Japfa: Produksi dan Permintaan Jagung RI Tak Seimbang
A
A
A
JAKARTA - Deputy Head of Corporate Finance PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) Putut Djagiri mengatakan, jumlah produksi dan permintaan jagung di Indonesia tidak seimbang. Sehingga, membuat pemerintah membuka keran impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Dia menjelaskan, harusnya jumlah tempat produksi jagung bisa mengimbangi pesatnya pertumbuhan industri pakan ternak. Sebab, mereka menggunakan jagung dalam jumlah besar sebagai bahan pokok.
"Intinya produksi jagung di Indonesia tidak memadai. Pertumbuhan pabrik pakan yang besar tak diimbangi suplai produksi jagung yang banyak," ujarnya di Jakarta, Senin (15/8/2016).
Hal ini, kata dia, membuat perusahaan mencari jalan keluar supaya tetap bisa menggunakan jagung lokal tanpa harus impor. Caranya dengan mendorong petani untuk dapat menggenjot produksi.
"Seperti petani di Sumatera, Jawa, Kalimantan tingkatkan produksi, perluas lahan enggak tapi produksi lebih besar per hektare. Kita jamin beli ke mereka. Sehingga kita masih punya suplai jagung," kata Putut.
Kendati demikian, jumlah produksi jagung saat ini sudah cukup untuk perusahaan. Meski pemerintah melarang impor kecuali dilakukan oleh Bulog.
"Contoh dengan aturan impor jagung melalui Bulog, semua industri alami hal sama. Japfa pada dasarnya, kita cukup mempunyai sumber jagung di Indonesia karena sebagian besar jagung diproduksi lokal," pungkasnya.
Dia menjelaskan, harusnya jumlah tempat produksi jagung bisa mengimbangi pesatnya pertumbuhan industri pakan ternak. Sebab, mereka menggunakan jagung dalam jumlah besar sebagai bahan pokok.
"Intinya produksi jagung di Indonesia tidak memadai. Pertumbuhan pabrik pakan yang besar tak diimbangi suplai produksi jagung yang banyak," ujarnya di Jakarta, Senin (15/8/2016).
Hal ini, kata dia, membuat perusahaan mencari jalan keluar supaya tetap bisa menggunakan jagung lokal tanpa harus impor. Caranya dengan mendorong petani untuk dapat menggenjot produksi.
"Seperti petani di Sumatera, Jawa, Kalimantan tingkatkan produksi, perluas lahan enggak tapi produksi lebih besar per hektare. Kita jamin beli ke mereka. Sehingga kita masih punya suplai jagung," kata Putut.
Kendati demikian, jumlah produksi jagung saat ini sudah cukup untuk perusahaan. Meski pemerintah melarang impor kecuali dilakukan oleh Bulog.
"Contoh dengan aturan impor jagung melalui Bulog, semua industri alami hal sama. Japfa pada dasarnya, kita cukup mempunyai sumber jagung di Indonesia karena sebagian besar jagung diproduksi lokal," pungkasnya.
(izz)