBM alternatif baik pertalite dan atau dexlite, perlu mendapat dukungan pemerintah karena hal ini pasti memberi nilai tambah bagi negara.

"Subsidi terhadap solar akan menurun karena meningkatnya penggunaan dexlite dan impor premium akan berkurang karena berkembang pesatnya penggunaan pertalite," jelas Sofyano.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0755 seconds (0.1#10.140)