PLN Lelang Proyek Transmisi dan Gardu Induk Rp17 Triliun
A
A
A
YOGYAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mulai melelang proyek pembangunan transmisi dan gardu induk. Proyek pembangunan transmisi dan gardu induk tersebut untuk mengakomodir pembangkit listrik yang berada di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Barat.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah II Amihwanuddin mengungkapkan, sebagai bagian dari proyek 35.000 megawatt (MW) pihaknya mulai meluncurkan launching proyek pembangunan transmisi dan gardu induk untuk Jateng dan Jabar. Sebanyak 81 paket pekerjaan transmisi dan gardu induk dilelang mulai hari ini.
"34 paket pembangunan transmisi dan 45 pembangunan gardu induk kami lelang," ungkapnya saat Meet and Great Daftar Penyedia Terseleksi Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah II, Rabu (10/8/2016).
81 paket pelelangan tersebut masing-masing terdiri dari 34 paket transmisi sepanjang 2.400 kilometer sirkuit (KMS) dan 45 gardu induk dengan kapasitas 8.180 Mega Volt Ampere (MVA).
Paket-paket tersebut akan dikerjakan dengan dana sebesar Rp17 triliun. Pembangunan konstruksi akan dimulai awal Januari 2017 dan berakhir pertengahan 2019.
Pembangunan transmisi dan gardu induk ini untuk mengevakuasi atau menyalurkan listrik yang dihasilkan oleh beberapa pembangkit baru di DIY, Jateng dan Jabar.
Beberapa pembangkit kini sudah mulai di Tanjungjati, Ungaran, Majulajang, Indramayu dan Cibadut. Jaringan yang sudah ada saat ini kurang mampu menampung listrik baru dari pembangkit listrik baru.
Sekitar 1.337 tower Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dengan tegangan 500 Kilovolt (KV) akan dibangun dari Jawa Tengah hingga Jawa Barat, dengan melintasi kawasan sepanjang 600 kilometer (km).
Sementara, sekitar 1.000 tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dengan tegangan 150 KV akan tersebar di area Jawa Tengah dan DIY serta Jawa Barat. "Ini juga untuk mengakomodir pelanggan baru," tambahnya.
Untuk proses pembangunan ini, pelelangan sudah dimulai. Terkait dengan lahan yang akan dilewati, saat ini sebagian besar sudah memasuki tahap pemberkasan. Pihaknya menargetkan pembebasan lahan selesai akhir Desember 2016 sehingga awal 2017 pembangunan bisa dimulai.
Dana sebesar Rp17 triliun tersebut memang untuk pembangunan konstruksi serta kegiatan pendukung lainya. Khusus untuk pembangunan konstruksi, PLN menargetkan akan menghabiskan dana sekitar Rp15 triliun dan sisanya sekitar Rp2 triliun untuk biaya pembebasan lahan seperti pemberian ganti rugi ke masyarakat yang terdampak termasuk izin kajian lingkungan UKL-UPL.
"Saat ini sosialisasi terus kami lakukan. Dan kemarin sudah masuk ke area Tegal," paparnya.
Manajer Perencanaan Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah II Isfaisal mengatakan, pembangunan transmisi dan gardu induk ini untuk mengevakuasi listrik dari beberapa pembangkit, total ada sekitar 7.000 MW yang akan dievakuasi atau dialirkan.
Sehingga, nanti di sisi utara Jawa Tengah hingga Jawa Barat akan ada pembangunan jalur SUTET. "Pembangunan ini sebenarnya untuk mendukung keandalan sistem transmisi Jawa-Bali," ungkapnya.
Selain untuk mendukung keandalan sistem transmisi Jawa-Bali karena akan menjadi tulang punggung, pembangunan transmisi ini untuk memenuhi pertumbuhan listrik di Jateng, DIY dan Jabar. Bahkan, transmisi baru ini juga untuk memenuhi konsumen tegangan tinggi yaitu konsumen yang langsung dihubungkan dengan tegangan 150 KV.
Selain itu, di DIY transmisi dan juga gardu induk baru ini sengaja dibangun untuk memenuhi peningkatan permintaan energi listrik dari bandara baru nanti di Kulon Progo. PLN juga ingin meningkatkan rasio elektrifikasi tingkat nasional melalui pembangunan transmisi dan gardu induk baru.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah II Amihwanuddin mengungkapkan, sebagai bagian dari proyek 35.000 megawatt (MW) pihaknya mulai meluncurkan launching proyek pembangunan transmisi dan gardu induk untuk Jateng dan Jabar. Sebanyak 81 paket pekerjaan transmisi dan gardu induk dilelang mulai hari ini.
"34 paket pembangunan transmisi dan 45 pembangunan gardu induk kami lelang," ungkapnya saat Meet and Great Daftar Penyedia Terseleksi Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah II, Rabu (10/8/2016).
81 paket pelelangan tersebut masing-masing terdiri dari 34 paket transmisi sepanjang 2.400 kilometer sirkuit (KMS) dan 45 gardu induk dengan kapasitas 8.180 Mega Volt Ampere (MVA).
Paket-paket tersebut akan dikerjakan dengan dana sebesar Rp17 triliun. Pembangunan konstruksi akan dimulai awal Januari 2017 dan berakhir pertengahan 2019.
Pembangunan transmisi dan gardu induk ini untuk mengevakuasi atau menyalurkan listrik yang dihasilkan oleh beberapa pembangkit baru di DIY, Jateng dan Jabar.
Beberapa pembangkit kini sudah mulai di Tanjungjati, Ungaran, Majulajang, Indramayu dan Cibadut. Jaringan yang sudah ada saat ini kurang mampu menampung listrik baru dari pembangkit listrik baru.
Sekitar 1.337 tower Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dengan tegangan 500 Kilovolt (KV) akan dibangun dari Jawa Tengah hingga Jawa Barat, dengan melintasi kawasan sepanjang 600 kilometer (km).
Sementara, sekitar 1.000 tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dengan tegangan 150 KV akan tersebar di area Jawa Tengah dan DIY serta Jawa Barat. "Ini juga untuk mengakomodir pelanggan baru," tambahnya.
Untuk proses pembangunan ini, pelelangan sudah dimulai. Terkait dengan lahan yang akan dilewati, saat ini sebagian besar sudah memasuki tahap pemberkasan. Pihaknya menargetkan pembebasan lahan selesai akhir Desember 2016 sehingga awal 2017 pembangunan bisa dimulai.
Dana sebesar Rp17 triliun tersebut memang untuk pembangunan konstruksi serta kegiatan pendukung lainya. Khusus untuk pembangunan konstruksi, PLN menargetkan akan menghabiskan dana sekitar Rp15 triliun dan sisanya sekitar Rp2 triliun untuk biaya pembebasan lahan seperti pemberian ganti rugi ke masyarakat yang terdampak termasuk izin kajian lingkungan UKL-UPL.
"Saat ini sosialisasi terus kami lakukan. Dan kemarin sudah masuk ke area Tegal," paparnya.
Manajer Perencanaan Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah II Isfaisal mengatakan, pembangunan transmisi dan gardu induk ini untuk mengevakuasi listrik dari beberapa pembangkit, total ada sekitar 7.000 MW yang akan dievakuasi atau dialirkan.
Sehingga, nanti di sisi utara Jawa Tengah hingga Jawa Barat akan ada pembangunan jalur SUTET. "Pembangunan ini sebenarnya untuk mendukung keandalan sistem transmisi Jawa-Bali," ungkapnya.
Selain untuk mendukung keandalan sistem transmisi Jawa-Bali karena akan menjadi tulang punggung, pembangunan transmisi ini untuk memenuhi pertumbuhan listrik di Jateng, DIY dan Jabar. Bahkan, transmisi baru ini juga untuk memenuhi konsumen tegangan tinggi yaitu konsumen yang langsung dihubungkan dengan tegangan 150 KV.
Selain itu, di DIY transmisi dan juga gardu induk baru ini sengaja dibangun untuk memenuhi peningkatan permintaan energi listrik dari bandara baru nanti di Kulon Progo. PLN juga ingin meningkatkan rasio elektrifikasi tingkat nasional melalui pembangunan transmisi dan gardu induk baru.
(izz)